Kamis, 24 Desember 2009

Tahun Baru Hijrah


Agak terlambat barangkali saya menulis tentang tema ini. Tahun Hijriah adalah tahun perhitungan Islam berdasarkan peredaran bulan. Tanggal satu Hijriah dihitung dari sejak Hijrahnya Rasulullah salallahi alaihi wasalam dari kota Mekah ke kota Madinah. Makna Hijrah dalam arti lahirnya adalah berpindah dari suatu tempat ke tempat lain yang dirasakan lebih baik. Hijrah dalam arti lebih luas lagi adalah berpindah dari suatu yang tidak baik ke sesuatu yang lebih baik lagi dalam segala hal. Dalam makna inilah Tahun baru Hijrah sering diperingati untuk mendapatkan moment untuk intropeksi diri setahun yang lalu dan untuk bertekad merubah diri agar tidak mengulangi kesalahan masa lalu dan berbuat yang lebih baik di masa datang ditahun yang baru.

Tahun baru Hijriah kali ini berdekatan dengan Hari Natal dan tahun baru Masehi. Yang paling sering kesalahan yang dilakukan oleh umat Islam adalah mengucapkan Selamat Natal dan Tahun Baru pada orang Nasrani. Ummat Islam cinta keselamatan, kebenaran dan keadilan. Karene cintanya orang Islam pada keselamatan dan kebenaran, maka ummat Islam membenci kesesatan. Memperingati Hari natal dan Tahun baru Masehi adalah sesat, dan kita ummat Islam tidak perlu senang apalagi mengucapkan selamat terhadap kesesatan yang mereka lakukan.

Mengapa Hari natal itu sesat? Karena agama Kristen itu sesat, jadi sesatlah segala apapun ibadah yang mereka lakukan. Orang sesat masuk neraka. Mengapa kita gembira pada orang yang akan masuk api neraka dan segala jalan yang menuju neraka? Lagi pula hari natal itu tidaklah pasti adalah hari kelahiran nabi Isa (Yesus) alaihi salam. Hal ini diakui oleh sejumlah gereja dan pemuka-pemuka kristen.

Tahun baru Islam baik diperingati karena mengingatkan kita akan perjuangan Rasulullah salallah alaihi wasalam akan perjuang menegakkan Islam. Akhirnya dengan momen tahun baru Islam ini sebagai alternatif peringatan tahun baru saya mengajak marilah kita bersama dalam tahun baru Islam ini kita jadikan sarana untuk Intropeksi diri dan evaluasi diri menuju kearang yang lebih baik lagi.

Minggu, 13 Desember 2009

Orang Islam percaya dengan Hantu?


Islam tidak menjelaskan tentang adanya hantu. Istilah hantu yang seperti yang dikenal masyarakat awam tidak ada dalam istilah atau kamus Islam. Hantu yang seperti dikenal oleh masyarakat awam adalah ruh orang yang sudah meninggal yang tidak diterima di alam nirwana, yang kemudian kembali ke bumi berwujud hantu penasaran. Dalam Istilah umum sering di pakai kata arwah, seperti arwah gentayangan. Walaupun yang di maksud dalam kata arwah ini hanya sesosok bayangan makhluk halus. Kata Arwah berasal dari bahasa arab "ruh" yang berkonotasi jamak atau banyak. Bentuk jamak dari ruh adalah arwah. Namun dalam bahasa Indonesia kata arwah dipakai walaupun dalam konotasi tunggal. Jadi kalau kita pakai kata arwah gentayangan tapi kita maksud hanya satu makhluk, atau satu hantu, maka berarti salah dalam arti kata yang sebenarnya jika diambil dari kata bahasa arab tersebut. Karena kata arwah berarti banyak ruh-ruh, kalau diartikan satu itu salah. Dalam Islam tidak ada istilah atau pengertian hantu yang berasal dari arwah orang mati atu meninggal dunia seperti diatas. Islam sama sekali tidak mengakui adanya hantu.

Islam hanya mengajarkan bahwa adanya makhluk ghaib seperti malaikat dan jin. Jadi tidak ada makhluk jadi-jadian atau makhluk yang berubah wujud. Manusia memang mempunyai ruh tetapi ruh yang ada dalam tubuh manusia itu, adalah identik dengan manusia itu setelah jasadnya tiada. Artinya ruh itu adalah manusia itu sendiri. Setelah seorang manusia meninggal dunia jasadnya mati dan ruhnya berada dialam barzah. Tidak ada manusia yang berubah jadi makhluk hantu yang menakut-nakuti manusia kembali kealam dunia. Makhluk ghaib yang ada di dunia yang menakut-nakuti manusia adalah Jin. Jin adalah makhluk ciptaan Allah yang diciptakan sendiri. Bukan perubahan dari makhluk lain. Jin adalah makhluk ghaib maksudnya tidak nyata. Ia dapat berubah wujud dengan bentuk apa saja dengan izin Allah selain wujud aslinya. Wujud aslinya juga cukup menyeramkan. Jin ini yang iseng mengganggu manusia yang jadi hantu dan dia bohong pada manusia dengan mengatakan ia adalah ruh dari sesorang yang telang meninggal. Nah hantu dalam pandangan Islam menjawab fenomena alam yang seringnya terjadi penampakan itu adalah Jin. Syetan adalah sifat jahat yang ada pada manusia maupun Jin. Hantu bukan syetan. Tetapi jin yang dirasuki sifat syetan, yang selalu menggoda manusia untuk senantiasa sesat atau keluar dari ajaran Islam yang sebenarnya.

Jumat, 20 November 2009

Busana Muslim dan Muslimah Juga Bisa Bergaya


Pakaian bagi seorang muslim wajib hukumnya. Alasannya menutup aurat adalah wajib. Untuk dapat menutup aurat harus berpakaian. Makanya berpakaian adalah wajib hukumnya. Karena jika tidak sempurna suatu kewajiban kecuali dengannya maka ianya wajib. Ayat al-Qur'an yang menerangkan tentang berbusana yang menutup aurat dapat dilihat dalam surat al-Ahzab(33): ayat 59 dan surat an-Nuur(24): ayat 30 dan 31.

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لِّأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاء الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَن يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُوراً رَّحِيماً

Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu'min: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al-Ahzab:59)


Inti diperintahkannya menutup aurat adalah untuk mengurangi ransangan nafsu syahwat dan untuk memberikan nilai kehormatan bagi wanita dan dapat menimbulkan rasa lebih aman baik bagi laki-laki maupun wanita.

Allah ta'ala berfirman:

قُل لِّلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ

Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat." (An-Nuur:30)

وَقُل لِّلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ أَوْ آبَاء بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاء بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُوْلِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَى عَوْرَاتِ النِّسَاء وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِن زِينَتِهِنَّ وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعاً أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (An-Nuur:31)

Dalam penerapannya berpakaian tidak mesti harus compang-camping dalam suatu hadits diterangkan bahwa: Rasulullah menerangkan tentang keharusan manusia tidak bersikap sombong, salah seorang sahabat bertanya:"saya suka baju saya bagus, sendal saya bagus, apakah saya termasuk orang yang sombong wahai rasulullah?" Rasul menjawab: "Allah itu cantik (indah/bagus) dan senang akan hal yang indah-indah, Allah suka atas tampaknya sisa-sisa nikmat yang ia berikan pada diri seorang hambanya, kesombongan adalah orang yang menganggap remeh orang lain."

Oleh sebab itu kita senantiasa berusaha agar memilih baju muslim yang baik agar selalu tetap indah dan menarik yang kalau diniatkan untuk mendapatkan ridho Allah semoga dapat menjadi amal ibadah bagi kita semua.

Ada beberapa toko busana muslim yang juga banyak berada diberbagai tempat dengan harga yang terjangkau kita dapat sedikit bergaya dengan busana muslim yang jika menarik perhatian manusia dan orang lain akan menjadi dakwah bil hal yang juga tentunya akan menjadi amal ibadah tersendiri pula. Allahu A'lam.


Selasa, 17 November 2009

Hari Kiamat


Sekarang ada film yang beredar 2012 yang menggambarkan hari kiamat. Tanda-tanda hari kiamat sudah ada menurut hadis Rasulullah salallah alaihi wasalam, diantaranya sering terjadi gempa, ada perempuan berpakaian tetapi telanjang, tetapi walau demikian benarkah tahun 2012 kiamat, seperti yang diberitakan orang-orang yang berdasarkan ramalan suku maya, dan beberapa ilmuan lain. Ramalan atau prediksi boleh saja, kebenarannya yang mutlak milik Allah subhanahu wata'ala. Meyakini sesuatu yang tidak pasti kecuali itu berita yang berasal dari Allah dan Rasulnya tidak boleh diyakini. Kalau kita umat Islam hanya boleh meyakini bahwa kiamat itu pasti akan ada dan sampai waktunya karena itu telah diberitakan oleh al-Qur'an dan Hadits nabi.

Umat Islam meyakini apa saja yang telah terbukti secara ilmiah termasuk datangnya hari kiamat dan apa saja yang beritakan oleh al-Qur'an dan Hadits. Adapun menurut prediksi ilmuwan tentang terjadinya perulangan

Kamis, 10 September 2009

Islam Dan Lingkungan Hidup


Islam sangat memperhatikan lingkungan. Allah subhanahu wata'ala dalam ayat-ayat al-Qur'an selalu mengajak orang pembaca Al-Qur'an berdialog dengan alam.

أَفَلَا يَنظُرُونَ إِلَى الْإِبِلِ كَيْفَ خُلِقَتْ
وَإِلَى السَّمَاء كَيْفَ رُفِعَتْ
وَإِلَى الْجِبَالِ كَيْفَ نُصِبَتْ
وَإِلَى الْأَرْضِ كَيْفَ سُطِحَتْ

Artinya:
Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan,
] Dan langit, bagaimana ia ditinggikan?
Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan?
Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?

[Qur'an Surat Al-Ghaasyiah ayat : 17 sampai 20]

Dengan membaca ayat ini dapat ditarik kesimpulan bahwa Allahsubhanahu wa ta'ala selalu menyeru ummatnya untuk selalu memperhatikan lingkungan ciptaannya.


Dan Allah melarang membuat kerusakan dimuka bumi.

وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ لاَ تُفْسِدُواْ فِي الأَرْضِ قَالُواْ إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُونَ

Dan bila dikatakan kepada mereka:"Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi". Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan." [Qur'an Suran Al-Baqarah ayat 11]

وَلَا تَبْغِ الْفَسَادَ فِي الْأَرْضِ إِنَّ اللَّهَ لَا يُحِبُّ الْمُفْسِدِينَ

dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. [Qur'an Surat Al-Qashas ayat 77]

Alam ini adalah warisan dan titipan Allah kepada kita manusia, karena manusia sebagai makhluq pemimpin dan dipercaya menjaga dan mengelola alam ini.

Allah ber firman:
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلاَئِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الأَرْضِ خَلِيفَ

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: "Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." [Qur'an surat Al-Baqarah ayat: 30]

Allah telah menjadikan manusia khalifah {pemimpin], untuk menjaga alam ini. Makanya kita wajib menjaga dan merawatnya dan jangan sampai alam ini rusak. Karena apabila rusak bukan saja orang yang merusak yang dapat celaka akan tetapi semua manusia akan menanggung akibatnya. Kalau Alam ini rusak akan terjadi bencana yang menimpa seluruh umat manusia yang berada di daerah bencana tersebut, contohnya akibat penebangan hutan maka akan terjadi tanah longsor dan banjir, bahkan seluruh ummat manusia yang ada di muka bumi ini. Contoh kerusakan yang terjadi pada atmosfir bumi akan berakibat matinya biota laut yang menumbuhkan terumbu karang, pemanasan global, kekeringan, surutnya permukaan laut, mencairnya es di kutub dan sebagainya.

