Kamis, 24 Desember 2009

Tahun Baru Hijrah


Agak terlambat barangkali saya menulis tentang tema ini. Tahun Hijriah adalah tahun perhitungan Islam berdasarkan peredaran bulan. Tanggal satu Hijriah dihitung dari sejak Hijrahnya Rasulullah salallahi alaihi wasalam dari kota Mekah ke kota Madinah. Makna Hijrah dalam arti lahirnya adalah berpindah dari suatu tempat ke tempat lain yang dirasakan lebih baik. Hijrah dalam arti lebih luas lagi adalah berpindah dari suatu yang tidak baik ke sesuatu yang lebih baik lagi dalam segala hal. Dalam makna inilah Tahun baru Hijrah sering diperingati untuk mendapatkan moment untuk intropeksi diri setahun yang lalu dan untuk bertekad merubah diri agar tidak mengulangi kesalahan masa lalu dan berbuat yang lebih baik di masa datang ditahun yang baru.

Tahun baru Hijriah kali ini berdekatan dengan Hari Natal dan tahun baru Masehi. Yang paling sering kesalahan yang dilakukan oleh umat Islam adalah mengucapkan Selamat Natal dan Tahun Baru pada orang Nasrani. Ummat Islam cinta keselamatan, kebenaran dan keadilan. Karene cintanya orang Islam pada keselamatan dan kebenaran, maka ummat Islam membenci kesesatan. Memperingati Hari natal dan Tahun baru Masehi adalah sesat, dan kita ummat Islam tidak perlu senang apalagi mengucapkan selamat terhadap kesesatan yang mereka lakukan.

Mengapa Hari natal itu sesat? Karena agama Kristen itu sesat, jadi sesatlah segala apapun ibadah yang mereka lakukan. Orang sesat masuk neraka. Mengapa kita gembira pada orang yang akan masuk api neraka dan segala jalan yang menuju neraka? Lagi pula hari natal itu tidaklah pasti adalah hari kelahiran nabi Isa (Yesus) alaihi salam. Hal ini diakui oleh sejumlah gereja dan pemuka-pemuka kristen.

Tahun baru Islam baik diperingati karena mengingatkan kita akan perjuangan Rasulullah salallah alaihi wasalam akan perjuang menegakkan Islam. Akhirnya dengan momen tahun baru Islam ini sebagai alternatif peringatan tahun baru saya mengajak marilah kita bersama dalam tahun baru Islam ini kita jadikan sarana untuk Intropeksi diri dan evaluasi diri menuju kearang yang lebih baik lagi.

Minggu, 13 Desember 2009

Orang Islam percaya dengan Hantu?


Islam tidak menjelaskan tentang adanya hantu. Istilah hantu yang seperti yang dikenal masyarakat awam tidak ada dalam istilah atau kamus Islam. Hantu yang seperti dikenal oleh masyarakat awam adalah ruh orang yang sudah meninggal yang tidak diterima di alam nirwana, yang kemudian kembali ke bumi berwujud hantu penasaran. Dalam Istilah umum sering di pakai kata arwah, seperti arwah gentayangan. Walaupun yang di maksud dalam kata arwah ini hanya sesosok bayangan makhluk halus. Kata Arwah berasal dari bahasa arab "ruh" yang berkonotasi jamak atau banyak. Bentuk jamak dari ruh adalah arwah. Namun dalam bahasa Indonesia kata arwah dipakai walaupun dalam konotasi tunggal. Jadi kalau kita pakai kata arwah gentayangan tapi kita maksud hanya satu makhluk, atau satu hantu, maka berarti salah dalam arti kata yang sebenarnya jika diambil dari kata bahasa arab tersebut. Karena kata arwah berarti banyak ruh-ruh, kalau diartikan satu itu salah. Dalam Islam tidak ada istilah atau pengertian hantu yang berasal dari arwah orang mati atu meninggal dunia seperti diatas. Islam sama sekali tidak mengakui adanya hantu.

Islam hanya mengajarkan bahwa adanya makhluk ghaib seperti malaikat dan jin. Jadi tidak ada makhluk jadi-jadian atau makhluk yang berubah wujud. Manusia memang mempunyai ruh tetapi ruh yang ada dalam tubuh manusia itu, adalah identik dengan manusia itu setelah jasadnya tiada. Artinya ruh itu adalah manusia itu sendiri. Setelah seorang manusia meninggal dunia jasadnya mati dan ruhnya berada dialam barzah. Tidak ada manusia yang berubah jadi makhluk hantu yang menakut-nakuti manusia kembali kealam dunia. Makhluk ghaib yang ada di dunia yang menakut-nakuti manusia adalah Jin. Jin adalah makhluk ciptaan Allah yang diciptakan sendiri. Bukan perubahan dari makhluk lain. Jin adalah makhluk ghaib maksudnya tidak nyata. Ia dapat berubah wujud dengan bentuk apa saja dengan izin Allah selain wujud aslinya. Wujud aslinya juga cukup menyeramkan. Jin ini yang iseng mengganggu manusia yang jadi hantu dan dia bohong pada manusia dengan mengatakan ia adalah ruh dari sesorang yang telang meninggal. Nah hantu dalam pandangan Islam menjawab fenomena alam yang seringnya terjadi penampakan itu adalah Jin. Syetan adalah sifat jahat yang ada pada manusia maupun Jin. Hantu bukan syetan. Tetapi jin yang dirasuki sifat syetan, yang selalu menggoda manusia untuk senantiasa sesat atau keluar dari ajaran Islam yang sebenarnya.

Kabar dari Palestina tentang Upaya Gencatan Senjata.

Osama Hamdan: Gerakan Hamas berupaya dengan segala kekuatan dan efektivitas untuk mengakhiri perang di Gaza dan mengintensifkan upaya untuk ...