Tampilkan postingan dengan label Permasalahan Ummat. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Permasalahan Ummat. Tampilkan semua postingan

Rabu, 27 Desember 2023

Juru bicara Kementerian Kesehatan Dr. Ashraf Al-Qudra pada hari ke-82 (Rabu, 27 Desember 2023) agresi brutal penjajah israel di Jalur Gaza

 -

Rumah Sakit as Syifa



🔻 Pasukan penjajah israel melakukan 16 pembantaian terhadap seluruh keluarga, menyebabkan 195 orang meninggal dunia dan 325 orang luka-luka selama 24 jam terakhir.

🔻 Korban jiwa akibat agresi penjajah israel meningkat menjadi 21.110 orang dan korban luka mencapai 55.243 orang, sejak tanggal 7 Oktober lalu.

🔻 Penjajah israel meningkatkan sasarannya di sekitar Rumah Sakit Nasser, dan kami khawatir skenario yang sama seperti Rumah Sakit Asy-Syifa akan terulang kembali.

🔻 Kami menyerukan kepada lembaga-lembaga internasional untuk mengambil langkah-langkah yang efektif dan mendesak untuk memastikan perlindungan Rumah Sakit Nasser, stafnya, korban luka, orang sakit, dan ribuan pengungsi di sana.

🔻 Kami menyerukan kepada semua lembaga internasional untuk melakukan intervensi segera untuk memulai kembali Rumah Sakit Asy-Syifa.

🔻 Kementerian Kesehatan menerima delegasi medis melalui Yayasan Rahmah di seluruh dunia di Amerika untuk mendukung tim medis selama agresi brutal tersebut.

🔻 Kedatangan tim medis khusus bekerjasama dengan lembaga kesehatan internasional untuk bekerja di Rumah Sakit Suhada Al-Aqsha, Rumah Sakit Nasser, dan Rumah Sakit Eropa Gaza.

🔻 Kementerian Kesehatan mulai mengoperasikan rumah sakit lapangan Indonesia yang berafiliasi dengan Kementerian di Rafah, bekerja sama dengan Doctors Without Borders - Perancis, untuk menindaklanjuti para korban luka yang dievakuasi dari rumah-rumah sakit guna mengurangi beban mereka.

Sumber: Kementerian Kesehatan Palestina di Jalur Gaza

___

Simak terus kabar Palestina terkini di channel Telegram:

🇵🇸 Halopalestina
✅ Join Channel: https://t.me/halopalestinacom

Senin, 02 November 2015

Jomblo

Jomlo atau bujangan bukanlah hal yang tabu, atau pantangan, apalagi buru-buru sebelum waktunya. Banyak anak-anak usia remaja yang cepat berpacaran dan cepat mendapatkan teman lawan jenisnya. Kondisi ini membuat orang yang belum mendapat pasangan menjadi merasa berkecil hati. Sebaiknya tidak perlu berkecil hati karena jodoh di tangan Tuhan. Apalagi masih muda belia dan remaja, karena masa menjelang dewasa masih panjang, belum perlu memikirkan pasangan hidup dulu. Berpacaran hanya menghabiskan waktu, tenaga, dan biaya. Berpikiran masa muda adalah masa yang digunakan untuk bersenang-senang dengan kawan lawan jenis adalah keliru. Bersenang-senang boleh saja, tetapi dak mesti dengan lawan jenis kaan?

Bagi yang sudah berusia tidak remaja lagi, tetapi belum mendapatkan pasangan hidup dambaan hati, mungkin ada yang salah pada diri yang perlu diperbaiki. Bagi laki-laki soal belum mendapat pasangan ketika usia sudah berlanjut pada masa yang seharusnya berpasangan, tidak begitu memikirkan. Tetapi lain dengan perempuan ketika belum mendapatkan pasangan, pikiran dan tekanan semakin bertambah berat. Karena wanita ada masa monopose, masa dimana tidak dapat lagi menghasilkan keturunan yang sangat didambakan oleh setiap wanita. Bagi laki-laki pada masa usia ini tetapi belum memikirkan pasangan hidup, itu keliru, seharusnya laki-laki harus mulai introspeksi diri dimana letak kesalahannya, kecuali memang tidak mau berpasangan atau berumah tangga.

Hidup membujang bukanlah hal yang terlarang, hanya saja seperti sabda rasul dalam hadis tentang perceraian bahwa kebaikannya jauh lebih banyak berdua dari pada sendiri. Lagi pula hidup sendiri akan tergoda dengan aurat perempuan dan melakukan perbuatan dosa. Bukan artinya setelah berumah tangga terhindar dari godaan tersebut, tetapi lebih tersalurkan hasrat biologis tersebut dengan cara yang dihalalkan Allah swt. Seandainya sendiri adalah sesuatu yang boleh-boleh saja dan tidak lebih baik berpasangan tentu Allah menciptakan manusia satu jenis saja. Tetapi Allah seolah-olah telah mengharuskan hidup berpasangan dengan diciptakannya manusia sepasang yaitu laki-laki dan perempuan.

Laki-laki mempunyai fisik dan karakter yang berbeda dengan perempuan. Jika ada yang menganggapnya sama, itu anggapan yang keliru. Perempuan tertarik pada laki-laki bukan karena fisiknya yang ganteng, itu urutan no ke sekian, tetapi, inilah yang harus disadari laki-laki yang menjomlo yang ingin mencari pasangan hidup, perempuan tertarik pada laki-laki dengan melihat sejauh mana hubungan sosial yang terjalin, dan bagaimana pasangan memperlakukannya dengan baik. Bukan dengan memberikannya semua apa yang diinginkannya, terdiri dari harta, emas, intan berlian, atau uang, kendaraan, dan rumah mewah, bukan, bukan itu yang menjadi penilaiannhya.

Kalau itu yang dilakukan laki-laki, dengan memanjakannya, membawanya jalan-jalan ketempat wisata, memberikanya uang, berbelanja barang-barang di Mall untuk keperluanya, dan tidak lupa mengucapkan selamat ketika ulang tahunnya dan selalu memberikannya hadiah. Laki-laki yang pacaran dengan wanita dambaannya melakukan ini semua, maka laki-laki terperangkap dengan jebakan wanita, yang mengambil manfaat ketika situasi dan kondisi yang menguntungkan, tetapi apakah wanita akan menjatuhkan pilihannya pada laki-laki pasangan (pacarnya) yang berbuat demikian? Belum tentu! Bahkan kebanyakan wanita akan segera meninggalkannya, jika situasi dan kondisi berubah seratus delapan puluh derajat. (Mh mh mh, kasian deh laki-laki yang begitu!).
Lantas bagaimana? Kembali kepada aturan agama! Apakah Islam membolehkan (membenarkan) pacaran? Tidak! Pacaran salah satu perbuatan yang mendekati zina! Allah melarang perbuatan yang mendekati zina.

Laki-laki sebagai pemimpin, pengayom bagi wanita, maka segala keputusan berada pada pihak laki-laki. Oleh karena itu laki-lakilah yang memilih bukan dipilih. Laki-lakilah yang menentukan bukan ditentukan, hal ini perlu diketahui oleh setiap laki-laki. Inilah kodrat seorang wanita, dia itu dipimpin, bukan memimpin. Wanita itu takut menjadi pemimpin, karena itu (kepemimpinan) kodratnya seorang laki-laki. Laki-laki harus tahu tentang hal ini. Kalau pun ia (perempuan) diposisikan sebagai pemimpin maka sebenarnya bukanlah ia pemimpin, tetapi keputusan diserahkan kepada laki-laki yang ia percaya disekitarnya. Itulah sebabnya saya lebih menekankan kepada laki-laki untuk introspeksi diri mengapa ketika telah sampai usia menikah, belum mendapatkan pasangan hidup. Laki-lakilah yang ragu-ragu untuk berumah tangga, laki-lakilah yang belum siap untuk berumah tangga.

Laki-laki harus berubah jika ingin mendapatkan pasangan. Peganglah tongkat kepemimpinan itu, jangan takut dan ragu. Saya dulu sama seperti laki-laki pada umumnya, hanya bersenang-senang sesama kawan-kawan laki-laki, malam minggu kami ngumpul bersama para jomblo, istilah sekarang bagi orang yang tidak punya pacar. Ngumpul di kafe, pesan makanan dan minuman, bercengkrama sebentar terus pulang, biasanya bercengkrama alias ngobrol disalah satu rumah teman tempat ngumpul kemudian baru secara bersama-sama ke kafe atau warung tempat ngumpul yang disepakati. Atau mungkin setelah ngobrol di salah satu rumah teman, kemudian salah seorang pesan makan dibungkus makan bersama disalah satu rumah teman.