Oleh sebab itu kita harus menjaga lingkungan hidup kita dengan cara tidak semena-mena menebang pohon. Rajin selalu menanam pohon. Abu bakar Siddiq di usianya yang sudah mulai menua selalu rajin menanam pohon. Ada protes ketika melihat Abu Bakar menanam pohon mengapa Abu Bakar menanam pohon yang tidak mungkin baginya untuk menikmati hasilnya karena mengingat usianya yang tidak mungkin lagi untuk menunggu hasil pohon tersebut sampai berpuluh-puluh tahun. Abu Bakar menjawab karena dia hendah beribadah kepada Allah. Menanam pohon adalah Ibadah dan Abu bakar hendak dirinya tercatat dihari kiamat sebagai orang yang beribadah dengan menanam pohon.

Allah subhanahu wata'ala tidak memperhatikan hasil dari suatu amal perbuatan seseorang tetapi memberikan nilai dari perbuatannya tersebut. Walaupun tidak berhasil sudah tercatat sebagai suatu kebaikan dan menjadi amal ibadah yang mendapat ganjaran dari Allah subhanahu wata'ala.

Demikianlah sedikit yang saya sampaikan lebih dan kurang saya mohon ma'af wabilahi taufiq wal hidayah wasalaamualaikum warahmatullaahi wabarakaatuh.

Selasa, 01 September 2009

Jujur dan Amanah dalam Islam


Jujur adalah sifat penting bagi Islam. Salah satu pilar Aqidah Islam adalah Jujur. Jujur adalah berkata terus terang dan tidak bohong. Orang yang bohong atau pendusta tidak ada nilainya dalam Islam. Bahkan bisa jadi orang pendusta ini digolongkan sebagai orang yang munafik. Orang-orang munafik tergolong orang kafir. Nauzubillah.

Allah berfirman:

وَمِنَ النَّاسِ مَن يَقُولُ آمَنَّا بِاللّهِ وَبِالْيَوْمِ الآخِرِ وَمَا هُم بِمُؤْمِنِينَ
يُخَادِعُونَ اللّهَ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَمَا يَخْدَعُونَ إِلاَّ أَنفُسَهُم وَمَا يَشْعُرُونَ
فِي قُلُوبِهِم مَّرَضٌ فَزَادَهُمُ اللّهُ مَرَضاً وَلَهُم عَذَابٌ أَلِيمٌ بِمَا كَانُوا يَكْذِبُونَ

Artinya:
Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian," pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman.
Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.
Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.
[Qur'an Suran Al-Baqarah ayat 8 sampai 10]


Kalau seandainya ummat Islam seorang pendusta, tidak jujur, tentunya ketika ia menyatakan beriman, maka imannya sangat rapuh untuk dipercaya, karena orangnya tidak amanah atau dapat dipercaya karena telah dianggap pendusta.

Bapak-bapak ibu-ibu remaja serta anak-anak sekalian.

Memang kita diciptakan manusia ini dua jalan. Jalan kejahatan dan jalan kebaikan.

Firman Allah ta'ala:

فَأَلْهَمَهَا فُجُورَهَا وَتَقْوَاهَا

Artinya:
maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan ketakwaannya. [Qur'an Surat As-syam ayat 8]

Firman Allah lagi:

وَهَدَيْنَاهُ النَّجْدَيْنِ
فَلَا اقْتَحَمَ الْعَقَبَةَ

Artinya:
Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan Tetapi dia tiada menempuh jalan yang mendaki lagi sukar. [Qur'an Surat AL-Balad ayat 10 dan 11]

Yang dimaksud dengan "dua jalan" ialah jalan kebajikan dan jalan kejahatan.
Jalan kejahatan adalah jalan yang mudah dan enak dikerjakan, tetapi jalan kebaikan dan kebajikan adalah jalan yang sulit, mendaki lagi sukar. Kalau kita memilih jalan kebaikan, kebajikan. Inilah jalan yang diridhoi Allah subhanahu wata'ala, dan orang yang berada dijalan ini akan mendapat ganjaran dari allah subhanahu wata'ala. Tetapi jalan kebaikan ini tidak mudah, sulit lagi sukar.

وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْعَقَبَةُ
فَكُّ رَقَبَةٍ
أَوْ إِطْعَامٌ فِي يَوْمٍ ذِي مَسْغَبَةٍ
يَتِيماً ذَا مَقْرَبَةٍ
أَوْ مِسْكِيناً ذَا مَتْرَبَةٍ

Artinya:
Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu?
(yaitu) melepaskan budak dari perbudakan,atau memberi makan pada hari kelaparan, (kepada) anak yatim yang ada hubungan kerabat, atau kepada orang miskin yang sangat fakir.
[Qur'an Surat Al-Balad ayat 12 sampai 16]

Demikianlah jalan kebaikan yang harus orang-orang mu'min tempuh dan selalu bersabar berada dijalannya sama seperti kita puasa dibulan ramadhan ini tetap sabar dalam menjalankan ibadah dan segala kebaikan dan kebajikan yang kita amalkan selama dalam bulan Ramadhan.

Perbuatan baik dijalan yang baik tersebut diantaranya juga bersikap jujur. Jujur dalam segala perbuatan dan perbuatan kita. Karena orang yang terbiasa tidak jujur akan selalu menjadi serentetan kebohongan berikutnya yang lambat laun menjadi kebiasaan, dan dicaplah sebagai pembohong atau pendusta, nauzubillah.

Hadits nabi membawa pesan nabi salallohu alaihi wasalam tentang kejujuran adalah:

عليكم بصدق٫ فإنما الصدق يهدى إلى بّر٫ إنّ برّ يهدى إلى الجنّة٫ وإنّ كذب يهدى فجور فإنّ فجور يهدى إلي النار
[رواه متفقٌ عليه]

Artinya :
Selalulah kamu jujur, karena sesungguhnya jujur itu mengantarkan kamu pada kebaikan dan kebaikan itu sesungguhnya mengantarkan pada surga. Sedangkan dusta akan mengantarkan pada keburukan dan dosa, dan sesungguhnya dosa itu akan mengantarkan pada neraka. [Hadits: Mutafaqun Alaih]

Oleh sebab itu hendaklah kita akan senantiasa jujur. Dan dikatakan kita sebagai orang yang jujur. Orang jujur ada kemungkinan akan teguh dalam memegang amanah. Sedangkan orang yang pendusta atau tidak jujur sama sekali tidak bisa memegang amanah.

Jujur dan amanah adalah serangkaian sifat yang perlu kita sikapi. Sebagaimana rasulullah adalah seorang yang mempunyai sifat jujur, terpercaya [Amanah]. Oleh sebab itu kita patut menjadikan Rasulullah sebagai suri tauladan yang baik.

Sebagaimana Firman allah ta'ala:

لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ لِّمَن كَانَ يَرْجُو اللَّهَ وَالْيَوْمَ الْآخِرَ وَذَكَرَ اللَّهَ كَثِيراً

Artinya:
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. [Qur'an Surat Al-Ahzab ayat 21]

Demikian yang dapat saya sampaikan lebih dan kurang saya mohon ma'af wabilahi taufiq wal hidayah wasalaamu 'alaikum warahmatullahi wabarokaatuh.

Senin, 31 Agustus 2009

Hakekat Sabar


Dalam Al-Quran Surat Al-Baqarah ayat 155 dijelaskan:

وَلَنَبْلُوَنَّكُمْ بِشَيْءٍ مِّنَ الْخَوفْ وَالْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ الأَمَوَالِ وَالأنفُسِ وَالثَّمَرَاتِ وَبَشِّرِ الصَّابِرِينَ
Artinya:
Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.

Sabar dalam Al-Qur'an dijelaskan bahwa ketika ada dua pilihan dan kita tetap memilih berada pada pilihan yang benar walaupun berat dan susah, itulah dia sabar. Contohnya dalam surat Al Baqarah ayat 61:

وَإِذْ قُلْتُمْ يَا مُوسَى لَن نَّصْبِرَ عَلَىَ طَعَامٍ وَاحِدٍ فَادْعُ لَنَا رَبَّكَ يُخْرِجْ لَنَا مِمَّا تُنبِتُ الأَرْضُ مِن بَقْلِهَا وَقِثَّآئِهَا وَفُومِهَا وَعَدَسِهَا وَبَصَلِهَا قَالَ أَتَسْتَبْدِلُونَ الَّذِي هُوَ أَدْنَى بِالَّذِي هُوَ خَيْرٌ اهْبِطُواْ مِصْراً فَإِنَّ لَكُم مَّا سَأَلْتُمْ وَضُرِبَتْ عَلَيْهِمُ الذِّلَّةُ وَالْمَسْكَنَةُ وَبَآؤُوْاْ بِغَضَبٍ مِّنَ اللَّهِ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ كَانُواْ يَكْفُرُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ وَيَقْتُلُونَ النَّبِيِّينَ بِغَيْرِ الْحَقِّ ذَلِكَ بِمَا عَصَواْ وَّكَانُواْ يَعْتَدُونَ

Artinya:
Dan (ingatlah), ketika kamu berkata: "Hai Musa, kami tidak bisa sabar (tahan) dengan satu macam makanan saja. Sebab itu mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu, agar Dia mengeluarkan bagi kami dari apa yang ditumbuhkan bumi, yaitu sayur-mayurnya, ketimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya, dan bawang merahnya". Musa berkata: "Maukah kamu mengambil yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik ? Pergilah kamu ke suatu kota, pasti kamu memperoleh apa yang kamu minta". Lalu ditimpahkanlah kepada mereka nista dan kehinaan, serta mereka mendapat kemurkaan dari Allah. Hal itu (terjadi) karena mereka selalu mengingkari ayat-ayat Allah dan membunuh para Nabi yang memang tidak dibenarkan. Demikian itu (terjadi) karena mereka selalu berbuat durhaka dan melampaui batas.

Dalam Ayat ini dijelaskan bahwa ummat nabi Musa a.s tidak sabar akan kenikmatan yang diberikan padanya dengan makanan yang diberikan padanya dari Allah subhanahu wata'ala yang satu macam saja yaitu manna dan syalwa. Nabi Musa menjawab bahwa mereka mempunyai pilihan apakah akan teguh dengan ketentuan yang diberikan Allah subhanahu wata'ala padanya dengan memakan satu makanan saja, atau mereka dapat mendapatkannya dipasar apa saja makanan yang mereka inginkan tetapi mendapat murka dari Allah.


Dalam ayat lain dijelaskan bahwa betapa tentara Thalut melawan Jalut diuji dengan tidak meminum air kecuali seceduk tangan. Yang sabar tidak meminum air merekalah tentara Thalut yang kuat memerangi Jalut dan tentaranya dan menang.

Surat Al Baqarah ayat 249.
فَلَمَّا فَصَلَ طَالُوتُ بِالْجُنُودِ قَالَ إِنَّ اللّهَ مُبْتَلِيكُم بِنَهَرٍ فَمَن شَرِبَ مِنْهُ فَلَيْسَ مِنِّي وَمَن لَّمْ يَطْعَمْهُ فَإِنَّهُ مِنِّي إِلاَّ مَنِ اغْتَرَفَ غُرْفَةً بِيَدِهِ فَشَرِبُواْ مِنْهُ إِلاَّ قَلِيلاً مِّنْهُمْ فَلَمَّا جَاوَزَهُ هُوَ وَالَّذِينَ آمَنُواْ مَعَهُ قَالُواْ لاَ طَاقَةَ لَنَا الْيَوْمَ بِجَالُوتَ وَجُنودِهِ قَالَ الَّذِينَ يَظُنُّونَ أَنَّهُم مُّلاَقُو اللّهِ كَم مِّن فِئَةٍ قَلِيلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً كَثِيرَةً بِإِذْنِ اللّهِ وَاللّهُ مَعَ الصَّابِرِينَ

Artinya:
Maka tatkala Thalut keluar membawa tentaranya, ia berkata: "Sesungguhnya Allah akan menguji kamu dengan suatu sungai. Maka siapa di antara kamu meminum airnya; bukanlah ia pengikutku. Dan barangsiapa tiada meminumnya, kecuali menceduk seceduk tangan, maka dia adalah pengikutku." Kemudian mereka meminumnya kecuali beberapa orang di antara mereka. Maka tatkala Thalut dan orang-orang yang beriman bersama dia telah menyeberangi sungai itu, orang-orang yang telah minum berkata: "Tak ada kesanggupan kami pada hari ini untuk melawan Jalut dan tentaranya." Orang-orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah, berkata: "Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah. Dan Allah beserta orang-orang yang sabar."

