Sabtu, 09 Oktober 2010

Pasrah terhadap Kedikdayaan Allah

Hari ini aku ta'ziah di rumah duka, orang tua dari kepala sekolah, tempat saya mengajar. Dalam minggu ini sudah 2 orang yang meninggal secara berturut-turut. Sebelum orang tua kepala sekolah meninggal, hari kamis penguburan tetangga saya, yang terakhir saya bertemunya ketika saya segera bergegas kerumahnya karena tetangganya tergopoh-gopoh menuju masjid tempat saya bersama teman-teman ngobrol selesai sholat Magrib, minta tolong bahwa Pak Fahmi tetangga saya yang sudah lama sakit, sudah jatuh di kamar Mandi. Tapi untunglah Pak fahminya ketika itu selamat. Tetapi sebelas hari kemudian, pada hari rabu kemarin, Pak Fahmi dikabarkan sudah tiada. Hari Jum'at orang tua kepala sekolah pun meninggal dunia. Dikebumikan hari itu juga, di pemakaman umum dekat dari rumahnya kearah belakang.
Setelah baca Yasin sedikit, cuma sedikit karena saya datangnya terlambat, dilanjutkan dengan ucapan tahlil. Ketika ucapan tahlil, suara saya lirih, mungkin karena saya terbawa emosi, karena saya pergi meninggalkan orang tua yang sedang sakit. Atau mungkin karena saya begitu mengenal kalimat ini, bagi saya kali ini, kalimat tersebut merupakan kalimat berarti kepasrahaan terhadap ketentuan yang maha pencipta. Tiada segala urusan dan tempat bergantung kecuali hanya kepada Allah. Itulah makna kira-kira pada saat ini yang saya rasakan. Ketika orang-orang semakin khusuk dengan sebutan-sebutan atau ucapan-ucapan tahlil tanpa arti, saya malah semakin dalam memaknai kalimat tersebut. Tetesan air mata tak terasa mengalir dari mata yang terpejam, menuju kedua belah bibir yang komat-kamit, sibut menyebut Laa ilaaha illallooh,.. sementara hati merasakan kepasrahan, kepada yang maha kuasa.

Siang Tadi aku sudah diingatkan oleh temanku Zerdi bahwa kita semua akan mengalami hal yang sama seperti orang tua-orang tua kita. Bahwa kita akan tua juga tidak lama lagi. Seperti orang tua saya yang lanjut usia. Menurut dokter yang memeriksa kesehatan ibu saya, bahwa ketika usia lanjut fungsi-fungsi organ tubuh mulai menurun. Sehingga akibatnya segala macam akan terasa sakit.

Peringatan teman saya tersebut, yang mengingatkan juga pada dokter yang memeriksa ibu saya, menjadi pikiran bagi saya sampai pulang ke rumah. Mengapa fungsi organ tubuh menurun saat ketika kita sudah berusia lanjut? Jawabannya adalah regenerasi sel-sel tubuh pada usia lanjut tidak seperti anak bayi. Anak bayi sampai dia berkembang jadi dewasa, sel-sel organ tubuhnya berkembang terus. Dari satu sel menjadi dua, menjadi empat, delapan dan seterusnya. Tapi mengapa setelah usia lanjut, pertumbuhan sel jadi berhenti? Jawabannya, sementara mungkin, adalah bahwa tuhanlah yang berkendak untuk menghentian pertumbuhan sel.

Kesepakatan Gencatan Senjata Gagal

#BreakingNews I Sumber pejabat israel mengusulkan gencatan senjata selama 6 pekan di Gaza, kompensasinya dibebaskannya 40 sandera Israel. Ne...