Tetapi itu semua masa lalu, setelah berumah tangga jalan lebih banyak bersama keluarga. Setelah saya introspeksi diri yang cukup memakan waktu lama lebih kurang satu tahun. Bahkan mungkin lebih. Saya mempelajari sumber belajar bagaimana mendapatkan pasangan hidup, mempelajari sifat dan kodrat wanita, akhirnya saya berumah tangga.

Laki-laki bersifat pemimpin, inilah yang diharapkan wanita agar suaminya dapat menjadi imam di rumahnya. Sifat kepemimpinan laki-laki tidak tampak ketika laki-laki tersebut tidak dominan, lebih suka dipimpin dari pada memimpin, tidak punya inisiatif untuk inovasi baru, Sehingga mempunyai citra yang negatif bagi wanita, yang tentunya sedikit wanita yang menaruh hati pada pria yang bertipe demikian.

Kamis, 09 Februari 2012

Berpikir Strategis Dalam Memenangkan Persaingan

Tulisan ini hanya pemikiran saja, mungkin akan menatap jelas Islam ke depan. Tulisan ini cukup panjang, mungkin untuk membaca semuanya anda perlu waktu santai kira-kira sepuluh menit. Memang saya melihat mungkin ada salah kaprah dalam berpikir kita sekarang. Lihat saja kita selalu saja kalah dari agama lain, padahal agama kita yang kita anggap benar, dan tidak ada yang agama yang benar selain Islam, kita harus meyakini itu, mungkin karena benar itu kita jadi kalah. Kawan saya dulu pernah bertanya: "Mengapa ya, Islam ini selalu memencilkan diri, bikin pondok pesantren di hutan-hutan, di desa terpencil, jauh dari lingkungan modren dan kemajuan zaman?" Saya jawab sementara waktu itu: " itu karena ingin memelihara anak pesantren dari pengaruh-pengaruh negatif perkotaan, seperti pornografi, miras, dan pergaulan yang tidak baik." Jawab saya seadanya itu menjadi buah pikiran sekarang, karena ada yang saya dengar pondok pesantren sampai mengharamkan santri untuk baca koran dan dengarkan radio, apalagi televisi, sedangkan radio saja tidak boleh, apalagi internet. Tapi kan itu menghambat kemajuan zaman namanya, seorang santri yang terkungkung dengan lingkungan pesantren yang di hutan, putus dari informasi yang ada diluar. Akhirnya ummat Islamkan jadi bodoh sendiri, tidak berkembang, gaptek, dan kalah bersaing dengan agama lain.

Kita harus merubah cara pikir kita untuk memajukan agama kita. Kita harus berpikir bagaimana bisa memenangkan persaingan. Tidak dengan menghalalkan segala cara, tetapi dengan taktik dan strategi. Itulah yang dimaksudkan dengan berpikir strategis tersebut. Berpikir bagaimana cara memenangkan persaingan, memenangkan pertarungan, dengan taktik dan merebut posisi strategis atau menggunakan posisi strategis yang ada sekarang. Kita tidak bisa hanya berkutat pada pondok-pondok yang jauh terpencil, yang berpakaian Islam, pakai kain sarung, dan berkupiah putih haji, kerjanya hanya minta-minta dan zikir di surau? sementara objek sasaran dakwah justru ada di kota. Seorang Fakih, gelarnya saja, meminta-minta sedekah keliling kampung untuk memenuhi kehidupannya, sementara pekerjaannya hanya melakukan iktikaf suluk, selain meminta-minta. Apa imej yang didapat oleh orang ketika seorang kebetulan memperhatikan hal tersebut?

Pada zaman sekarang ini penuh persaingan. Jika kita tidak mempersiapkan diri kita dengan cara berpikir strategis, maka, kita tidak akan mengerti yang mana kawan dan yang mana lawan. Secara tidak kita sadari banyak kesempatan dan hak-hak kita diambil orang yang sedikit tidak peduli pada aturan-aturan Allah. Sedangkan aturan Allah saja dia langgar apalagi aturan manusia. Orang-orang yang selalu melanggar aturan, itu adalah musuh, sekarang mungkin dia teman, di lain kesempatan, bisa jadi kitalah sasaran kejahatannya.

Perperangan untuk memenangkan persaingan, itulah intinya. Berpikir strategis bukan berperang dalam arti sebenarnya. Hanya untuk mendapatkan posisi dan pencitraan diri yang lebih baik lagi. Seandainya kita menjadikan pencitraan diri, merendah, low profile, dan menunjukkan level dibawah standar, maka "musuh-musuh" (dalam tanda petik) "musuh-musuh kita" akan berani melawan, paling tidak coba-coba melawan, kita.

Jika kita tidak berpikir demikian, kita akan senantiasa dalam keadaan tidak siap tempur, dan selalu mendapatkan posisi-posisi yang lemah dan mudah dikalahkan karena posisi-posisi strategis sudah direbut oleh orang-orang yang berpikir strategis tapi keimanan dan kecintaanya pada Islam kurang atau tidak ada. Tampuk kekuasaan, Kendali kepemimpinan, dan posisi strategis harus dipegang oleh orang beriman.

Pada Era Global sekarang ini, perang dalam arti sesungguhnya, tidak sering terjadi, kalaupun ada selalu berselubung dengan :" Demi menjaga keamanan", " Memerangi Terorisme" ," Membersihkan senjata pemusnah massal", dan sebagainya. Perang sesungguhnya yang terjadi adalah "Perang Pemikiran", "Perang Propaganda", "Perang Merusak Moral Bangsa", "Perang Rebutan Pengaruh", "Brain Drain", "Perang Publik Opini", "Perang persaingan ekonomi", "Perebutan wilayah pasar dan produk dagang" dan banyak lagi yang lainnya. Perang seperti inilah yang sering terjadi pada zaman sekarang ini.

Tapi bukan berarti kita harus perang sesungguhnya, karena perang sesungguhnya kurang mendapat dukungan, karena banyak menanggung korban dan biaya perang yang tidak sedikit. Apalagi propaganda negara-negara adi daya, selalu saja, membuat peperangan dengan mengangkat senjata adalah tidak berperikemanusiaan, kejam, melanggar hak-hak azasi manusia, tidak suka berdamai, padahal merekalah pembuat perang, dan melanggar hak azasi manusia dengan berbagai dalih dan alasan, yang tidak dapat kita mengerti dan terbukti kebenarannya. Seandainya perang fisik pun terjadi, kita pun harus siap untuk itu, karena disitulah posisi strategisnya, kekuatan militer kita juga harus tidak lemah.

Low profile, merendah pada orang lain, lemah lembut, adalah sikap yang baik, dan bagus diamalkan menjadi kebiasaan sehari-hari. Tetapi jangan sampai sikap merendah itu menjadikan kita benar-benar jadi rendah diri, atau menunjukkan sikap yang menilai diri kita benar-benar rendah dibandingkan dengan orang lain. Cukuplah sikap-sikap positif itu menjadi profile (tampilan depan) kita saja. Tidak menjadi sikap yang benar-benar memposisikan diri kita berada dibawah.

Mengapa kita harus mengalah dengan orang lain? Sikap mengalah, tenggang rasa, adalah sikap-sikap positif yang diajarkan pada kita saat penataran Pancasila. Tetapi tidak seharusnya sikap itu lantas kita terapkan pada setiap orang tanpa pandang bulu. Karena setiap orang, tidak semua bersikap baik dan positif atas kemajuan diri kita. Jika orang yang tidak baik, kita tidak perlu bersikap baik kepadanya. Ada orang (mungkin orang) baik, niatnya tidak untuk memusuhi atau menyerang kita, tapi prilakunya hanya menghambat perkembangan dan beban saja bagi kita, orang ini patut tidak kita dukung. Saya bertemu orang yang seperti itu, sulit mengungkapkan bagaimana kejahatannya yang kelihatan wajar, tetapi sebenarnya merugikan dan sudah sistemik berada dilingkungan kita. Orang-orang ini pandai berselubung sebagai teman, rekan kerja dan sebagainya, tetapi dia jauh dari itu, memanfaatkan yang lemah, minta dukungan dan pengakuan palsu, sarjana palsu yang dapat tunjangan dari pemerintah, status pegawai tetapi tidak pernah bekerja sesuai jabatannya, orang-orang seperti ini harus diwaspadai, yang mungkin dia akan memanfaatkan kita untuk kepentingannya pribadi. Orang seperti ini wajib tidak boleh mengalah demi kepentingan pribadinya. Hanya menjadi beban saja nantinya. Jika kita harus dibebani dengan orang-orang diatas kita akan lambat berkembang dan selalu saja pada posisi lemah dan dimanfaatkan orang. Kita tidak akan pernah mendapatkan posisi strategis.