Allah menjelaskan Sabar adalah berat kecuali orang yang khusuk tetapi sabar dapat dijadikan alat pertolongan dalam kesusahan.

Allah berfirman: Dalam Surat Al Baqarah ayat 45

وَاسْتَعِينُواْ بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ وَإِنَّهَا لَكَبِيرَةٌ إِلاَّ عَلَى الْخَاشِعِينَ

Artinya:
Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu',

Dan Juga Surat al Baqarah ayat 153

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اسْتَعِينُواْ بِالصَّبْرِ وَالصَّلاَةِ إِنَّ اللّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ

Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar.

Pada intinya tetap pada jalan yang benar dan berjuangkan kebenaran walaupun susah dan derita menerpa menguji orang-orang dalam kebenaran dan perjuangan.

Sekarang Ummat Islam pun sedang diuji dengan Fitnah yang besar yaitu mengatakan Islam adalah sumber dan dalang Terorisme. Saya katakan Terorisme bukanlah berbuatan orang Islam dan kita bagi ummat Islam harus berada dalam kesabaran walau ancapan dan deraan datang menguji.

Wallahu a'lam bishowab.


Sabtu, 29 Agustus 2009

Pembinaan Remaja Muslim


Remaja adalah anak-anak kita, generasi harapan bangsa, harapan agama, penerus risalah rasulillahi salallahu alaihi wasalam. Remaja adalah pada dasarnya adalah anak-anak yang sudah beranjak dewasa, tetapi belum dewasa, masih perlu bimbingan dan bantuan orang tua. Bagaimana wujud remaja sekarang tidak terlepas dari bagaimana mereka ketika masih anak-anak sebelum mereka jadi remaja. Bobrok remaja sekarang berarti masa ranak-anaknya alpa dari perhatian orang tua. Baik remaja sekarang, adalah hasil didikan masa anak-anaknya yang dibimbing oleh orang tua. Baik dan buruknya anak tergantung dari baik dan buruknya keluarga tepat anak itu bernaung. Kalau keluarga baik maka baiklah anaknya kalau keluarga jelek maka akan jeleklah kelakuan anaknya. Oleh sebab itu memerintahkan kita untuk menjaga keluarga dari azab api neraka.

Firman Allah ta'ala:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَاراً وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

Artinya:
Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan. [Surat At-Tahrim ayat 6]


Remaja adalah masa dimana mereka para remaja mencari jati diri akan bagaimana mereka kelak jika sudah dewasa nantinya. Sehingga mereka tidak henti-hentinya mencoba sesuatu yang baru, dan yang dianggap baik dan ia kagumi. Celakanya adalah sa'at ini, budaya barat sedang ngetop dan dikagumi oleh banyak orang. Oleh sebab itu kita sebagai orang dewasa yang berada dilingkungan remaja harus membimbing anak remaja dan memberi pengertian bahwa tidak semua dan selamanya budaya barat itu baik dan patut ditiru. Banyak hal-hal yang negatif akibat adanya budaya barat. Karena budaya barat adalah budaya buatan manusia yang tidak azali sifatnya, dan bisa salah dan bisa benar. Nabi kita salallahu alaihi wasalam berpesan:
"Barangsiapa yang menyerupai sesuatu kaum, maka dia itu dari golongan mereka". [Hadits Riwayat Tabrani]

Oleh sebab itu pesan yang perlu disampaikan pada setiap remaja muslim adalah: "Carilah lingkungan yang bersifat Islami. jangan Tinggalkan Agama, terutama dirikanlah sholat."
Lingkungan pergaulan remaja sangat mempengaruhi tingkah laku remaja. Oleh sebab itu pesankanlah pula kepada remaja carilah teman, dan lingkungan yang baik-baik terutama yang Islami.

Remaja pada masa ini adalah masa mereka belajar:
yaitu belajar:
  • Berdikari yaitu berdiri diatas kaki sendiri. Mereka pada masa ini belajar bagaimana lepas dari ketergantungan orang lain. Ketika remaja tidak lagi meminta uang belanja sekolah, jangan disikapi dengan tidak memberikan langsung uang belanja. Tetapi remaja pada sa'at ini perlu dimengerti bahwa mereka sedang belajar melepaskan diri dari orang tua. Mereka merasa sudah besar dan ingin belajar bagaimana caranya untuk tidak tergantung dari orang tua. Pada masa ini remaja sangat membutuhkan sokongan, dukungan, perhatian dan kasih sayang orang tua. Oleh sebab itu ketika anak tidak lagi meminta uang belajan pada orang tua sebaik orang tua memberikan dukungan dana mungkin tidak setiap hari tetapi sekali seminggu atau sebulan tetapi kumpulan uang belanja hariannya, jadi sekali terima lebih besar. Atau dengan memberikan fasilitas, seperti: sepeda, kamar tersendiri, radio tape dan sebagainya. Karena dukungan dan perhatian orang tua sangat mereka butuhkan sebenarnya pada saat ini. makin besar usia anak kebutuhan hidupnya akan semakin besar. Orang tua harus mengerti ini.
  • Mandiri Mandi Sendiri. Pada saat ini remaja belajar mengurus dirinya sendiri. Berikanlah sedikit kepercayaan dan tanggung jawab padanya mereka akan senang melakukannya. Misalnya: Tanggung jawabnya setelah diberi kamar sendiri harus bisa merapikan kamarnya sendiri, tempat tidurnya tidak kusut, lantai harus selalu disapu dan sebagainya. Juga pakaiannya beri tanggung jawab mencuci sendiri pakaiannya, sepatunya, dan sebagainya.
  • Tanggung Jawab Remaja pada usia ini perlu diajarkan tanggung jawab dan mempertanggung jawabkan atas perbuatannya yang salah. Selalu ada konsekwensi yang ia terima kalau kelakuannya tidak semestinya. Dapat berupa pengurangan fasilitas dan sebagainya. [tentang konsekwensi sudah saya tulis dan dapat dibaca di http://apa-adanya.blogspot.com/2008/07/mengajar-tanpa-marah-marah.html]


Remaja perlu juga diperkenalkan dengan agama Islam sedini mungkin dan berkesinambungan mengamalkannya. Seperti Simbol-simbol Islami, Pakaian yang Islami, Lagu-lagu yang Islami, bacaan yang Islami, radio yang Islami, perayaan hari besar Islami dan sebagainya.

Demikianlah sedikit yang saya sampaikan semoga bermanfaat, lebih dan kurang saya mohon ma'ah wabilahi taufik wal hidayah wasalaamu alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

Rabu, 26 Agustus 2009

Amar Ma'ruf Nahi Mungkar


Amar ma'ruf nahi mungkar adalah mengajak orang untuk berbuat kebaikan, dan nahi mungkar maksudnya mencegah seserang berbuat yang tidak baik. Dari pengertian ini dapat kita tarik pengertian bahwa apa saja yang mengajak kepada suatu kebaikan baik mengajak orang untuk sholat ke Masjid, Tadarus Al-Qur'an dan sebagainya apalagi dibulan puasa sangat bersemangat untuk melakukan ibadah, adalah merupakan amar ma'ruf dan begitu pula sebaliknya apa saja yang dilakukan untuk mencegah orang melakukan hal yang tidak baik maka adalah termasuk nahi mungkar.

Amar ma'ruf nahi munkar bukanlah semata kewajiban dan pekerjaan para ustadz dan kiyai. Tidak. Bahkan ini adalah kewajiban ini dibebankan kepada setiap pribadi muslim. Karena setiap pribadi muslim bertanggung jawab terhadap kebaikan lingkungan sekitarnya.

Allah subhanahu wata'ala berfirman:

وَلْتَكُن مِّنكُمْ أُمَّةٌ يَدْعُونَ إِلَى الْخَيْرِ وَيَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَأُوْلَـئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ

Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar217; merekalah orang-orang yang beruntung. [Qur'an surat Ali Imran ayat 104]

Ayat diatas merupakan perintah kepada setiap ummat Islam bahwa untuk melakukan mengajak orang untuk berbuat kebaikan dan mencegah orang lain untuk melakukan kejahatan dan kemaksiatan.


Kewajiban yang dibebankan pada ummat muslim adalah Fardu Kifayah, andai sudah ada yang melakukan hal tersebut maka kewajiban yang lain terlepas.

Tapi kewajiban hal ini jangan saling menunggu orang lain melakukannya sebab kalau tidak dilakukan segera maka ummat muslim akan terkena dosa semua.

Jika kewajiban ini tidak dilakukan oleh ummat muslim maka ingatlah akibatnya akan menimpa kaum muslimin sendiri. Karena perbuatan maksiat menggantikan perbuatan baik. Perbuatan jahat meraja lela, yang akhirnya tentu akan mengganggu ummat Islam itu sendiri kalau tidak Allah akan menimpakan azab pada tempat-tempat yang senantiasa dilakukan maksiat, dan yang terkena akibatnya bukan saja orang-orang zalim diantara orang-orang beriman, tetapi orang-orang beriman sendiri.

Allah ta'ala berfirman:

وَاتَّقُواْ فِتْنَةً لاَّ تُصِيبَنَّ الَّذِينَ ظَلَمُواْ مِنكُمْ خَآصَّةً وَاعْلَمُواْ أَنَّ اللّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ

Dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. Dan ketahuilah bahwa Allah amat keras siksaan-Nya. [Qur'an surat Al-Anfal ayat 25]

Maka akibat dari tidak melaksanakan kewajiban amar ma'ruf ini akan menimpa bukan saja orang zalim saja diantara orang beriman tetapi seluruhnya karena orang beriman tidak melaksanakan kewajibannya mengajak kepada kebaikan dan mencegah perbuatan kejahatan.

Dan caranya mengajak dengan cara yang baik yaitu dengan cara melembutkan hati, sebelum memberi beban. Mengajak kepada kebaikan dengan cara lemah lembut dan hikmah dan membantah dengan cara yang baik adalah cara yang bijaksana dilakukan.

Allah ta'ala berfirman:

ادْعُ إِلِى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُم بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ إِنَّ رَبَّكَ هُوَ أَعْلَمُ بِمَن ضَلَّ عَن سَبِيلِهِ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ

Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk. [Qur'an surat An-Nahl ayat 125]

Kalau kita melaksanakan hal tersebut diatas dengan baik dan benar maka akan kita dapat suatu lingkungan yang baik, dan kita digelar ummat terbaik yang disebut dalam Allah ta'ala dalam Quran:

كُنتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللّهِ

Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang munkar, dan beriman kepada Allah. [Qur'an surat Ali Imran ayat 110]

Demikianlah barangkali sedikit yang saya sampaikan lebih kurang saya minta ma'af wabillahi taufiq wal hidayah assalaamu alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

Kaifiat Sholat Rasulullah


Salah satu ibadah wajib dan paling utama dalam Islam adalah sholat. Sholat bahkan dalam suatu hadits disebutkan sebagai pembedan antara orang yang muslim dan diluar Islam. Begitu pentingnya sholat dalam Islam sehingga dikatakan oleh Rasulullah salallahu alaihi wasalam sebagai tiang agama.

