Kamis, 29 Mei 2008

Islam dan Demokrasi


Sebenarnya sudah lama ingin menulis tentang Islam dan Demokrasi, lantaran ada seseorang teman diskusi di webforum.plasa.com mengatakan Islam tidak Demokrasi. Ingin sekali menepis langsung tuduhan tersebut, tetapi biarlah karena memang antara Islam dan Demokrasi bukanlah hal yang selaras, artinya adalah dua produk yang berbeda yang pasti tidak sama pas satu sama lain. Sampai akhirnya ada seorang Dosen Fisipol yang menyampaikan bahwa Demokrasi itu terdiri dari empat syarat. Kalau saya mengatakan paling sedikitnya empat syarat ini, karena menurut saya banyak syarat-syarat yang lain.

Kalau dilihat Demokrasi menurut dosen tersebut ada empat syarat yaitu:

  1. Menjamin hak-hak Individu
  2. Pemilihan umum yang bebas
  3. adanya lembaga negara yang independen saling lepas anta Legislatif, eksekutif dan Yudikatif

Kalau dilihat tiga dasar ini Islam boleh dikatakan Demokrasi.
Islam Menjamin hak-hak Individu
Hak-hak hak individu dijamin oleh Islam sebatas tidak bertentangan dengan ketentuan Islam. Islam menjamin manusia untuk hidup. Membunuh orang tanpa alasan yang dibenarkan merupakan hal yang dilerang atau diharamkan Islam. Islam diberi kebebasan berpendapat walaupun bertentangan satu sama lain selagi pendapat tersebut tidak menentang ketentuan yang diberikan Islam. Dan hak-hak yang lain.
Pemilihan umum yang bebas
Pemilihan ini adalah masalah praktis yang sudah dipraktekkan dalam pengangkatan khalifah setelah meninggalnya baginda Rasulullah s.a.w.
Lembaga negara yang Independen
Sistem politik Islam punya kriteria Musyawarah dan Mufakat yang diwujudkan dalam Majelis syuro atau kita kenal lembaga seperti MPR yang merupakan lembaga legislatif yang terpisah dari eksekutif yang dimana pada zaman rasulullah s.a.w beliau sebagai eksekutif dan sahabat nabi sebagai Majelis Syuro, lembaga Qodhi atau kehakiman yang terpisah dari lembaga majelis syuro dan kepemimpinan rasul s.a.w.

4 komentar:

  1. afwan, kalau seandainya kata-kata ana menyinggung antum..

    soal tulisan antum, yang menyatakan demokrasi ada di dalam Islam tidak tepat.. Islam memang sangat menjaga dan menghormati hak-hak individu, Islam memang punya konsep musyawarah mufakat, tapi jelas berbeda dengan demokrasi.. antum bisa baca buku Syura bukan demokrasi terbitan GIP..

    di dalam Islam pemimpin, atau presiden dipilih oleh ahlu halli wal 'aqdi, yakni orang-orang yang memang mumpuni dalam hal itu, bukan semua orang atau semua rakyat seperti demokrasi..

    contohnya begini, seorang pakar, atau Faqih dalam Islam, tentunya kalau dia memilih pemimpin, tentunya ia akan memilih pemimpin yang terbaik, dan yang benar-benar cocok.
    pada saat yang sama ada pelacur, atau penjudi, atau orang yang bodoh, milih pemimpin, tentunya beda pilihannya dengna orang faqih.. dan dalam demokrasi nilainya sama 1. kalau dalam syura, yang milih pemimpin memang orang-orang yang pakar dan shaleh, amananh. pun kalau mereka voting, hasilnya akan baik..

    BalasHapus
  2. mohon maaf : Demokrasi Sistem KUFUR!!!!!!!!: dalam MPR yang digunakan adalah undang-undang yang berasal dari akal manusia,yang punya potensi salah dan benar.bukan Qur'an dan Hadits yang berasal Zat Maha Sempurna,Dialah ALLAh SWT.jadi dalam demokrasi Hukum Allah justru dicampakkan.padahal kita musti beriman secara kaffah.mengenai kajian lengkap tentang sistem kufur,bisa dibaca buku :"Demokrasi Sistem Kufur" karya syeikh Taqiyuddin An-Nabhani yang diterbitkan oleh Hizbut Tahrir.

    BalasHapus
  3. Subhanalloh semoga berkah dan hidayah selalu terlimpah pada antum sekalian,.. Masalah Demokrasi memang ada cacatnya, ya itu tadi jika orang yang memilih tidak bodoh dan amanah. Tetapi semua itu, bodoh kan relatif, dan amanah tidak tetap sifatnya sekarang amanah besok belum tentu amanah. Saya kira tidak ada salahnya mengambil yang baik-baik dari demokrasi, dan meninggalkan atau membuang jauh-jauh yang tidak baik. Mungkin kalau disusun Demokrasi yang Islami, saya kira tidak ada masalah. Kita boleh saja mengatakan Demokrasi haram, sistem kafir, tetapi kenyataan kita sekarang ini memakai sistem tersebut, bagaimana mungkin kita setiap saat berada pada kungkungan haram? Sama seperti kita setiap saat makan daging babi! Apa Jalan keluarnya? Dapatkah muslim dibawah Demokrasi dibolehkan karena keadaan darurat? Atau dosa keharamannya dilimpahkan pada pemimpin negara? Dengan kata lain Pemimpin negaralah yang berdosa? Kita memang berada dalam sistem yang salah, tetapi jangan salah pula dalam reaksi terhadapnya.

    BalasHapus
  4. Hari ini kaum Muslimin berada dalam situasi di mana aturan-aturan kafir sedang diterapkan. Maka realitas tanah-tanah Muslim saat ini adalah sebagaimana Rasulullah Saw. di Makkah sebelum Negara Islam didirikan di Madinah. Oleh karena itu, dalam rangka bekerja untuk pendirian Negara Islam, kelompok ini perlu mengikuti contoh yang terbangun di dalam Sirah. Dalam memeriksa periode Mekkah, hingga pendirian Negara Islam di Madinah, kita melihat bahwa RasulAllah Saw. melalui beberapa tahap spesifik dan jelas dan mengerjakan beberapa aksi spesifik dalam tahap-tahap itu

    BalasHapus

Kabar dari Palestina tentang Upaya Gencatan Senjata.

Osama Hamdan: Gerakan Hamas berupaya dengan segala kekuatan dan efektivitas untuk mengakhiri perang di Gaza dan mengintensifkan upaya untuk ...