Ketika saya dengan kendaraan dengan sepeda motor tua, saya lambat terjebak di jalur sebelah kiri. Karena saya hendak belok ke kanan, tentunya akan memotong jalur-jalur cepat di sebelah kanan, dan baru ketemu jalur kedua dan di seberangnya baru bertemu simpang yang hendak saya tuju. Saya berhenti dengan posisi kendaraan agak serong ke kanan karena akan menyeberang. Saya lama juga menunggu Trans Metro lewat, dan ada beberapa kendaraan pribadi Pajero dan Fortuner lewat. Begitu kendaraan tersebut lewat, dan jalan kelihatan sepi, saya mulai memajukan kendaraan saya bermaksud hendak menyebrang. Saya kaget ketika seseorang melewati di depan hidung kendaraan saya, sambil membentak saya. Saya tidak melihatnya karena dia datang dari arah yang berlawanan. Tentu saja saya jadi balas membentak memarahinya dan tambah mengomel-ngomel. Orang yang saya omeli kelihatan lebih tua dari saya, tetapi dia dengan santainya mendengar ocehan saya seperti tanpa dosa. Jelas, jelas-jelas dia yang salah, karena datang dari arah depan saya, jelas melawan arus. Kalau ditinjau dari posisi dia, berarti dia berjalan di sebelah kanan jalan. Posisi orang tersebut jelas salah, tapi mengapa dia begitu beraninya membentak saya? Saya berpikir jawaban yang pasti adalah satu, yaitu saya memakai kendaraan tua, yang sedikit kelihatan lebih jelek dari yang dia pakai. Dan memakai jaket rombeng, yang menimbulkan imej bahwa level penghidupan saya adalah kelas bawah. Makanya dengan sepelenya dia membentak saya. Coba seandainya saya memakai mobil Fortuner atau Pajero, dengan posisi pada sepeda motor saya tadi, mungkin orang tersebut, akan berpikir untuk menyalip di depan mobil saya, jangankan mau membentak, mendekat saja tidak berani. Dari kejadian ini, dapat saya tarik pelajaran, posisi strategis, imej yang kuat, membuat orang tidak berani macam-macam kepada kita. Posisi yang lemah, gambaran (imej) yang lemah, membuat orang tergiur untuk menjatuhkan kita pada yang lebih rendah lagi. Tidak peduli kita pada posisi yang benar atau tidak. Zaman seperti sekarang ini, bagi orang seperti orang yang membentak saya tadi, berlaku hukum rimba: "Yang lemah siap jadi santapan yang kuat."

Sejak kejadian itu, dan rentetan kejadian-kejadian sebelumnya, mengertilah saya, mengapa saya selalu saja disepelekan orang. Karena bagi mereka berlaku hukum rimba tersebut. Kalau kita mau aman, kita harus merebut posisi strategis. Kalau tidak ancaman selalu saja mengintai, dan senantiasa akan selalu menjadi bulan-bulanan orang lain. Jangan salahkan orang tersebut, karena orang tersebut memang pasti salah. Seolah-olah kita berada dalam hutan rimba yang dipenuhi dengan binatang buas. Hanya kitanya lagi yang perlu meningkatkan keamanan kita dengan meraih posisi strategis dan aman.

Kita yang salah selama ini, jika kita selalu saja menciptakan sikap, dan imej rendah, murahan, sepele dan sebagainya. Yang meminta-minta dijalan memakai pakaian muslim, berpeci dan berkain sarung, ditambah lagi membaca ayat-ayat Quran dijalan. Apa Imej yang di dapat? Islam itu miskin, sepele dan sebagainya. Membuat surau-surau di dekat hutan yang sepi, dan menyendiri disana, sekali keluar dengan jubah lusuh dan jenggot yang sangat panjang. Rambut gondrong dan tasbih yang besar. Begitukah Islam? Apa imej yang di dapat? Silahkan simpulkan gambaran sendiri. Atau seperti orang mengaji di dalam Pesantren yang terpencil, dengan kiyai yang sangat disegani. Mengkaji Islam dengan kitab kuning, kelihatan kitab itu lusuh dan lama sekali umurnya. Kiyai menekankan untuk selalu mengikuti sunnah-sunnah nabi saw. Tamat dari pesantren itu, didapatinya bahwa banyak sekali perbuatan orang umum yang menyalahi ajaran yang selama ini didapat di pesantren. Sehingga dia mulai banyak tidak di sukai masyarakat karena selalu saja menganggap bid'ah tradisi yang ada di masyarakat, seperti menabur bunga di pusara, kenduri menujuh hari, Yasinan. Dia mengemukakan fatwa segala yang tidak diperbuat di zaman nabi adalah bid'ah, menonton tv haram, facebook haram. Apa imej yang di dapat? Islam tidak bermasyarakat dan anti pada kemajuan zaman.

Contoh-contoh diatas adalah menjadikan kita berada di posisi dilecehkan orang, atau pada posisi tidak strategis. Berakhlak mulia menjadikan kita pada posisi yang strategis, disegani, disenangi orang, dianggap orang baik dan sebagainya. Tetapi jadi tidak posisi strategis ketika dianggap orang sebagai orang yang terlalu baik dan gampang diajak kompromi. Tidak jelas lagi batas perbuatan baiknya. Tidak punya prinsip yang tegas dan lain sebagainya. Ibarat pepatah, berbuat baik berpada-pada berbuat jahat jangan sekali-kali dilakukan. Berbuat baik, berakhlak mulia, adalah perintah Allah swt, dan sunnah nabi saw. Tetapi berbuat baik pada orang yang tidak tepat, adalah dilarang Allah swt.
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلا تَعَاوَنُوا عَلَى الإثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.(QS Al Maidah:2)
Ayat diatas jelas melarang kita bertolong menolong dalam berbuat kejahatan. Walau kita tidak tahu, bahwa niat baik kita akan di selewengkan, atau kita memang berniat baik dalam menolong, tetapi perbuatan baik itu ternyata mempunyai andil dalam kejahatan orang tersebut, maka, kita terkena dosa dalam perbuatan kejahatan tersebut.

Meningkatkan kwalitas hidup, tampilan, adalah kuncinya, untuk meraih posisi strategis. Jangan apatis, terima apa adanya. Karena tuhan menciptakan manusia, supaya berusaha, dan berjuang, dan diketahui oleh tuhan siapa yang paling baik amalannya.
تَبَٰرَكَ ٱلَّذِى بِيَدِهِ ٱلْمُلْكُ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍۢ قَدِيرٌ,ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلْمَوْتَ وَٱلْحَيَوٰةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ
Maha Suci Allah Yang di tangan-Nya lah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.(QS Mulk: 1-2)
Allah menyuruh kita berjuang. Seandainya Allah tidak menyuruh kita untuk berjuang, tentu diciptakanya kehidupan dengan dengan penuh fasilitas, tanpa harus diusahakan. Seandainya tuhan tidak menyuruk kita berjuang, tentu tidak diciptakannya orang jahat dan musuh, yang menjadi penghalang orang-orang yang menegakkan kebenaran dan berada dijalan kebaikan. Bahkan Allah swt telah mengingatkan kita tentang adanya musuh yang nyata bagi kita yaitu syaitan yang senantiasa membujuk manusia, dengan langkah dan strateginya pula.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱدْخُلُوا۟ فِى ٱلسِّلْمِ كَآفَّةًۭ وَلَا تَتَّبِعُوا۟ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيْطَٰنِ ۚ إِنَّهُۥ لَكُمْ عَدُوٌّۭ مُّبِينٌۭ
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu.(QS Al Baqarah : 208)
Dan juga orang-orang kafir yang menjadi pengikut syaitan, mengikuti langkah-langkah syaitan, dia termasuh golongan syaitan, walaupun dia memasuki agama yang bernama Yahudi, atau Nasrani, dia tetap musuh abadi. Yang harus diperjuangkan melawannya.
وَلَن تَرْضَىٰ عَنكَ ٱلْيَهُودُ وَلَا ٱلنَّصَٰرَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ ۗ
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. (QS Al Baqarah : 120)