ألصلاة إمد الدين, فمن أقامها فقد أقام الدين, فمن تركها فقد دد الدين

Sholat itu tiang agama barang siapa yang mendirikannya maka ia adalah mendirikan agama, barang siapa yang meninggalkannya maka ia meruntuhkannya. [Hadits]

Oleh karena itu tentunya dalam mendirikan sholat kita harus bersungguh-sungguh, tidak main-main. Dalam artian bahwa dalam mendirikan sholat kita harus bersungguh-sungguh jangan sampai sholat kita jadi tidak syah atau tidak diterima tuhan.

Kalau sampai terjadi sholat kita tidak diterima tuhan percumalah kita bersusah payah sholat, karena sholat yang tidak diterima tidak saja tidak ada pahalanya malah sebaliknya boleh jadi malah dosa yang didapat atau paling tidak dianggap orang yang meruntuhkan agama, karena sholat kita tidak syah dan dianggap tidak mendirikan sholat.


Mungkinkah sholat kita tidak diterima Allah subhanahu wata'ala? Berkemungkinan besar memang demikian adanya. Karena menurut rasul dalam satu hadits diterangkan:

Sesungguhnya hamba itu akan melakukan shalat. Namun mereka tidak akan mendapatkan pahala, kecuali sepersepuluhnya, sepersembilannya, seperdelapannya, seperenammnya, seperempatnya, sepertiganya, atau separohnya. [Hadits shahih Abu Dawud dan Nasa'i]

Oleh sebab itu kita perlu mempelajari bagaimana kaifiyat atau tata cara sholat yang benar agar sholatnya diterima tuhan.

Mungkinkah kita melakukan sholat tetapi kita berdosa?
Mungkin saja jika kita melakukan tata cara sholat yang tidak diperintahkan oleh rasul, tidak ada contoh dari rasulullah salallahu alaihi wasalam.

Tidak dalam sholat saja tetapi apapun ibadah yang kita lakukan harus berdasarkan petunjuk dan contoh dari nabi salallahu alaihi wasallam kalau tidak maka bisa berdosa. Karena menurut ilmu usul fiqih ada kaidah yang mengatakan bahwa:

الأصل عباده أدم, وممنوع, حتى يأتي الناص بأمرها

Asalnya Ibadah adalah tidak ada, dan dilarang kecuali ada dalil memerintahkan demikian

maksud dari kaidah usul fiqih ini adalah setiap apapun ibadah yang kita lakukan adalah sebenarnya tidak ada dan dilarang untuk dikerjakan. Menyembah tuhan tidak ada dan dilarang menyembah tuhan. Berkorban adalah tidak ada dan dilarang kita untuk berkorban. Dan dilarang puasa dan sebagainya. Kita diwajibkan menyembah tuhan setelah ada perintah sholat. Kita dianjurkan untuk berkorban setelah ada perintah dan tata cara korban, begitu pula dengan puasa dan sebagainya. Apabila suatu itu dilarang maka haram hukumnya dikerjakan.

Dalam hadits juga dijelaskan:

من عمل عملا ليس به أمرنا فهوا ردٌ

Barang siapa yang mengamalkan suatu amalan (ibadah)yang diluar perintahku maka hal itu ditolak. [Hadits]

Itulah sebabaya bapak-bapak ibu-ibu serta anak-anak sekalian yang dimuliakan Allah, penting kiranya untuk bagi kita menuntut ilmu (terutama ilmu agama)dan memperbaiki ibadah kita agar tidak ditolak oleh Allah subhanahu wata'ala.

Inilah barangkali yang dapat saya sampaikan semoga bermanfaat, lebih dan kurang saya mohon maaf wabilahi taufiq wal hidayah assalaamu 'alaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

Selasa, 25 Agustus 2009

Adab Menuntut Ilmu


Ilmu sangat penting bagi seorang muslim. Menuntut ilmu itu adalah wajib sebagaimana hadits menerangkan:

أطلب علم فرضة على كل المسلمين و المسلمات

Menuntut ilmu wajib bagi setiap muslimin laki-laki maupun perempuan. [Al-Hadits]

Didalam Al-Qura'an banyak sekali menganjurkan kita untuk berfikir, menggunakan akal, mengkaji lebih dalam dengan ungkapan afala yatafakarun, apakah mereka tidak berfikir, afala ya'qiluun, apakah mereka tidak menggunakan akal, afala yatadabaruun, apakah mereka tidak mengkaji, dan sebagainya.

Oleh sebab itu orang yang beriman dan berilmu mendapat tempat disisi Allah lebih tinggi beberapa derajat karena pentingnya ilmu yang dimilikinya.
Sebagaimana firman Allah ta'ala:

وا يَرْفَعِ اللَّهُ الَّذِينَ آمَنُوا مِنكُمْ وَالَّذِينَ أُوتُوا الْعِلْمَ دَرَجَاتٍ

niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.

Bahkan Allah menyatakan Hanya orang-orang yang berilmulah yang hatinya merasa takut pada Allah subhanahu wata'ala.
Firman Allah:

إِنَّمَا يَخْشَى اللَّهَ مِنْ عِبَادِهِ الْعُلَمَاء إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ غَفُورٌ

Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. [QS: Faathir ayat 28]

Banyak orang Islam yang berilmu pengetahuan menjagi pencerahan pemikiran Eropa abad pertengahan yang berada pada abad kegelapan. Modernitas yang kita rasakan sekarang ini tidak terlepas dari pemikir-pemikir dan Ulama Muslim yang memberikan sumbangan terhadap kemajuan zaman yang kita kecap sekarang ini. Lihatlah seperti Ibni Shina, seorang ilmuwan [Ulama] muslim yang ilmunya tentang obat-obatan dan kedokteran masih dipakai dan menjadi referansi oleh orang-orang Barat Eropa dan Amerika sampai sekarang ini. Juga Ibnu Rush, seorang pemikir politik dan sosial juga menjadi referensi barat dan ilmu menjadi bahan kajian sampai sa'at sekarang ini. Ibnu Khaldun, adalah seorang pemikir muslim tetapi sebagai dasar ilmu dan penemu ilmu sosiologi sampai sekarang. Al Khemy, adalah seorang ilmuwan kimia yang juga ulama muslim yang dulunya menjadi dasar ilmu-ilmu kimia. dan banyak lagi seperti Al-Faraby, Al Kindy, Al-Jabbar, Ibnu Jabbir, dan banyak lagi.

Ini ilmuwan yang membuat cemerlang dunia Islam sa'at itu. Kini orang Islam berhenti, mempelajari ilmu pengetahuan, karena terkagum-kagum akan ilmu pengetahuan modern yang dipersembahkan barat. Akhirnya membuat ummat Islam semakin terpuruk.

Padahal mempelajari ilmu pengetahuan bagi ummat islam adalah wajib. Tetapi ummat Islam lupa.

Saya kutip pendapat seorang pemikir dan ilmuwan barat yang mengamati fenomena mundurnya kemajuan ummat Islam Ia adalah seorang ilmuwan sosial, sejarah, filsafat peradaban bernama Max weebber. Ia berkesimpulan bahwa mundurnya Ummat Islam akibat mereka meninggalkan agamanya. Dan Majunya orang barat karena meninggalkan agamanya. Sama-sama meniggalkan tetapi hasilnya satu mengalami kemajuan dan yang satunya lagi mengalami kemunduran.

Artinya kita sekarang telah tertipu oleh barat, dengan kemajuan teknologi yang dibawanya seakan-akan merekalah yang pembawa kebenaran. Padahal kebenaran yang mereka bawa adalah berasal dari Islam.

Ummat Islam sekarang seperti terpukau oleh kemegahan ilmu pengetahuan barat sehingga mereka {ummat Islam} luput dari mengkaji ilmu pengetahuan sendiri karena sudah begitu patuhnya terhadapa aturan barat dalam penelitian. Salah satu kelemahan Ilmu barat dalam kajian ilmu pengetahuan adalah terkotak-kotaknya ilmu dalam spesialisasi bidang kajian yang kecil-kecil sehingga para ilmuwan banyak terperangkap kedalam lobang-lobang kajian yang sempit dan tidak dapat bergerak lagi.

Salah satu contoh Ilmu Hubungan Internasional yang mengkaji hubungan politik antar negara, perang, diplomasi damai, yang terpatok pada masalah itu saja sehingga tidak dapat menerangkan fenomena berkembangnya kekuatan Islam dimasa globalisasi sekarang ini. Berkembangnya kekuatan Islam di masa globalisasi sekarang terasa aneh karena bertentangan dengan teori Hubungan Internasional yang mengkaji masalah politik dan keamanan negara saja. Padahal aktor dalam perkembangan Islam tidak lagi politik, tetapi sudah berkembang kepada sejarah, agama, psikologi, sosial keagamaan, sosiologi individual dan kelompok dan sebagainya. Sehingga perkembangan Islam hanya dianggap musuh, teroris, tanpa dapat menerangkan bagaimana hubungan itu dapat terjadi.

Dlam Islam dibagi ilmu dunia dan Ilmu agama. Ilmu agama adalah wajib bagi setiap individu muslim baik laki-laki maupun perempuan. sedangkan ilmu dunia yang keahliannya diperlukan selama manusia masih hidup didunia, tetapi ilmu tersebut dibutuhkan turun temurun maka kewajibannya menuntut ilmu tidak wajib untuk setiap orang tetapi apabiala ada satu orang dalam kelompok tersebut maka kewajiban seseorang yang lainnya tidak wajib.

Dalam Istilah islam ada ayat kauniah yang terbentang di alam ada ayat qouliyah yang tertulis dalam al=Qur'an.

Allah ta'ala berfirman dalam surat Ali Imran ayat 190-195:

إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ لِّأُوْلِي الألْبَابِ

Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,

الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللّهَ قِيَاماً وَقُعُوداً وَعَلَىَ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذا بَاطِلاً سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.

Penciptaan langit dan bumi dan silih bergantinya siang dan malam adalah sebagai ayat-ayat Allah yang tercipta di alam yang dapat dibaca melalui pengamatan, penelitian, laboratorium, dengan alat-alat tekhnologi seperti satelit dan sebagainya. Itulah cara-cara membaca ayat-ayat kauliyah yang tercipta oleh alam. Yang sekarang ummat Islam sudah ketinggalan ilmu dan cara membacanya.

Bapak-bapak ibu-ibu serta anak-anak dan remaja yang mulia dan dimuliakan Allah.
Demikian pentingnya ilmu dalam Islam sehingga pun Islam membagi ilmu menjadi ayat-ayat kauniyah dan qouliyah. Disinilah kelemahan ummat Islam sekarang ini kurang mengkaji Ilmu baik ilmu agama maupun ilmu pengetahuan modren sekarang ini, sebenarnya ilmu pengetahuan modren tersebut adalah ayat-ayat kauniyah yang sebenarnya ilmu agama saja.

dalam hadits dijelaskan:

فمن أرد دنيا فإنه بعلم, فمن أرد آخرة فإنه بعلم, فمن أردهما فإنه بعلم

Barang siapa menginginkn dunia maka hendaklah menggunakan ilmu, dan barang siapa menghendaki kehidupan akhirah maka hendaklah menggunakan ilmu, barang siapa menhendaki kedua-duanya maka hendaklah menggunakan ilmu. [Al-Hadits]

Bapak-bapak, ibu-ibu, pemuda, remaja, serta anak-anak yang mulia. Demikianlah sedikit yang saya sampaikan semoga bermanfaat, lebih dan kurang saya mohon maaf, wabillahi taufiq walhidayah assalaamualaikum warahmatullahi wabarakaatuh.