Orang Kafir dari agama Yahudi dan Nasrani, akan senantiasa menjadi ancaman bagi kita, kecuali kita masuk agama mereka. Orang-orang kafir adalah engkar kepada Allah. Dan siapa saja yang engkar pada Allah dia adalah musuh Allah dan berada pada kelompok musuh Allah. Hizbu Sayitan (Kelompok pembela Syaitan).
ٱسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ ٱلشَّيْطَٰنُ فَأَنسَىٰهُمْ ذِكْرَ ٱللَّهِ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ حِزْبُ ٱلشَّيْطَٰنِ ۚ أَلَآ إِنَّ حِزْبَ ٱلشَّيْطَٰنِ هُمُ ٱلْخَٰسِرُونَ
Syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah golongan setan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan setan itulah golongan yang merugi.(QS Mujadilah : 19)
Dan siapa saja yang berada dalam ketaatan pada Allah swt dia adalah Hizbullah, kelompok Pembela Allah
لَّا تَجِدُ قَوْمًۭا يُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ يُوَآدُّونَ مَنْ حَآدَّ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ وَلَوْ كَانُوٓا۟ ءَابَآءَهُمْ أَوْ أَبْنَآءَهُمْ أَوْ إِخْوَٰنَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ كَتَبَ فِى قُلُوبِهِمُ ٱلْإِيمَٰنَ وَأَيَّدَهُم بِرُوحٍۢ مِّنْهُ ۖ وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّٰتٍۢ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَا ۚ رَضِىَ ٱللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا۟ عَنْهُ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ حِزْبُ ٱللَّهِ ۚ أَلَآ إِنَّ حِزْبَ ٱللَّهِ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ
Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara atau pun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukkan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah rida terhadap mereka dan mereka pun merasa puas terhadap (limpahan rahmat) Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan Allah itulah golongan yang beruntung.(QS Mujadilah : 22)

Oleh sebab itu, berperang, atau bersiap-siap untuk perang adalah sangat disarankan bagi setiap muslim. Dan bagi orang Kafir yang memusuhi Islam kita selalu siap siaga untuk berperang melawannya.
وَقَٰتِلُوهُمْ حَتَّىٰ لَا تَكُونَ فِتْنَةٌۭ وَيَكُونَ ٱلدِّينُ لِلَّهِ ۖ فَإِنِ ٱنتَهَوْا۟ فَلَا عُدْوَٰنَ إِلَّا عَلَى ٱلظَّٰلِمِينَ
Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang lalim.(QS Al Baqarh : 193)
Allah memerintahkan kita untuk memerangi orang-orang yang memusuhi Islam. Dapat dijadikan petunjuk bahwa Islam, memerintahkan kita untuk berpikir strategis kedepan.

Islam memberi contoh, untuk menggunakan strategi dalam peperangan.
  1. Ketika perang Uhud, di masa Rasulullah, pasukan pemanah, ditempatkan dibukit Uhud, dan dipesankan kepada mereka untuk tidak meninggalkan bukit Uhud, sampai ada komando untuk turun. Seandainya strategi tidak dipakai dalam Islam, tentunya umat Islam tidak perlu menempatkan pasukan panah di bukit Uhud.
  2. Ketika Perang Khndak, para sahabat bersusah payah menggali parit untuk pertahanan kota Madinah. Sampai perang usai, parit tersebut sangat berfungsi menahan pasukan kafir Qurays menyerang kota Madinah, sampai perbekalan mereka habis. Seandainya tidak perlu strategi, tentunya perang itu tidak perlu membangun parit untuk peperangan, dan kemungkinan kalah pada perang tersebut besar.
  3. Pada perang Badar begitu pula, Rasulullah membuat pentas yang tinggi agar dapat dengan mudah memberikan komando penyerangan. Dan dengan berpikir strategis pula, Rasul meguasai sumur-sumur badar, agar musuh-musuh yang hendak menyerangnya, tidak dapat menggunakannya dan akan kehausan.
  4. Mengapa ketika Rasul Hijrah, tidak langsung menuju Madinah, melainkan bersembunyi dulu di gua syur? Ini adalah strategi rasulullah dalam mengelabui pengejaran.
  5. Mengapa ketika rasulullah berjalan Hijrah menuju Madinah, mereka mengambil jalan lain yang tidak biasa dilalui orang? Tentunya sekali lagi, Islam memberikan contoh dan teladan, untuk menggunakan strategi yang baik dalam berusaha memenangkan pertentangan.
Karena diatas dunia ini, orang Islam yang mukminlah yang berhak menjadi pemimpin(QS 28:5), dan Kalifah yang dipercaya memelihara alam semesta titipan tuhan (QS 2:30). Dan semua perbendaharaan langit dan bumi adalah diwariskan untuk umat Islam yang beriman. Oleh sebab itu, Orang Islam yang berimanlah yang seharusnya memimpin, dan yang berhak memimpin dunia, dan posisi itu seharusnya direbut kembali dari orang-orang kafir yang menguasai dunia.

Kalau seandainya yang memimpin dunia adalah orang Kafir, maka, tentunya akan sewenang-wenang saja dia di muka bumi, tanpa rasa bersalah, dia akan membuat kerusakan, karena tidak ada pedoman, batas yang tegas, yang mana yang dibolehkan dan mana yang tidak boleh dilakukan. Jika orang kafir yang berkuasa di dunia ini, maka, kepentinganlah yang menjadi tuhan-tuhan mereka selain Allah. Seperti Amerika serikat, penyerangannya ke Afghanistan adalah kepentingan ekonomi semata, yang berdalih memerangi Terorisme.

Kesimpulan
Kita harus merubah cara berpikir kita, yang senantiasa mengalah, membiarkan dizalimi, lemah, pasrah, menyerahkan urusannya hanya kepada Allah, sikap mengalah, tawakkal yang benar, itu bagus tetapi tidak meninggalkan berpikir bagaimana agama kita agar menang, dalam posisi yang disegani, dan terpandang; itulah yang dimaksudkan dengan berpikir strategis.

Minggu, 31 Juli 2011

Ketika Nikmat Menjadi Bencana

Nikmat adalah suatu anugrah tuhan yang tiada terkira. Bagaimana hidup dunia jika tidak diberikan kenikmatan oleh tuhan. Tentulah kehidupan dunia tidak lagi nyaman, melainkan penuh penderitaan dan kepedihan.

Tetapi Allah menciptakan kenikmatan di dunia, tetapi juga di ciptakannya penderitaan, sebagai penyeimbang dari kenikmatan tersebut. Nikmat akan terasa nikmat apabila telah mengalami penderitaan. Bagaimana jika kehidupan ini hanya nikmat saja tanpa penderitaan? Jangan dikira enak! Kenapa? Karena nikmat, nyaman, menjadi suatu hal yang biasa, dan rutin saja, bukanlah menjadi suatu kenikmatan, malah akan timbul kebosanan. Orang akan lupa bahwa kenimatan itu adalah nikmat. Orang akan sadar atas betapa pentingnya nikmat kesehatan yang telah ia miliki, apabila ia telah merasakan sakit. Ketika sakit, betapa terhalangnya segala macam perbuatan. Orang yang sakit, ia akan berkata "seandainya aku sehat". Tetapi bagi orang yang sehat tidak pernah ia teringat seandainya ia tidak sehat ia tidak dapat berbuat seperti biasa yang ia lakukan. Itulah sebabnya Allah ciptakan di dunia ini seimbang, ada sehat ada sakit, ada kaya ada miskin, ada enak ada derita, ada nikmat ada juga Bencana.
ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ

kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).
(QS: ayat)

Kenikmatan akan berubah menjadi bencana ketika kenikmatan tersebut diperturutkan. Menikmati kenikmatan juga ada seninya. Kenikmatan tersebut ada batasnya. Jangan terlalu diperturutkan. Karenakan akan dapat merusakkan. Rusak bukan saja nikmatnya jadi rusak, tetapi orang penikmatpun menjadi rusak. Nonton Televisi itu nikmat, tetapi menonton TV saja terus-menerus, tidak lagi nikmat. Mata butuh istirahat, badan butuh makan dan Istirahat, begitu juga Otak yang dapat lelah. Menonton Televisi dalam waktu yang lama akan menimbulkan ketegangan-ketegangan syaraf yang seharusnya butuh istirahat.

Begitu pula kenikmatan yang lainnya. Vidio Game, adalah contoh yang lebih parah lagi. Main Game Komputer atau Vidio Game selama 3 hari 3 malam tanpa tidur bisa mati ditempat.

Begitulah Allah ajarkan kepada kita untuk membatasi atas nikmat yang telah diberikan kepada kita jangan terlalau dipakai secara berlebihan. Karena akan dapat menimbulkan bencana, kerusakan. Agama Islam mengajarkan kepada kita, agar tidak memperturutkan hawa nafsu. Di bulan suci Ramadhan kita dilatih untuk hidup seimbang, wajar, dan manusiawi. Itulah Allah katakan bahwa Quran itu adalah petunjuk bagi manusia, agar manusia menjadi manusia, bukan robot.
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ

(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil).
(QS: ayat)

Hidup seimbang, ada bekerja yang bermanfaat bagi kehidupan, ada hubungan vertikal dengan tuhan, melalui sholat, ada hubungan horizontal, sosial, ketika bertemu tetangga di masjid sholat berjamaah, Dalam sholatpun manusia rileks, semua ketegangan saraf-sarafnya mengendur, dan peredaran darahnya lancar. Ketika sujud adalah mengalirkan darah ke otak sekaligus memberikan Oksigen yang cukup bagi otak.
أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَى عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَى سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَى بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَنْ يَهْدِيهِ مِنْ بَعْدِ اللَّهِ أَفَلا تَذَكَّرُونَ

Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?
(QS: Al Jatsiyah ayat 23)

وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى

Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta".
(QS: Thoha ayat 124)

Ketika orang lupa pada tuhan, menikmati kenikmatan secara berlebihan, memperturutkan hawa nafsu, bahkan menjadikan hawa nafsu sebagai tuhan. Maka manusia tidak lagi manusia. Manusianya sudah mati, yang ada hanya mayat-mayat yang berjalan, bagaikan robot-robot yang hidup tanpa ruh.

Demikianlah Allah sebenarnya mengajarkan seimbang dalam hidup kita, antar hubungan dengan tuhan dan hubungan dengan manusia, antara bekerja mencari rizki dengan menikmati hidup yang menyehatkan. Allah memberi petunjuk bagi manusia agar manusia menjadi manusia, bukan hewan, bukan robot, dan bukan mayat hidup. Allahu a'lam.

Rabu, 01 Juni 2011

Jahiliyah Modern

Orang-orang jika disebut kata jahiliyah, bayangan pikirannya pada masa dahulu dengan orang-orang bodoh dan payah. Orang-orang yang tidak mengerti aturan dan jauh dari pada peradaban. Dari segi bahasa kata Jahiliyah tidak dikenal dalam bahasa Arab pra Islam dahulu. Mereka memakai kata Jahl tapi bukan Jahiliyah. Kata Jahiliyah adalah istilah yang ada dalam al-Qur'an, untuk menyatakan orang-orang yang tidak mau membuka diri atas kebenaran Islam. Mereka yang masih mau menerima dan melakukan hal jahl (bodoh), walaupun bukti kebenaran dan ilmu pengetahuan (petunjuk) dari al-Qur'an telah datang pada mereka.

Jadi persepsi jahiliyah adalah identik orang-orang bodoh, preman-preman yang tidak mau mengindahkan aturan di masyarakat, tukang pelaku maksiat, adalah ternyata salah sama sekali. Makna Jahiliyah menurut al-Qur'an bukan orang-orang yang bodoh sama sekali. Orang-orang Jahiliyah, sebenarnya juga orang-orang yang pandai dalam membuat sesuatu. Umat Nabi Shaleh as adalah orang-orang yang ahli dalam membuat seni patung. Berbagai patung telah mereka buat, dan kota tersebut adalah penghasil patung-patung batu yang dijual keluar kota, dan banyak yang memesan patung batu untuk keindahan kota dan berhala mereka berasal dari kota nabi Shaleh ini.

Begitu pula umat nabi Hud as. Adalah umat yang telah berhasil membuat kota yang indah yang dikelilingi bangunan tinggi menjulang, yang tampak bagaikan menara-menara. Tetapi mereka disebut masih jahiliyah karena tidak mau mengerti hakikat ketuhanan, dan masih mau menyembah berhala-berhala yang berupa patung-patung batu itu.

Defenisi Jahiliyah
  1. Jahiliyah orang yang tidak beriman pada rasul saw walaupun sudah jelas bukti kebenaran, dan kepercayaannya sifatnya.
    Dalam Al-Qur'an dijelaskan:
    وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الأولَى وَأَقِمْنَ الصَّلاةَ وآتِينَ الزَّكَاةَ وَأَطِعْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ
    dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya.(QS Al Ahzab ayat 33)

    Makna ayat ini untuk membedakan orang-orang mukminah yang telah beriman dengan orang-orang-orang Arab kebanyakan, jadi yang membedakan antara orang Jahiliyah dengan tidak, adalah faktor keimanan dan ketaatan kepada Allah taala.

  2. Orang-orang Jahiliyah adalah orang-orang yang tidak tenang, dan kafir karena kesombongannya.
    إِذْ جَعَلَ الَّذِينَ كَفَرُوا فِي قُلُوبِهِمُ الْحَمِيَّةَ حَمِيَّةَ الْجَاهِلِيَّةِ فَأَنْزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ عَلَى رَسُولِهِ وَعَلَى الْمُؤْمِنِينَ وَأَلْزَمَهُمْ كَلِمَةَ التَّقْوَى وَكَانُوا أَحَقَّ بِهَا وَأَهْلَهَا وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا
    Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya tentang kebenaran mimpinya dengan sebenarnya (yaitu) bahwa sesungguhnya kamu pasti akan memasuki Masjidilharam, insya Allah dalam keadaan aman, dengan mencukur rambut kepala dan mengguntingnya, sedang kamu tidak merasa takut. Maka Allah mengetahui apa yang tiada kamu ketahui dan Dia memberikan sebelum itu kemenangan yang dekat.(QS Al Fath ayat 26)

  3. Orang yang berhukum diluar hukum Islam, adalah Jahiliyah, Atau hukum yang diluar hukum Islam adalah hukum Jahiliyah.
    أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ
    Apakah hukum Jahiliah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?(QS Al Maidah ayat 50)

  4. Orang-orang yang tidak mengerti akan takdir dan kekuasaan Allah, mereka berprasangka dan menduga-duga saja, orang seperti ini adalah orang Jahiliyah:
    ثُمَّ أَنْزَلَ عَلَيْكُمْ مِنْ بَعْدِ الْغَمِّ أَمَنَةً نُعَاسًا يَغْشَى طَائِفَةً مِنْكُمْ وَطَائِفَةٌ قَدْ أَهَمَّتْهُمْ أَنْفُسُهُمْ يَظُنُّونَ بِاللَّهِ غَيْرَ الْحَقِّ ظَنَّ الْجَاهِلِيَّةِ يَقُولُونَ هَلْ لَنَا مِنَ الأمْرِ مِنْ شَيْءٍ قُلْ إِنَّ الأمْرَ كُلَّهُ لِلَّهِ يُخْفُونَ فِي أَنْفُسِهِمْ مَا لا يُبْدُونَ لَكَ يَقُولُونَ لَوْ كَانَ لَنَا مِنَ الأمْرِ شَيْءٌ مَا قُتِلْنَا هَا هُنَا قُلْ لَوْ كُنْتُمْ فِي بُيُوتِكُمْ لَبَرَزَ الَّذِينَ كُتِبَ عَلَيْهِمُ الْقَتْلُ إِلَى مَضَاجِعِهِمْ
    Kemudian setelah kamu berduka-cita Allah menurunkan kepada kamu keamanan (berupa) kantuk yang meliputi segolongan daripada kamu, sedang segolongan lagi telah dicemaskan oleh diri mereka sendiri; mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan jahiliah. Mereka berkata: "Apakah ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini?" Katakanlah: "Sesungguhnya urusan itu seluruhnya di tangan Allah". Mereka menyembunyikan dalam hati mereka apa yang tidak mereka terangkan kepadamu; mereka berkata: "Sekiranya ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini, niscaya kita tidak akan dibunuh (dikalahkan) di sini". Katakanlah: "Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu ke luar (juga) ke tempat mereka terbunuh".(QS Ali Imran ayat 154)


Jadi Kesimpulannya, orang-orang Jahiliyah adalah orang-orang yang tidak mengerti dengan petunjuk-petunjuk Allah swt dikarenakan kesombongan mereka, dan tidak mau taat pada Allah, atau mereka tidak mau tahu dengan urusan agama Islam.

Senin, 30 Mei 2011

Cara Pandang Seorang Muslim (2)

Orang muslim harus mempunyai sudut pandang yang khas, sesuai dengan kedudukannya dan titik tolaknya. Karena orang muslim mempunyai pandangn yang tumbuh dari konsep, doktrin, nilai, dan pandangan Islam tentang Alam, Kehidupan, dan manusia.

Pandangan ini tidak dapat dipaksakan sama, dengan pandangan yang dipakai oleh orang-orang diluar Islam terutama Barat. Karena Islam mempunyai ciri khusus. Orang barat tidak berhak mengatakan pandangan yang berdasarkan Qur'an adalah kolot, fanatik dan sebagainya. Mengapa ummat Islam harus mempunyai paham liberal seperti yang mereka anut, dengan dalih, paham mereka lebih menglobal dan internasional.