Senin, 24 Agustus 2009

Keutamaan Sedekah


Salah satu amalan yang paling mulia di dalam Islam adalah sedekah. Sedekah adalah ibadah dengan perbuatan berbagi antar sesama atas yang kita miliki secara syah dan halal. Sedekah adalah keinginan membantu orang lain karena merasakan berat dan pedihnya penderitaan orang lain sehingga timbul keinginan untuk membantu. Keinginan untuk berbagi ini merupakan sifat mulia yang meniru sifat-sifat Allah. Salah satu sifat Allah subhanahu wata'ala adalah Maha pemberi. Kita dianjurkan untuk berbuat baik sebagaimana Allah subhanahu wata'ala berbuat baik. Sebagaimana firman Allah Ta'ala ayat Qashas ayat 77:


وَأَحْسِن كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ

Dan berbuat baiklah sebagaimana Allah telah berbuat baik padamu

Karena utamanya perbuatan sedekah ini sehingga banyak terminologi atau istilah-istilah dalam Islam menggunkan kata sedekah. Misalnya amal perbuatan baik disebut dengan sedekah. Pemberian yang diwajibkan terhadap ummat Islam untuk memuliakan dan mensucikan seseorang disebut zakat, dalam al Qura'an diistilahkan juga dengan sedekah.



Firman Allah subhanahu wata'ala dalam surat At-Taubah ayat 103:

خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِم بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ إِنَّ صَلاَتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْ وَاللّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendo'alah untuk mereka. Sesungguhnya do'a kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Ayat tersebut diatas menjelaskan perintah untuk memungut zakat bagi muslim yang telah cukup batas kekayaanya sehingga diwajibkan untuk membayar zakat.

Dalam hal ini zakat juga disebut sebagai sedekah, yaitu sedekah harta.

Setiap perbuatan kebajikan yang kita buat dibandingkan dengan sedekah sebagai kebajikan tertinggi. Seperti Hadits dari riwayat Bukhari Muslim berikut ini:

تعدل بين اثنين صدقه وتعين ارجل دابته فتحمله عليها أوترفع له عليها متاعه صدقه, والكلام طيبة صدقه٫ وكل خطوة تمسيها إلى صلاة صدقه, وطميط الأذى عن طريق صدقه٠

Berbuat Adil diantara dua orang adalah sedekah, menolong orang mengangkatkan barangnya keatas kendaraannya atau engkau membawakan barang-barangnya, adalah sedekah, setiap perkataan yang baik adalah sedekah, dan setiap langkah kaki yang dilangkahkan pergi sholat adalah sedekah, dan membuang duri dijalan adalah sedekah.

Setiap kebajikan yang kita lakukan seperti hadits diatas dibandingkan dengan sedekah.
Adapun pemberian sebagian harta kita kepada orang lain karena terasa beratnya beban yang ditanggung orang lain dan hendak meringankan beban yang diderita oleh orang lain adalah kebajikan tertinggi.

Firman Allah dalam Al-Qur'an menjelaskan kepada kita:

لَن تَنَالُواْ الْبِرَّ حَتَّى تُنفِقُواْ مِمَّا تُحِبُّونَ وَمَا تُنفِقُواْ مِن شَيْءٍ فَإِنَّ اللّهَ بِهِ عَلِيمٌ

Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. [QS: Ali Imran ayat 92]

Apapun kebajikan atau perbuatan baik yang kita lakukan tidak akan sampai kepada Allah sebelum kita mampu memberikan sebagian harta yang kita cintai.

Kebajikan yang bagaimana yang bernilai disisi Allah tersebut diselain memberikan sedekah pada orang lain?
Dalam surat Al-Baqarah ayat 177 Allah berfirman:



لَّيْسَ الْبِرَّ أَن تُوَلُّواْ وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَـكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَالْمَلآئِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَلَى حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّآئِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُواْ وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاء والضَّرَّاء وَحِينَ الْبَأْسِ أُولَـئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَأُولَـئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ

Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.

Dalam ayat diatas Allah ta'ala menjelaskan kepada kita bahwa bukanlah suatu perbuatan rutinitas kita sehari-hari beribadah dengan menghadapkan wajah ke Timur dan kebarat tetapi tidak dengan niat yang ikhlas kepada allah merupakan suatu kebajikan tetapi kebajikan disini berarti jauh lebih dalam lagi yaitu beriman dengan sesungguhnya terhadap yang mesti diimani, membantu orang dengan memberikan sebagian harta, termasuk zakat, menepati janji, sabar, sholat dengan sungguh-sungguh kepada Allah itulah yang dinamakan kebajikan yang benar dan dilakukan oleh orang yang benar. Dan orang seperti itulah yang disebut dengan orang yang bertaqwa.

Dan semua itu tidak akan ada gunanya jika kita tidak dapat membuktikan kita bahwa kita bersungguh dan ikhlas melakukan dengan cara memberikan sebagian harta yang kita cintai.

Marilah kita renungkan ayat-ayat surat Al-Balad berikut ini:

وَهَدَيْنَاهُ النَّجْدَيْنِ
فَلَا اقْتَحَمَ الْعَقَبَةَ
وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْعَقَبَةُ
فَكُّ رَقَبَةٍ
أَوْ إِطْعَامٌ فِي يَوْمٍ ذِي مَسْغَبَةٍ
يَتِيماً ذَا مَقْرَبَةٍ
أَوْ مِسْكِيناً ذَا مَتْرَبَةٍ
ثُمَّ كَانَ مِنَ الَّذِينَ آمَنُوا وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ وَتَوَاصَوْا بِالْمَرْحَمَةِ
10. Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan
11. Tetapi dia tiada menempuh jalan yang mendaki lagi sukar.
12. Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu?
13. (yaitu) melepaskan budak dari perbudakan,
14. atau memberi makan pada hari kelaparan,
15. (kepada) anak yatim yang ada hubungan kerabat,
16. atau kepada orang miskin yang sangat fakir.

Surat Al-Balad ayat 10 sampai 16

Hidup di dunia ini diciptakan dua jalan. Pertama hidup senang tetapi tidak banyak bernilai. Yang kedua hidup susah tetapi bernilai. Jalan hidup susah mendaki lagi sukar itulah yang seharusnya ditempuh oleh manusia, itulah jalan yang benar, itulah jalan yang bernilai. Tetapi sedikit orang yang mau menempuh jalan itu. Jalan itu penuh banyak pengorbanan. Yaitu jalan yang penuh pengabdian sosial. Jalan yang penuh makna kepedulian sosial bagi sesama yang susah dan penuh penderitaan. Yaitu jalan berkorban untuk membebaskan budak, memberi makan orang kelaparan, menyantuni anak yatim, dan membiayai fakir dan miskin.

Dan dalam Surat Al-Ma'un dijelaskan siapakah orang yang pendusta agama itu?
Yaitu orang yang tidak peduli pada fakir miskin, dan menelantarkan anak yatim.

Dua surat yang tersebut diatas sangat kental maknanya kepada kepedulian sosial bagi sesama muslim. Bagi yang fakir, miskin, anak yatim dan anak terlantar.

Semoga kita dapat mengambil Ibroh dan Hikmahnya. Amiin, ya Rabbal 'Alamiin.
Demikianlah sedikit yang saya sampaikan, semoga bermanfaat. Lebih dan Kurang saya mohon ma'af. Wa billahi Taufiq Wal Hidayah, Wassalaamua 'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh..

Minggu, 23 Agustus 2009

Memakmurkan Masjid


Masjid sebagai pusat kegiatan Islam adalah tolok ukur majunya ummat islam. Sehingga ada terdengar kabar, orang Yahudi, Israel akan takut pada ummat Islam apabila jama'ah sholat shubuhnya sama banyak dengan jama'ah sholat jum'atnya. Bulan Ramadhan yang penuh berkah ini timbul suatu fenomena masjid penuh dibulan ramadhan, terutama diawal-awal. Karena itu yang semula menggentarkan ummat non muslim melihatnya, tetapi kemudian yakin bahwa diakhirnya akan mulai surut. Kita harus buktikan bahwa ramainya masjid ini akan berlangsung lama sampai diakhir ramadhan. Jika memang tidak terbukti kita masing-masing mari kita intropeksi diri kita, mengapa akhir-akhir ramadhan menurun. Kalau orang-orang yang meramaikan masjid menurun berarti pertanda iman-iman orang-orang jama'ah masjid pun ikut menurun.
Hal ini menurut firman dalam surat attaubah ayat 18:

إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللّهِ مَنْ آمَنَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلاَةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلاَّ اللّهَ فَعَسَى أُوْلَـئِكَ أَن يَكُونُواْ مِنَ الْمُهْتَدِينَ

Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, emnunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.

Diharapkan dengan adanya ramadhan ini masjid penuh, tidak hanya diawal tetapi sampai keakhir bulan ramadhan dan bahkan diluar bulan ramadhan pun masjid penuh sama seperti bulan ramadhan.


Itulah yang diharapkan dengan adanya bulan ramadhan ini. Karena bulan ramadhan ini bulan latihan. Jika di bulan Ramadhan masjid bisa penuh kenapa di luar ramadhan masjid sepi. Hanya tinggal Mu'azin yang tadinya azan kemudian jadi Imam, sekaligus makmum. Hal ini tentunya tidak diharapkan oleh bulan ramadhan. Kalau ini yang terjadi berarti harapan ramadhan menjadikan kita insan bertaqwa gagal. Artinya puasanya sebulan penuh juga gagal. Bukan berarti batal dan tidak ada pahala. Tetapi gagal disini gagal tujuannya.

Artinya diadakannya ramadhon untuk meningkatkan iman kita. Jika Iman kita tidak meningkat berarti misi tidak tercapai. Marilah kita pertahankan ramainya masjid ini sampai diluar ramadhan juga seperti ini. Karena salah satu tanda kemajuan Islam dengan ramainya masjid-masjid yang ia bangun. Sholatlah berjamaah di masjid dimanapun berada. Karena dari Anas bin Malik di ceritakan bahwa rasulullah biasa sholat dimana saja bila sudah masuk waktunya tiba walaupun di kandang kambing [Riwayat Bukhari dari Anas].

Kalau terdengar azan di masjid segeralah ke masjid untuk melakukan sholat jama'ah. Karena sholat jama'ah pahalanya lebih tinggi dua puluh tujuh derajat dibanding sholat sendiri. Orang sholat sendiri tidak mungkin mengejar pahala orang yang mengerjakan sholat jamaah di Masjid. Ibarat orang berjalan kaki dengan orang memakai kendaraan seperti kuda. Orang berjalan kaki tidak mungkin mengejar orang berkuda. Karena pahala orang sholat berjamaah lebih banyak dua puluh tujuh kali. Sama dengan melakukan sholat shubuh dua puluh tujuh kali, sholat zhuhur dua puluh tujuh kali, sholat ashar dua puluh tujuh kali, sholat maghrib dua puluh tujuh kali, sholat Isya dua puluh tujuh kali. Bisa kah kita melakukan sholat subuh sebanyak dua puluh tujuh kali dalam waktu yang sama sendiri. Jawabnya tidak boleh. Yang dibolehkan sholat berjama'ah ke Masjid, jika tidak tentunya rugi, rugi, rugi, sangat rugi.

Setiap langkah kaki kita untuk sholat adalah sedekah. Berapa langkah yang kita lakukan jika berjalan ke Masjid? Berarti sama banyaknya berapa kali sedekah yang kita lakukan.

Semoga kita dapat mempertahankan ramainya masjid ini sampai akhir ramdhan dan di luar ramdhan tetap ramai amin.

Bapak-bapak ibu-ibu sekalian...
Banyak kegiatan jika mesjid ini ramai. Permasalahan ummat dapat ditanggulangi bersama-sama jama'ah masjid. Bagi yang kekurangan penghidupan atau mata pencaharian, bisa dicarikan pekerjaan, atau diberikan modal. Kita bisa buat koperasi Masjid. Sehingga kita bisa mendapatkan bantuan modal bagi yang kurang mampu. Saya dapat melihat masjid yang seperti itu di rumbai. Masjidnya telah berhasil menjadikan seorang jama'ahnya yang miskin tidak ada pekerjaan menjadi peternak kambing yang sukses. Dan masjid tersebut telah menjadikan seorang pemuda yang menganggur menjadi pemotong rumput yang mendapat penghasilan yang lumayan menghidupkan keluarganya. dan Telah berhasil pula menjadikan jama'ahnya yang terlantar karena ditipu agen TKI gadungan, tanpa modal apa-apa mendirikan kedai kecil-kecilan yang dapat memberikan penghidupan baginya dan keluarganya. Dan belanja yang murah di koperasi. Jika ada yang sakit dikunjungi dan dibantu bersama. Kita dapat membuat klinik di Masjid dengan biaya yang murah. Masjid tempat menginap bagi musyafir, bisa dibuat ruang khusus untuk penginapan. Masjid sebagai sarana menimba ilmu perlu dibuat perpustakaan, diadakan sarana pendidikan sampai ke taraf perguruan tinggi dan sebagainya.

Sabtu, 22 Agustus 2009

Ramadhan bulan Ibadah


Ibadah dibulan Ramadhan adalah kesempatan meraih keridhoan Allah subhanahu wata’ala, selain juga mengharap pengampunannya. Karena dalam suatu hadits diterangkan bahwa :

من قام رمضان إيمانا واختشابا غفر له ما تقدم من ذنبك

Barang siapa yang mendirikan malam-malam bulan Ramadhan karena penuh rasa keimanan dan pengharapan akan keridhoan Allah subhanahu wata’ala maka diampunkan dosa-dosa yang telah ia perbuat dimasa lalu. (Hadits)

Oleh karena itu kita melaksanakan ibadah Ramadhan harus Ikhlas dan penuh pengharapan akan Ridho Allah subhanahu wata’ala.

Seandainya kita melakukan hanya menunaikan kewajiban saja tentunya kita tidak mendapat berkahnya. Orang-orang ini tidak akan mendapat berkanya selain itu juga termasuk orang-orang yang tidak disapa oleh Ramadhan.


Orang-orang yang tidak Ikhlas melakukan ramadhan tentunya mempunyai nasib yang malang karena tidak disapa Ramadhan.

Dalam satu Hadits diterangkan:

كم من صائمين ليس له من صيامه إلا جوع والعطش

Berapa banyak dari orang-orang berpuasa tetapi tiada yang dapat ia peroleh dari puasanya tersebut kecuali lapar dan dahaga saja.

Tentunya sangat tidak kita harapkan hal tersebut terjadi pada diri kita.

Bulan Ramadhan adalah bulan bonus yang diberikan oleh Allah subhanahu wata'ala kepada kita yang bersungguh-sungguh beribadah padanya hanya semata-mata mengharap ridhonya dengan pahala yang besar dan berlipat ganda, jika dibandingkan kalau ibadah tersebut dilakukan dibulan Ramadhan.

Selain pahala yang besar jika beribadah dibulan Ramadhan maka dibulan ini dibuka pintu Tobat, sebagaimana hadits diatas, yang menjadi nama pula dibulan Ramadhan ini sebagai bulan pengampunan, Syahrul Maghfiroh

Bapak-bapak ibu-ibu serta anak-anak sekalian yang dimuliakan Allah subhanahu wata'ala.

Orang yang berpuasa karena Allah ta'ala, maka Allah akan banggakan orang-orang yang berpuasa ini pada seluruh alam, Dilangit, dan dihadapan seluruh para malaikatnya, Lihatlah hamba-hambaku tunduk dan patuh pada ku dengan sepenuh hati. Mengapa Allah subhanahu wata'ala membanggakan kita yang berpuasa ini? Karena Allah mengetahui yang mana yang benar-benar berpuasa dan mana yang tidak benar-benar berpuasa.

Puasa adalah ibadah syiriyah, tersembunyi, hanya pribadi orang yang berpuasa tersebut dan Allah yang tahu tentang ibadah yang ia perbuat. Karena manusia dapat ditipu, makan dan minum dapat bersembunyi dari manusia, tetapi dari hadapan Allah tidak dapat bersembunyi. Oleh sebab itu orang berpuasa juga melatih kejujurannya, kepada manusia, juga kepada Allah subhanahu wata'ala.

Ibadah yang dapat kita lakukan dibulan Ramadhan adalah misalnya membaca Al-Qur'an yang pahalanya satu huruf satu kebaikan. Sama ketika kita melakukan kebaikan apa saja diluar misalnya membantu orang, membuang duri dijalan, sama pahalanya dengan membaca satu huruf al-Qur'an. Bukan Alif lam mim satu huruf kata rasul, tetapi alif satu huruf, lam setu huruf, mim satu huruf. jadi jika membaca alif lam mim maka kita akan mendapat pahala sama dengan melakukan tiga kebaikan. Dapat dibayangkan bagaimana jika dapat membaca quran satu qur'an penuh tiga puluh juz, tentunya akan mendapat pahala beribu-ribu jumlah kebaikan. Karena Al-Qur'an lebih dari enam ribu ayat, kira-kira 6.235 ayat, dan satu ayat terdiri dari beberapa huruf, rata-rata lebih dari dua puluh huruf. Membaca al-Qur'an dengan berwuduk pahalanya, yang beribu-ribu tadi, dikalikan tiga dan dibulan Ramadhan dikalikan lagi sepuluh. tentunya akan kita dapat beratus-ratus ribuh pahala kebaikan dengan hanya membaca Al-Qur'an saja.

Itu baru contoh membaca Al-Qur'an belum lagi misalkan sholat. Sholat sunat pahalanya disamakan dengan sholat wajib. Dan pahala sholat wajib lebih berlipat ganda lagi. Sholat jama'ah pahalanya 27 kali lipat dibanding dengan sholat sendiri. Kalau sholat jama'ah dilakukan dibulan Ramadhan pahalanya lebih berlipat ganda lagi. Dibanding orang yang sholat berjama'ah dengan orang sholat sendiri, seperti seseorang yang melakukan perjalanan dengan berjalan kaki yang dengan kecepatan 1 km perjam, dibanding dengan orang yang naik sepeda dengan 27 km perjam. Mungkinkah orang yang berjalan kaki dapat mengejar orang yang naik sepeda? tentunya tidak karena orang berjalan kaki berkali lipat kecepatannya dibanding dengan orang yang naik sepeda. Begitu pula, orang yang sholat sendiri tidak dapat mengejar pahala orang yang sholat berjama'ah.

Begitu pula sedekah: sedekah berlipat ganda pahalanya seperti sebutir padi, yang kemudian tumbuh menjadi tujuh tangkai, kemudian tiap-tiap tangkainya tumbuh seratus biji. Begitulah pahala sedekah yang telah kita buat.

Dalam satu hadits:

تعدل بين اثنين صدقه وتعين ارجل دابته فتحمله عليها أوترفع له عليها متاعه صدقه, والكلام طيبة صدقه٫ وكل خطوة تمسيها إلى صلاة صدقه, وطميط الأذى عن طريق صدقه٠

Berbuat Adil diantara dua orang adalah sedekah, menolong orang mengangkatkan barangnya keatas kendaraannya atau engkau membawakan barang-barangnya, adalah sedekah, setiap perkataan yang baik adalah sedekah, dan setiap langkah kaki yang dilangkahkan pergi sholat adalah sedekah, dan membuang duri dijalan adalah sedekah.

Dapat dibayangkan berapa sedekah yang dapat kita lakukan dibulan ramadhan dan berapa pahalanya?
Allahu a'lam

Demikianlah yang dapat saya sampaikan pada kesempatan ini semoga bermanfaat hendaknya wabilahi taufiq wal hidayah asalaamu alikum warahmatullahi wabarakaatuh.

Kamis, 20 Agustus 2009

Marhaban Ya Ramadhan


Salah satu kewajiban ummat Muslim adalah melakukan puasa di bulan Ramadan. Puasa dibulan Ramadan adalah salah satu rukun dari lima rukun Islam, yang salah satu rukunnya adalah puasa. Srbagai mana firman Allah Ta'ala dalam Surat Al Baqoroh ayat183 yang berbunyi:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.

Maka setiap diri muslim diwajibkan atasnya berpuasa yang menjadi rukun Islam tersebut yang jatuh pada bulan Ramadhan, yang Insya Allah jatuh pada hari Sabtu tanggal 22 Agustus 2009, esok hari.


Bulan Ramadhan adalah bulan yang mulia bagi ummat Islam karena diturunkannya Al-Quran, Kitab suci ummat Islam yang menjadi petunjuk bagi orang-oang yang diberi predikat oleh Allah sebagai orang yang bertaqwa, sama seperti puasa yang tujuan akhirnya adalah agar orang-orang yang melakukan puasa tersebut menjadi insan yang bertaqwa di sisi Allah Subhana wata'ala.

Sebagaimana Firman Allah Subhana wata'ala:


شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيَ أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ


(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).

Oleh sebab itulah Ramadhan sebagai bulan diturunkannya Al-Qur'an, yang dalam bahasa Arab disebut sebagai Syahrul Qur'an. Selain itu Ramadhan disebut juga Syahrul Syiam, bulan diwajibkan puasa atau bulan puasa. Puasa yang menjadi kewajiban ummat Islam yang sekaligus merupakn rukum Islam yang keempat, ada juga yang bilang ketiga, keduanya betul tidak perlu menjadi permasalahan.

Puasa pada hakekatnya adalah melatih diri untuk berlaku sabar, melatih kita untuk selalu mendekatkan diri pada Allah Subhanahu wata'ala, melatih diri untuk selalu menigkatkan ibadah kepada Allah Subhanahu wata'ala, melatih diri untuk berlaku jujur, melatih diri untuk selalu ta'at pada perintah Allah subhanahu wata'ala, sehingga tujuan puasa tercapai yang menjadikan kita sebagai insan yang bertaqwa, mudah-mudahan diri kita semua dalam mencapainya setelah puasa sebulan penuh, Amin ya rabbal 'alamiin.

Karena Ramadhan sebagai pelatih kesabaran maka disebut pulalah Ramadhan sebagai bulan kesabaran, Syahrus Shobri, Dan sebagai bulan yang penuh latihan disebut pula Ramadhan sebagai Syahrut Tarbiyah, bulan pendidikan.

Kita dididik, dilatih sebulan penuh selama Ramadhan, untuk mencapai predikat taqwa. Oleh sebab itu sangatlah rugi jika kita mensia-siakan kesempatan ini. Karena bulan ini selain bulan untuk melatih kita menjadi Insan bertaqwa, juga sebagai bulan penuh limpahan Rahmat, Syahrur Rahmah, dimana setiap amalan sunah dilipat gandakan oleh Allah subhanawata'ala pahalanya seperti amalan wajib. Satu bulan ini setiap amalan dilipat gandakan sehingga seperti bulan penuh bonus dan pahala yang extra murah, obral pahala. Barang siapa mengerjakan amalan wajib akan dilipat gandakan pahalanya berkali-kali lipat. Oleh sebab itu yang perlu dilakukan dibulan puasa ini adalah mendatangi masjid, iktikaf didalamnya, dan melakukan amalan-amalan yang sunah dan wajib yang mendapat pahala berlipat-lipat di sisi Allah subhanahu wata'ala. Oleh karena itu bulan Ramadhan disebut juga sebagai bulan limpahan berkah dari Allah subhanahu wa ta'ala, Syahrul Barokah.

Jika sedang tidak berada di Masjid, juga perlu meluangkan kesempatan untuk beribadah sunat, membaca Qur'an, memberi nasehat, berzikir dan sebagainya.

Itulah yang dimaksud oleh Rasulullah salallahu alaihi wasalam dengan mendirikan bulan Ramadhan.