Kebenaran Scientic, yang terbukti dengan cara ilmiah, itu dapat kita terima sebagai dalil kenyataan bahwa itu juga adalah kebenaran Scientic yang juga relatif. Dan kebenaran scientic itu, juga tanda-tanda kebenaran dari tuhan, yang merupakan ayat-ayat Allah juga yang terbentang di alam, ayat kauniyah. Bukan kebenaran yang berasal dari praduga dan kesepakatan, dalam terminologi Islam Hawa Nafsu.

وَلَوِ اتَّبَعَ الْحَقُّ أَهْوَاءَهُمْ لَفَسَدَتِ السَّمَاوَاتُ وَالأرْضُ وَمَنْ فِيهِنَّ بَلْ أَتَيْنَاهُمْ بِذِكْرِهِمْ فَهُمْ عَنْ ذِكْرِهِمْ مُعْرِضُونَ
Andai kata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan mereka tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu.(QS Al- Mu'minun ayat 71)


Ada tiga Fenomena besar yang di dunia adalah:

Pertama:
Kedudukan Amerika Serikat sebagai polisi dunia, yang di dukung oleh negara-negara multinasional, bekas blok barat, dan negara-negara yang dibawah pengaruhnya, siap menekan negara-negara Islam dan dihancurkan bila perlu, demi kepentingan Amerika serikat dan pendukungnya, seperti negara Afghanistan, Irak, negara-negara Timur tengah, dan negara-negara Islam lainnya. Dengan berbagai dalih, senjata pemusnah masal, terorisme dan lain-lain.

Kedua:
Pengaruh Yahudi terbentang kesuluruh dunia. Gerakan Yahudi terselubung dan sangat sulit dideteksi tetapi ada disetiap negara, termasuk Indonesia. Gerakan dan Jaringannya diarahkan untuk tujuan kepentingan-kepentingan Yahudi dan rencana-rencana Yahudi kedepan.

Ketiga:
Kelemahan negara-negara Islam yang hanya dapat mengikuti negara-negara barat (Amerika Serikat dan kroni-kroninya) seperti sapi yang sudah tertusuk hidungnya. Negara yang penduduknya Islam tidak dapat mempunyai pandangan khusus karena kuatnya tekanan negara Amerika Serikat. Orang Islam kehilangan kepribadiannya karena tidak satu kata dalam memandang, dan tidak satu tindakan.

Jumat, 27 Mei 2011

Cara Pandang Seorang Muslim (1)

Dunia Islam bergejolak. Berbagai perubahan mulai tampak. Mesir dengan pergantian pemimpin dengan pimpinan yang lebih layak. Libya juga menjaga persatuan yang mulai terkoyak. Di selatan Arabia ada Yaman yang semula juga bergolak.

Cara pandang kita dalam menyikapi kejadian dan pergolakan ini penting, demi menjaga pola sikap dan pola tindak kita pada kedudukan yang benar-benar pas dengan nilai Islam dan Kehendak Allah dan rasulNya. Cara pandang ini penting agar kita tidak terseret arus informasi, globalisasi, dan transformasi, yang sangat deras diusung oleh Barat, Amerika Serikat dan segala macam kepentingannya.

Cara pandang Qur'ani, inilah cara pandang yang paling baik, dan paling pas yang sangat cocok untuk orang-orang muslim, dalam menyikapi negeri-negeri muslim. Hal inilah tujuannya Allah menurunkan kitabnya, agar manusia berpedoman pada nilai-nilai ketuhanan. Cara pandang ketuhanan, yaitu cara pandang yang benar, yang berasal dari sang maha pencipta. Agar cara pandang ini dimiliki oleh manusia maka diutuslah rasul agar mengerti bagaimana seharusnya menilai sesuai dengan ukuran ketuhanan, agar manusia bisa bersikap seperti sikap yang benar, dan agar manusia dapat bertindak dengan tindakan yang benar.

قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِكُمْ سُنَنٌ فَسِيرُوا فِي الأرْضِ فَانْظُروا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ
هَذَا بَيَانٌ لِلنَّاسِ وَهُدًى وَمَوْعِظَةٌ لِلْمُتَّقِينَ

Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunah Allah; karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).(Al Qur'an) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.(QS Ali Imran ayat 137-138)


Demikianlah agar kita mengerti bagaimana cara pandang kita yang benar, berdiri pada titik tolak yang benar, memandang dari sisi yang benar dan melihat dengan cara yang benar.

Dari cara pandang ini didapat kesatuan pandangan, kesatuan pendapat, dan kesatuan tindakan yang benar. Tidak ada perselisihan lagi antara manusia. Walau manusia berbeda-beda latar belakang dan suku. Berbeda-beda tingkat pendidikan dan kecerdasan. berbeda-beda ekonomi dan kekayaan. Tetapi dasarnya manusia, makhluk tuhan, dengan cara pandang dan ukuran nilai ketuhanan manusia dapat bersatu, jika mereka mau mengikuti petunjuk wahyu.

وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ النَّاسَ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلا يَزَالُونَ مُخْتَلِفِينَ
إِلا مَنْ رَحِمَ رَبُّكَ وَلِذَلِكَ خَلَقَهُمْ وَتَمَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ لأمْلأنَّ جَهَنَّمَ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ

Jika Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat.Kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat Tuhanmu (keputusan-Nya) telah ditetapkan: sesungguhnya Aku akan memenuhi Neraka Jahanam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya.(QS Hud ayat 118-119)


Bagi yang mengikuti petunjuk tersebut, maka merekalah yang dikatakan ummat terbaik, yang tidak sama dengan manusia pada umumnya.

Apakah kaum muslimin sekarang memiliki pandangan dan sikap yang spesifik, yang berbeda dari bangsa-bangsa lain? Ataukah kaum muslimin jadi umat yang berpecah belah dengan cara pandangnya masing-masing dan mengikuti arus informasi sampah yang penuh tipu daya dan propaganda? Atau mengikuti salah satu arus pemikiran yang sangat kuat, cara pandang asing yang sarat dengan kepentingan kekuatan dan propaganda asing?

Kenyataan bahwa kaum muslimin saat ini malah saling berdebat sesamanya bukan karena memiliki pandangan dan pemikiran yang khas. Tetapi karena berbeda-beda dalam berbagai sudut pandang dan cara pandang. Akibatnya kaum muslimin kehilangan jati diri dan kepribadiannya yang seharusnya dimiliki dengan cara dan pandangan yang khas. Dan menjadi kehilangan karakter sebagai ummat yang terbaik yang berbeda dengan manusia pada umumnya.

Kaum Muslimin seharusnya berbeda karena memiliki titik tolak dan tingkat kedudukan yang berbeda.

  1. Mansya' مَنْْشَآء(titik tolak) yang berbeda
    Berada pada jalur, rel, yang benar, yaitu Islam. Allah berfirman:

    قُلْ إِنَّنِي هَدَانِي رَبِّي إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ دِينًا قِيَمًا مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
    Katakanlah: "Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus, (yaitu) agama yang benar; agama Ibrahim yang lurus; dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang yang musyrik".(QS Al-An'aam ayat 161)


    Bukan pada jalur yang diluar yang dikehendaki Allah, sebagai mana Allah perintahkan:

    قُلْ إِنِّي نُهِيتُ أَنْ أَعْبُدَ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ قُلْ لا أَتَّبِعُ أَهْوَاءَكُمْ قَدْ ضَلَلْتُ إِذًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُهْتَدِينَ
    Katakanlah: "Sesungguhnya aku dilarang menyembah tuhan-tuhan yang kamu sembah selain Allah". Katakanlah: "Aku tidak akan mengikuti hawa nafsumu, sungguh tersesatlah aku jika berbuat demikian dan tidaklah (pula) aku termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk".(QS: Al An'aam ayat 56)


    Hanya pada jalur yang benarlah, seseorang menjadi beruntung:

    قُلِ اللَّهَ أَعْبُدُ مُخْلِصًا لَهُ دِينِي
    فَاعْبُدُوا مَا شِئْتُمْ مِنْ دُونِهِ قُلْ إِنَّ الْخَاسِرِينَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ وَأَهْلِيهِمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَلا ذَلِكَ هُوَ الْخُسْرَانُ الْمُبِينُ

    Katakanlah: "Hanya Allah saja Yang aku sembah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agamaku". Maka sembahlah olehmu (hai orang-orang musyrik) apa yang kamu kehendaki selain Dia. Katakanlah: "Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari kiamat". Ingatlah yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.
    (QS Az Zumar ayat 14-15)