Sebagaimana sabda beliau:

Barang siapa yang mendirikan bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan intropeksi diri maka, niscaya diampunkan Allah subhanahu wata'ala dosa-dosanya di masa lalu.

Pengampunan juga yang dijanjikan oleh Allah subhanahu wata'ala pada bulan Ramadhan menjadikan Ramadhan juga dinamakan sebagai Syahrul maghfirah, bulan pengampunan. Karena nanti jika kita telah melewati sepuluh malam terakhir bulan ramadhan disubut sebagai malam-malam pengampunan, layalil maghfiroh.

Untuk menegakkan bulan ramadhan tersebut agar kita mendapat pengampunan Allah ta'ala salah satunya dengan memperbanyak membaca Al-Qur'an. Karena bulan puasa selain namanya bulan Al-Qur'an membaca Quran termasuk cara mudah mendapatkan banyak pahala. Karean menurut Rasulullah salallohu alaihi wasalam mengabarkan pada kita semua bahwa membaca Qur'an mendapat pahala disetiap hurufnya, bukan alif lam mim satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf. Coba bayangkan bagaimana jika membaca satu Quran penuh dibulan Ramadhan, tentunya beribu-ribu pahala akan kita dapatkan dari membaca al-Qur'an.

Jika kita membaca dalam keadaan berwuduk maka pahalanya dikalikan tiga. Dan jika membaca al-Qur'an di bulan Ramadhan maka pahala yang sudah dikalikan tadi akan dikalikan lagi dengan sepuluh. tentunya akan dapat ratusan ribu pahala jika kita membaca al-Qur'an dibulan Ramadhan.

Ini baru contoh beribadah dengan membaca Al-Quran. Bagaimana dengan ibadah-ibadah yang lain seperti sholat sunat, berzikir, bersedekah. Bahkan dalam salah satu hadits disebutkan bahwa, berbuat adil terhadap sesama manusia dihitung pahalanya sebagai suatu sedekah, membantu orang lain mengangkatkan barangnya, dihitung satu sedekah, dan setiap langkah, yang dilangkahkan kaki kita pergi ke masjid dihitung sebagai satu sedekah. Caba bayangkan berapa banyak sedekah yang dapat kita buat. Apa lagi bulan Ramadhan setiap pahala sedekah yang kita lakukan pahalanya akan dikali lipatkan.

Demikianlah sedikit yang saya sampaikan semoga bermanfaat, dan semoga kita dapat menjadi Insan yang bertaqwa dalam menegakkan amalan-amalan bulan ramadhan dan segala pahala kita diridhoi olah Allah subhanahu wata'ala. Amiin Ya Rabbal 'Aalamiin.

Jumat, 10 Juli 2009

Perbedaan Penetapan Awal Ramadhan


Bulan Ramadhan sudah dekat, ini lah perayaan umat islam yang beriman dengan ibadahnya. Bulan Ramadhan pesta ibadah. Sayangnya bulan ramadhan yang dinantikan penuh berkah tersebut, di Indonesia, selalu diwarnai silang pendapat mengenai penentuan hari pertama dan akhir ramadhan. Ada yang memakai perhitungan semata dan ada mengharuskan dengan melihat hilal. Kita di Indonesia selalu berbeda karena perbedaan pandangan dan prinsip ini. Di Arab Saudi murni memakai hisab, sedangkan di Indonesia masih ada berprinsip wujudul hilal وجود الحلال (munculnya bulan sabit). NU ada kriteria minimal hilal (hilal = bulan sabit) dapat dilihat (imkamur ru’yat) yaitu 2 derajat. Standar Internasional untuk dapat melihat hilal adalah 4 derajat. Ternyata bukan perbedaan antara yang satu pakai hisab dan yang satunya lagi pakai ru’yat saja, tetapi juga pada kriteria antara ahli hisab.

Sebenarnya ketentuan rasulullah saw adalah memastikan hadirnya bulan dengan melihat bulan. Maksudnya setiap ibadah itu harus dipastikan memang waktunya sudah tepat dilaksanakan. Seperti Solat Apabila Matahari telah terbenam maka masuk waktu magrib. Kalau belum terbenam Solat Magrib tidak syah dilaksanakan, karena masuknya waktu magrib dimulai terbenamnya matahari, kalau belum terbenam ya solat magribnya tidak syah. Nah begitu pula puasa. Harus pasti masuknya bulan puasa dengan munculnya bulan sabit.

Sabda Rasulullah saw:
عَنْ اَمِيْرِ مَكَّةََ الحَارِثِ قَالَ:عَهِدَ اِلَيْنَا رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اَنْ نَنْسِكَ لِلْرُّؤْيَةِ فَاِن لَمْ نَرََهُ وَشَهِدَ شَاهِدَا عَدْلِ نَسَكْنَا بِشَهَادَتِهِمَا. [ رواه : أبو داود والدارقطنى ]
Artinya: Dari amir makkah, Al-Harits Ibnu Hatib, dia telah berkata: “Telah menjanjikan rasulullah saw kepada kami supaya puasa dengan melihat bulan; jika kami tidak dapat melihat bulan itu, supaya kami puasa dengan kesaksian dua orang yang adil. “ (Riwayat: Abu dawud dan Daruquthni)


Begitu kuatnya ketentuan Rasulullah saw sehingga jika tidak dapat melihat bulan perlu saksi dua orang yang adil untuk menggantikan kesaksian akan melihat bulan sabit. Padahal melihat bulan sabit itu tidak mudah. Tetapi orang yang berpegang teguh dengan prinsip harus melihat bulan membantah dengan alasan teknologi yang ada sekarang memungkinkan milihat anak bulan setiap saat yaitu: ada Satelit Hubble.

Kalau kita dalami riwayat yang ada ketika zaman tabi’in, mereka paling tahu bagaimana ketentuan rasulullah tentang penetapan bulan Ramadhan tersebut. Sehingga pada suatu tempat yang daerahnya lebih tinggi dapat melihat bulan sabit lebih dahulu, tetapi daerah yang lebih rendah terlambat melihat hilal, maka awal puasa mereka berbeda, boleh kita simak riwayat berikut:

Dari Kuraib, sesungguhnya dia telah diutus oleh Ummul-Fadhli ke Syam untuk menemui Muawiyah. Katanya: Saya sampai di Syam, lalu saya selesaikan keperluan Ummu-Fadhli. Sewaktu saya di Syam itu terjadilah Ru’yat Hilal Ramadhan. (penampakan bulan sabit bulan Ramadhan) Saya melihat bulan sabit pada malamJjum’at, kemudian saya kembali ke Madinah pada akhir bulan. Abdulah bin Abbas bertanya pada saya, katanya: “Bila kamu melihat bulan?” Saya jawab: “Pada malam Jum’at.” Abdullah bertanya lagi: “kamu sendiri melihatnya” Saya jawab: “Ya, saya sendiri melihatnya dan orang banyakpun melihatnya pula lalu mereka puasa, dan Muawiyahpun puasa.” Kemudian berkata Abdullah: “Tetapi kami melihat bulan pada malam sabtu, maka kami teruskan puasa sampai cukup tiga puluh atau sampai kami melihat bulan.” Lalu saya bertanya: “Apakah tidak cukup, dengan Muawiyah melihat bulan dan berpuasanya?” (Maksudnya Apakah dengan ditetapkan awal bulan Ramadhan diawali dengan terlihatnya bulan sabit oleh Muawiyah dan keputusan puasa keesokan harinya tidak cukup bukti dan alasan yang kuat untuk menyatakan bahwa hari Jum’atlah awal bulan Ramadhan?) Jawab Abdullah: “Tidak! Begitulah yang diperintahkan Rasulullah saw (Riwayat jama’ah ahli hadis kecuali Bukhari dan Ibnu Majah)

Karena ada perbedaan georafis antara Syam dan Madinah maka kedua daerah tersebut berbeda dalam penentuan awal ramadhan ketika itu, karena masing-masing berbeda waktu dalam melihat hilal.

Kalau dianalogikan dengan perbedaan antar Syam dan Medinah maka penggunaan satelit yang tingginya jauh dari permukaan bumi maka tidak dapat dijadikan patokan. Karena perbedaan Syam dengan Medinah dalam penentuan awal ramadhan dikarenakan tinggi Syam berada pada dataran tinggi karena daerah berbukitan, sedangkan Madinah lebih rendah karena berada di lembah pegunungan Paran. Selain itu Syam dan Madinah berbeda letak (lintang dan bujur koordinat) Geografis. Madinah di Timur Syam dan Syam di sebelah Barat Madinah, sehingga ada kemungkinan ketika malam jum’at hilal muncul lebih dahulu di Madinah dengan ketinggian kurang dari 2 derajat sehingga tidak terlihat, tetapi ketika sudut koordinat rotasi bumi dan peredaran bulan hingga di Syam sudah sama atau lebih dari 2 derajat, sehingga bulan sabit muncul di Syam. Jadi orang penduduk Madinah ketika itu baru dapat melihat munculnya hilal pada malam Sabtu.

Jika perbedaan karena tinggi rendahnya wilayah pengamatan dengan ketinggian setinggi bukit saja dapat menimbulkan perbedaan, bagaimana perbedaan tinggi antara daratan dengan satelit Hubble? Tentunya alasan bahwa bulan dapat dilihat dengan satelit tidak dapat diterima karena tinggi satelit pasti lebih tinggi dari puncak bukit, Memang Satelit Hubble dapat melihat bulan dengan tanpa halangan awan tetapi dengan ketinggian seperti itu harusnya yang ikut puasa menurut pengamatan satelit harus puasanya di satelit, karena supaya sama tingginya dengan satelit tersebut. (bercanda).

Nah dari riwayat diatas berarti penggunaan satelit hanya dapat melihat akan munculnya bulan sabit pada koordinat satelit, tidak berada pada permukaan bumi. Dengan demikian antara Satelit dengan darat dapat diibaratkan seperti Syam dan Madinah dalam contoh kasus diatas.
Dalil yang dipakai oleh Ormas Muhammadiyah dalam menentukan bulan Ramadhan

Kalau kita analogikan dengan ibadah sholat. Sholat syah dilakukan apabila telah masuh waktu. Misalnya Magrib sholah wajib dan syah dilaksanakan ketika telah masuk waktu magrib ditandai dengan terbenamnya matahari. Jadi lihat dulu matahari baru lakukan sholat. Bagaimana jika matahari tidak kelihatan misalnya karena mendung yang sangat tebal, kabut selesai hujan, kabut asap, kabut debu dan sebagainya. Ulama seluruh dunia sepakat, tanpa perbedaan, bahwa sholat dilakukan dengan melihat jam, walaupun matahari kelihatan karena tidak begitu praktis maka peredaran matahari digantikan dengan perhitungan jam. Kalau dalam mengerjakan sholat dapat disepakati dengan perhitungan jam. Kenapa penentuan waktu (hari) puasa tidak disepakati dengan menggunaka perhitungan pula? Mengingat penampakan bulan sabit tidak selalu dapat dilihat didaratan karena terlindung awan. Teropong secanggih apapun kalau cahaya bulan itu terlindung awan tebal tetap tidak bisa dilihat. Lagi pula ada masa-masa bulan sabit itu tidak dapat dilihat apabila bulan sabit muncul dibawah ufuk, terlindung oleh permukaan bumi sendiri. Kesepakatan menggunaka hisab mungkin dapat mempermudah umat islam dalam menentukan hari awal ramadhan, seperti kita ibadah sholat, cukup dengan melihat jadwal sholat dan melihat jam. Bagaimana dengan Puasa? Mungkin cukup dilihat di komputer yang ada program perhitungannya, sehingga oleh pemerintah dapat ditetapkan harinya.