  2. Mustawa مُسْتَوَى(tingkat kedudukan) yang berbeda
    Berkedudukan sebagai ummat terbaik yang ada ditengah-tengah manusia:
    كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ
    Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.(QS: Ali Imran ayat 110)

Hadaf حَدَافٌ (tujuan umum) kaum Muslimin
Hadaf ummat muslimin adalah menjadi ummat yang menegakkan keadilan dan menjadi saksi atas perbuatan manusia dan Nabi Muhammad saw menjadi saksi terhadap ummat Islam. Sesuai firman Allah swt:

وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا
Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. (QS Al Baqoroh ayat 143)


Untuk menjadi ummat yang terbaik dan berbeda dari manusia pada umumnya (ummah mutamayyizah أُمَّةُ المُتَمَيِّزَةِ), maka harus mempunyai pandangan yang spesifik, terhadap peristiwa yang terjadi dimuka bumi ini. Selain itu ia juga harus mempunyai sikap pandangannya sendiri yang spesifik pula baik secara dasar pandangan maupun posisi pandangannya. Yaitu sudut pandang Qur'ani, sudut pandang wahyu ilahiyah, yaitu pandangan yang dianjurkan dan yang diridhoi oleh Allah swt. Bukan pandangan-pandangan lain, dari ideologi-ideologi lain buatan manusia yang menyesatkan, dan tidak diridhoi Allah swt. Bahkan Fir'aun merasa dirinya baik dan benar:

يَا قَوْمِ لَكُمُ الْمُلْكُ الْيَوْمَ ظَاهِرِينَ فِي الأرْضِ فَمَنْ يَنْصُرُنَا مِنْ بَأْسِ اللَّهِ إِنْ جَاءَنَا قَالَ فِرْعَوْنُ مَا أُرِيكُمْ إِلا مَا أَرَى وَمَا أَهْدِيكُمْ إِلا سَبِيلَ الرَّشَادِ
(Musa berkata): "Hai kaumku, untukmulah kerajaan pada hari ini dengan berkuasa di muka bumi. Siapakah yang akan menolong kita dari azab Allah jika azab itu menimpa kita!" Firaun berkata: "Aku tidak mengemukakan kepadamu, melainkan apa yang aku pandang baik; dan aku tiada menunjukkan kepadamu selain jalan yang benar".


Setiap orang dapat saja beranggapan baik dan benar, mengaku dirinya benar, dan menyatakan pada seseorang telah mengatakan yang baik, tetapi baik menurut ukuran siapa yang dapat kita jadikan patokan?

Orang biasa pada umumnya merasa tidak perlu untuk berpikir tentang apa, bagaimana, dan mengapa kejadian-kejadian sekeliling mereka terjadi. Mereka hanya memikirkan batasan hidup yang sempit. Berpikir kehidupan ini hanya sebagian-sebagian, tanpa mau memikirkan hakekat kehidupan yang lebih luas lagi, ini bukan cara pandang orang muslim. Orang muslim harus memandang kehidupan ini secara utuh, hubungan manusia dengan tuhannya, hubungan manusia dengan manusia lainnya, sehingga tercipta harmoni dan pemahaman terhadap kehidupan ini secara utuh, dan seimbang. Hal ini hanya dapat dilakukan dengan memahami Islam sebagai titik tolak berpikir (munthalaq مُنْطََلََقٌ) kemudian diterapkan sebagai mamba'ul hayaah مَمْبَأُُ الحََيَاةِ(sepanjang kehidupan), menjadi sistem dan ideologi kehidupan minhajul hayah مِنْحَاجُ حَيَاةٌ.
(Bersambung)

Minggu, 20 Februari 2011

Kerusuhan Ahmadiyah, Konspirasikah?

Baru-baru ini umat Islam di Indonesia dikejutkan dengan kejadian yang menjadikan ummat Islam Indonesia merasa dipojokkan. Kenapa tidak? Jika setiap Media Publik seperti Televisi dan Suratkabar merespon dengan seolah-olah ummat Islam Indonesia sebagai pelaku tindak kerusuhan yang menyebabkan kematian tiga orang anggota aliran sesat Ahmadiyah di Temenggung, Jawa Barat.
Dari pengamatan saya respon media masa seolah-olah, setiap pembicara yang diundang sepakat atau sebagian besar berpendapat:
  1. Menyalahkan Umat Islam sebagai biang kerusuhan
  2. Mempermasalahkan SKB tiga Mentri
  3. Membubarkan Organisasi keagamaan yang dianggap pembuat biang kerusuhan dalam hal ini seperti ditujukan pada FPI

Kalau dicermati dan disimak secara seksama, mengapa para pengamat dan pembicara begitu cepat menarik kesimpulan, dan seperti sudah diatur dan diset sebelumnya pembicara yang diundang adalah orang-orang yang hati perutnya sudah lama musuh dan membenci Islam. Seperti sudah diatur sebelumnya itulah yang saya rasakan, karena begitu cepat mengambil kesimpulan dan tanpa bukti langsung secara serta merta menuduh FPIlah pelaku kerusuhan. Padahal FPI sudah nyata-nyata membantah terlibat dan tidak ada hubungan dengan FPI. Tidak adat FPI jika melakukan tindakan lantas tidak mengakui perbuatannya. Mungkin saja kerusuhan sengaja diciptakan untuk merealisir suatu rencana lain, seperti menggugat SKB tiga mentri, ingin membubarkan FPI dan sebagainya. Seperti pola-pola kejadian yang biasa dilakukan oleh orang Yahudi, Bom markas sendiri, korbankan rakyat sendiri untuk tujuan yang lebih penting menghancurkan kelompok-kelompok Islam. Seperti juga kejadian yang sama-sama kita telah ketahui, penyerangan 11 September 2003, New York, AS. yang menuduh kelompok semu Al Qaeda, yang sebenarnya tidak ada, sebagai pelakunya. Bagaimana kalau penyerangan 11 September itu adalah AS, sendiri yang melakukannya, dengan maksud untuk merampas sumber daya ekonomi di Afghanistan? Dan juga Irak? Penghancuran gedung WTC tidak masalah, karena gedung WTC memang sudah lama direncanakan ganti yang baru kok, karena gedung WTC yang ada sudah usang. Tetapi karena kebangkrutan ekonomi AS akibat perang dengan Afghanistan dan Irak, realisasi pembangunan gedung baru tersebut belum dapat terlaksana. Konspirasi menganiaya diri sendiri sudah lama dilakukan manusia. Kita ingat bagaimana konspirasi Siti Zulaikha istri saudagar Mesir yang jatuh hati pada nabi Yusuf as. Karena cintanya ditolak Yusuf as, ia rela melukai diri sendiri dan merobek bajunya sendiri demi membuktikan tuduhannya pada nabi Yusuf as. Badan dan baju yang robek tidaklah seberapa jika tujuannya untuk menjebloskan Yusuf as kepenjara terlaksana. Begitu pula AS, yang menghancurkan gudung WTC dan membunuk beberapa rakyatnya sendiri tidaklah seberapa jika dibandingkan hasil yang diperoleh yaitu menguasai Irak dan Afghanistan.

Sepertinya pergantian Presiden AS, Barrack Obama tidak menghentikan konspirasi AS terhadap negara-negara Islam, seandainya nanti berganti presiden lagi konspirasi dan penyerangan terhadap Islam akan mulai lagi. Pergantian Barrack Obama adalah hanya gencatan senjata sementara, untuk mengisi misiu, setelah itu perang terus berlanjut lagi. Pergantian Obama seperti Bill Clinton, sementara Bill Clinton memperbaiki ekonomi, George W Bush Junior mempersiapkan konspirasinya.

Pola-pola strategi ini terbaca seperti juga di Indonesia. Korbankan Ahmadiyah anak emasnya sendiri, untuk melancarka tiga rencana jahatnya.

Jumat, 10 Juli 2009

Perbedaan Penetapan Awal Ramadhan


Bulan Ramadhan sudah dekat, ini lah perayaan umat islam yang beriman dengan ibadahnya. Bulan Ramadhan pesta ibadah. Sayangnya bulan ramadhan yang dinantikan penuh berkah tersebut, di Indonesia, selalu diwarnai silang pendapat mengenai penentuan hari pertama dan akhir ramadhan. Ada yang memakai perhitungan semata dan ada mengharuskan dengan melihat hilal. Kita di Indonesia selalu berbeda karena perbedaan pandangan dan prinsip ini. Di Arab Saudi murni memakai hisab, sedangkan di Indonesia masih ada berprinsip wujudul hilal وجود الحلال (munculnya bulan sabit). NU ada kriteria minimal hilal (hilal = bulan sabit) dapat dilihat (imkamur ru’yat) yaitu 2 derajat. Standar Internasional untuk dapat melihat hilal adalah 4 derajat. Ternyata bukan perbedaan antara yang satu pakai hisab dan yang satunya lagi pakai ru’yat saja, tetapi juga pada kriteria antara ahli hisab.

Sebenarnya ketentuan rasulullah saw adalah memastikan hadirnya bulan dengan melihat bulan. Maksudnya setiap ibadah itu harus dipastikan memang waktunya sudah tepat dilaksanakan. Seperti Solat Apabila Matahari telah terbenam maka masuk waktu magrib. Kalau belum terbenam Solat Magrib tidak syah dilaksanakan, karena masuknya waktu magrib dimulai terbenamnya matahari, kalau belum terbenam ya solat magribnya tidak syah. Nah begitu pula puasa. Harus pasti masuknya bulan puasa dengan munculnya bulan sabit.

Sabda Rasulullah saw:
عَنْ اَمِيْرِ مَكَّةََ الحَارِثِ قَالَ:عَهِدَ اِلَيْنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اَنْ نَنْسِكَ لِلْرُّؤْيَةِ فَاِن لَمْ نَرََهُ وَشَهِدَ شَاهِدَا عَدْلِ نَسَكْنَا بِشَهَادَتِهِمَا. [ رواه : أبو داود والدارقطنى ]
Artinya: Dari amir makkah, Al-Harits Ibnu Hatib, dia telah berkata: “Telah menjanjikan rasulullah saw kepada kami supaya puasa dengan melihat bulan; jika kami tidak dapat melihat bulan itu, supaya kami puasa dengan kesaksian dua orang yang adil. “ (Riwayat: Abu dawud dan Daruquthni)


Begitu kuatnya ketentuan Rasulullah saw sehingga jika tidak dapat melihat bulan perlu saksi dua orang yang adil untuk menggantikan kesaksian akan melihat bulan sabit. Padahal melihat bulan sabit itu tidak mudah. Tetapi orang yang berpegang teguh dengan prinsip harus melihat bulan membantah dengan alasan teknologi yang ada sekarang memungkinkan milihat anak bulan setiap saat yaitu: ada Satelit Hubble.

Kalau kita dalami riwayat yang ada ketika zaman tabi’in, mereka paling tahu bagaimana ketentuan rasulullah tentang penetapan bulan Ramadhan tersebut. Sehingga pada suatu tempat yang daerahnya lebih tinggi dapat melihat bulan sabit lebih dahulu, tetapi daerah yang lebih rendah terlambat melihat hilal, maka awal puasa mereka berbeda, boleh kita simak riwayat berikut:

Dari Kuraib, sesungguhnya dia telah diutus oleh Ummul-Fadhli ke Syam untuk menemui Muawiyah. Katanya: Saya sampai di Syam, lalu saya selesaikan keperluan Ummu-Fadhli. Sewaktu saya di Syam itu terjadilah Ru’yat Hilal Ramadhan. (penampakan bulan sabit bulan Ramadhan) Saya melihat bulan sabit pada malamJjum’at, kemudian saya kembali ke Madinah pada akhir bulan. Abdulah bin Abbas bertanya pada saya, katanya: “Bila kamu melihat bulan?” Saya jawab: “Pada malam Jum’at.” Abdullah bertanya lagi: “kamu sendiri melihatnya” Saya jawab: “Ya, saya sendiri melihatnya dan orang banyakpun melihatnya pula lalu mereka puasa, dan Muawiyahpun puasa.” Kemudian berkata Abdullah: “Tetapi kami melihat bulan pada malam sabtu, maka kami teruskan puasa sampai cukup tiga puluh atau sampai kami melihat bulan.” Lalu saya bertanya: “Apakah tidak cukup, dengan Muawiyah melihat bulan dan berpuasanya?” (Maksudnya Apakah dengan ditetapkan awal bulan Ramadhan diawali dengan terlihatnya bulan sabit oleh Muawiyah dan keputusan puasa keesokan harinya tidak cukup bukti dan alasan yang kuat untuk menyatakan bahwa hari Jum’atlah awal bulan Ramadhan?) Jawab Abdullah: “Tidak! Begitulah yang diperintahkan Rasulullah saw (Riwayat jama’ah ahli hadis kecuali Bukhari dan Ibnu Majah)

Karena ada perbedaan georafis antara Syam dan Madinah maka kedua daerah tersebut berbeda dalam penentuan awal ramadhan ketika itu, karena masing-masing berbeda waktu dalam melihat hilal.

Kalau dianalogikan dengan perbedaan antar Syam dan Medinah maka penggunaan satelit yang tingginya jauh dari permukaan bumi maka tidak dapat dijadikan patokan. Karena perbedaan Syam dengan Medinah dalam penentuan awal ramadhan dikarenakan tinggi Syam berada pada dataran tinggi karena daerah berbukitan, sedangkan Madinah lebih rendah karena berada di lembah pegunungan Paran. Selain itu Syam dan Madinah berbeda letak (lintang dan bujur koordinat) Geografis. Madinah di Timur Syam dan Syam di sebelah Barat Madinah, sehingga ada kemungkinan ketika malam jum’at hilal muncul lebih dahulu di Madinah dengan ketinggian kurang dari 2 derajat sehingga tidak terlihat, tetapi ketika sudut koordinat rotasi bumi dan peredaran bulan hingga di Syam sudah sama atau lebih dari 2 derajat, sehingga bulan sabit muncul di Syam. Jadi orang penduduk Madinah ketika itu baru dapat melihat munculnya hilal pada malam Sabtu.

Jika perbedaan karena tinggi rendahnya wilayah pengamatan dengan ketinggian setinggi bukit saja dapat menimbulkan perbedaan, bagaimana perbedaan tinggi antara daratan dengan satelit Hubble? Tentunya alasan bahwa bulan dapat dilihat dengan satelit tidak dapat diterima karena tinggi satelit pasti lebih tinggi dari puncak bukit, Memang Satelit Hubble dapat melihat bulan dengan tanpa halangan awan tetapi dengan ketinggian seperti itu harusnya yang ikut puasa menurut pengamatan satelit harus puasanya di satelit, karena supaya sama tingginya dengan satelit tersebut. (bercanda).

Nah dari riwayat diatas berarti penggunaan satelit hanya dapat melihat akan munculnya bulan sabit pada koordinat satelit, tidak berada pada permukaan bumi. Dengan demikian antara Satelit dengan darat dapat diibaratkan seperti Syam dan Madinah dalam contoh kasus diatas.
Dalil yang dipakai oleh Ormas Muhammadiyah dalam menentukan bulan Ramadhan

Kalau kita analogikan dengan ibadah sholat. Sholat syah dilakukan apabila telah masuh waktu. Misalnya Magrib sholah wajib dan syah dilaksanakan ketika telah masuk waktu magrib ditandai dengan terbenamnya matahari. Jadi lihat dulu matahari baru lakukan sholat. Bagaimana jika matahari tidak kelihatan misalnya karena mendung yang sangat tebal, kabut selesai hujan, kabut asap, kabut debu dan sebagainya. Ulama seluruh dunia sepakat, tanpa perbedaan, bahwa sholat dilakukan dengan melihat jam, walaupun matahari kelihatan karena tidak begitu praktis maka peredaran matahari digantikan dengan perhitungan jam. Kalau dalam mengerjakan sholat dapat disepakati dengan perhitungan jam. Kenapa penentuan waktu (hari) puasa tidak disepakati dengan menggunaka perhitungan pula? Mengingat penampakan bulan sabit tidak selalu dapat dilihat didaratan karena terlindung awan. Teropong secanggih apapun kalau cahaya bulan itu terlindung awan tebal tetap tidak bisa dilihat. Lagi pula ada masa-masa bulan sabit itu tidak dapat dilihat apabila bulan sabit muncul dibawah ufuk, terlindung oleh permukaan bumi sendiri. Kesepakatan menggunaka hisab mungkin dapat mempermudah umat islam dalam menentukan hari awal ramadhan, seperti kita ibadah sholat, cukup dengan melihat jadwal sholat dan melihat jam. Bagaimana dengan Puasa? Mungkin cukup dilihat di komputer yang ada program perhitungannya, sehingga oleh pemerintah dapat ditetapkan harinya.

Kabar dari Palestina tentang Upaya Gencatan Senjata.

Osama Hamdan: Gerakan Hamas berupaya dengan segala kekuatan dan efektivitas untuk mengakhiri perang di Gaza dan mengintensifkan upaya untuk ...