Sabtu, 27 Juni 2009

Adakah Pertentangan Ayat Dalam Al-Quran?(2)


Ada pula Goldziher yang mempermasalahkan potret iblis dalam versi Al-Qur’an. Mempertanyakan perihal titah Allah kepada malaikan untuk sujud kepada Adam. Sementara Islam dikenal sangat ekstrim dalam mengingkari praktek-praktek syirik dan sujud kepada selain Allah.
Kata “sajada” memiliki banyak makna. Misalnya “Sajadat ‘ainuhu” ia memejamkan matanya “Asjadat ainaha” ia menahan pandangannya, “sajadat nakhlah” pohon kurma itu miring, “sajada”, menghormat dengan menundukkan kepala, “sajada li ‘azhimin,” hormat dihadapan pembesar.
Jelas tidak ada pertentangan dengan makna sujud
kepada Adam dan nilai-nilai tauhid. Sujud yang dimaksud adalah penghormatan yang dilatarbelakangi dengan penghormatan manusia pada manusia lainnya seperti alur kisah yang diceritakan oleh alq.
Jadi sujud pada Adam oleh para malaikat sebagaimana yang diperintahkan Allah pada mereka bukan merupakan sujud dalam artian menghormati segala-galanya tanpa batas, yang bergaris bawah ini artinya sama dengan menyembah. Tetapi sujud yang diperintahkan Allah pada malaikat adalah sujud dalam bentuk penghormatan kepada yang menciptakan Adam, walaupun aksinya sujud pada Adam, tetapi penghormatannya tetap pada Allah.
Goldziher juga mempermasalahkan adanya pertentangan antara sifat-sifat Allah, yang satau sisi, maha kasih, maha penyayang, maha pengampun dan di sisi lain maha perkasa, maha menentukan, maha keras sangsinya,
Sebenarnya Allah tidak bertentangan atas sifat-sifatnya karena sifat-sifatnya tetap tidak berubah pada objek atau sasaran kepada siapa sifat itu ditujukan. Allah SWT memilah-milah sifatnya dan tidab berlaku pada semua orang. Allah maha kasih dan maha penyayang pada orang-orang yang dikehendakinya. Allah maha perkasa dan maha keras sangsinya bagi orang-orang yang tidak mau tahu aturan hidup yang Ia ciptakan atau dengan kata lain Allah maha keras pada orang-orang yang tidak diridhoinya, dan dibencinnya. Walaupun Allah membenci tetapi tidak merubah sifat kasih dan sayang Allah. Allah tetap memberikan rizki, kebutuhan untuk hidup bagi setiap makhluk ciptaanya. Tetapi kasih sayang Allah tentunya terbatas jika dibandingkan dengan ummat yang disayanginya. Bagi ummatnya yang beriman dan diridhoinya tentunya berbeda dengan ummatnya yang tidak beriman. Orang beriman dan diridhoi Allah mendapat surga dan balasan kebaikan yang diberikan didunia maupun akhirat selain rezeki, kebutuhan hidup seperti oksigen untuk bernapas, kesempatan hidup, kesehatan dan lain-lainnya yang ada di dunia. Tetapi orang yang tadinya melanggar aturan Allah, lantas kemudian ia sadar dan taubat, maka Allah tidak memperhatikan atau tidak mempermasalahkan perbuatannya dimasa lalu, tetapi mengampuninya atas dosa-dosanya dan perbuatannya dimasa yang telah lalu tersebut.
> Orang-orang yang mengerjakan kejahatan, kemudian bertaubat sesudah itu dan beriman, sesungguhnya tuhan kamu, sesudah taubat yang diiringi dengan iman itu adalah maha pengampun lagi maha penyayang.
Jadi bukan orang atau manusianya yang dibenci dan disayangi Allah tetapi lebih pada perbuatannya, sikapnya, cara pandangnya, yang menjadi patokan.
Dalam ayat ini sebenar ditujukan pada orang yang sudah Islam sendiri, tetapi tetap melakukan kejahatan. Tetapi jika orang diluar Islam tidak termasuk dalam ayat ini

Jadi kesimpulannya tidak ada pertentangan. Kelihatan sepintas seperti bertentangan tetapi setelah ditelusuri lebih dalam lagi ternyata tidak bertentangan, bahkan menambah kekaguman kita pada prinsip-prinsip Islam.

Sabtu, 02 Mei 2009

Adakah Pertentangan Ayat dalam Al Qur'an?(1)


Seorang Orientalis yang kerap menyudutkan dan upaya mengkerdilkan Islam adalah Ignaz Goldziher. Goldziher bersama Lucian, tidak mengakui kesucian al Qur’an berasal dari wahyu. Mereka menuduh bahwa ayat al Qur’an saling bertentangan satu sama lain. Menurut mereka Al Qur’an murni rekayasa Muhammad. Walau telah dibantah dalam tulisan sebelumnya, tetapi menurut mereka berdua al Qur’an tetap masih ada pertentangan satu sama lain.
Umpanya al-Qur’an menfirmankan bahwa Allah menciptakan makhluk hidup dari air. Setelah itu dalam ayat berbeda menyebutkan Allah lah yang langsung menciptakan manusia. Kemudian kenyataan ini akan behadapan dengan tujuh ayat lain yang saling berbenturan.

Dalam ayat pertama dijelaskan Allah menciptakan manusia dari “atturab.” Ayat kedua menyebutkan penciptaan dari ”at-thiin.” Ayat ketiga dari ”al-fakhkhar”. Ayat ke empat dari ”al-shalshalah”. Ayat ke lima dari al-shalshalah ka al-fakhkhar”. Ayat ke enam ”al-hammaa’in masnuun”. Dan terakhir dari “al-maa’u”.
Kesemuanya adalah kontradiksi-kontradiksi yang menguatkan asumsi bahwa penulisan al-Qur’an tidak dilakukan dalam satu zaman dan oleh satu orang.
Tuduhan ini bukanlah hal baru. Di zaman Quraisy juga pernah dilakkukan tuduhan serupa. Tuduhan ini selalu mendapatkan bantahan generasi sezamannya.
Ayat-ayat yang mengatakan bahwa penciptaan manusia berasal dari air merupakan ayat yang mengomentari penciptaan paska Adam yang tercipta dari tanah ”at-Turraab”. Maksud air disini adalah sperma. Dalam surat as Sajadah dalam disebutkan al Maahin yaitu air yang hina. Al-daafiq air yang memancar dengan kuat menerobos uterus dalam surat at Thaariq.
Adapun manusia berdasarkan prosesnya pertama diciptakan dari al shalshalah tanah kering seperti keramik, hamaa tanah yang hitam sebab kedekatannya dengan air dalam waktu yang lama, al masnuun yang berbentuk rangka manusia yang kosong dan al fakhkhar tanah yang dibakar untuk dijadikan batu.
Proses pembentukan manusia pertama dimulai dari turaab, selanjutnya dari athiin, hammaain masnuun, kemudian al-shalshalah dan seterusnya. Tidak ada pertentangan dalam hal penciptaan manusia dari tanah atau yang lainnya.
Ayat-ayat tersebut tidak menyebutkan bahwa proses penciptaan manusian dari besi, emas, udara, gas, al-Qur’an tidak pernah proses penciptaan yang seperti itu. Namun kesemua ayat menjelas proses penciptaan dari turaab kemudian thiin selanjutnya hamaa’in masnun dan kemudian al shalshalah. Seluruh proses ini berkaitan semuanya dengan turaab. Semuanya merupakan proses yang runtun dan berkelindan dari turab itu sendiri. Tidak ada kontroversi disini, apa lagi sampai dikatakan sebagai tidak rampung.

Rabu, 22 April 2009

Apakah Al-Qur'an adalah karangan Pendeta?


Adanya tuduhan bahwa Al-Qur’an dan Ajaran Islam adalah hasil karya pendeta Bahira. Ia kemudian memberikan pada Muhammad saw ketika berada di Syam. Muhammad bersama pamannya pernah sekali berkunjung ke Syam. Di Bushra pernah mengenal pendeta warga Natsuri di sebuah biara Kristen yang mengajarkan ilmu tentang Taurat.
Tuduhan tersebut terbantahkan dengan pendeta yang mereka sebut-sebut tidaksama. Tergantung pada tuduhan dan sumber berita bohong yang mereka olah.
Ketika sumbernya adalah Kristen, pendeta yang dimaksud adalah Sergius atau Bahira. Atau bahkan Waroqoh bin Naufal. Namun ketika bersumber dari Yahudi, maka Al Qur’an buatan pendeta Yahudi yang tidak dikenal. Kita tidak tahu persis bagaimana hal itu bisa terjadi. Konon Bedrody Alfonso, pria yang disinyalir keturunan bani Israel adalah guru Muhammad saw.
Ada beberapa alasan yang membantah tuduhan tersebut antara lain:


  1. Versi yang tumpang tindih memnunjukkan bahwa tuduhan ini tidak memiliki keuatan. Terkadang Bahira, kemudian Waraqah, atau Badrody Alfonso, Bukankah kenyataan ini sudah cukup untuk membantah kebohongan tersebut?

  2. Sewaktu berada di Syam bersama pamannya, Muhammad kala itu masih berusia sembilan tahun. Sungguh tidak masuk akal, bila seorang bocah yang tidak pernah sekolah dapat mengerti apa yang didiktekan Bahira. ?
    Ketika berusia dua puluh lima tahun, Muhammad bersama Maisarah, orang kepercayaan Khadijah, kembali mengunjungi Syam dalam sebuah perjalanan niaga. Maisarah hanya menutukan penampakan pemeliharaan Allah pada Muhammad. Pada kesempatan ini, Muhammad tidak perna bertemu seorang pendeta pun. Lalu mengapa kita menafikan mukjizat-mukjizat Allah kepada nabinya dalam perjalanan niag ini? Mengapa timbul prediksi bahwa menerima agama baru pada perjalanan ini.
    Ketika Muhammad berusia sembilan tahun sungguh tidak masuk akal ia mampu memahami Al-Qur’an. Terlebih lagi ia tidak pernah mengenyam bangku pendidikan. Kemungkinannya Muhammad saw baru memahami Al-Qur’an pada ketika ia telah berusia dua puluh lima tahun. Namum asumsi ini termentahkan oleh bantahan rsional bahwa ketika berusia sembilan tahun dirinya tidak mengenal baca tulis. Ketidakmampuannya baca tulis Muhammad, pun tidak beda ketika ia berusia dua puluh lima tahun.
    Kemudian bagaimana Muhammad mengatur bisnis dengan Khadijah binti Khuwailid, sementara Khadijah belum resmi jadi istrinya? Mungkinkah dirinya dengan kantong pribagi pergi ke Syam secara sembunyi-sembunyi dalam rangka menemui Bahira untuk menerima Al-Qur’an?
    Apa hubungan Muhammad saw dengan Buhira? Mengapa Bahira memilih Muhammad saw untuk mengemban misi ini? Mengapa bukan anak, keluarga dekat atau bahkan mungkin dirinya sendiri?
    Mengapa Bahira dengan cuma-cuma memberikan polularitas transendental, titel manusia terbaik dan penyelamat umat kepada seoran Arab yang yatim ini? Bukankah dirinya lebih memiliki kelayakan dibanding yatim Abu Talib?

  3. Dalam perjalanan pertamannya, Muhammad tidak memiliki banyak waktu dengan Bahira. Sebab kerumunan disekitarnya. Ditambah lagi ketika itu Romawi menguasai Syam dan warga asing yang berada di Syam terancam dibunuh. Sementara waktu dan keamanan merupakan faktor yang mesti diperthatikan. Apakah seorang bocah yang tidak sekolah memapu memahami global dan rindi sebuah Al-Qur’an hanya dua atau tiga hari?
    Seandainya Muhammad menerima sesuatu dari Bahira, sudah dapat dipastikan ketika dirinya mengklaim kenabian, kaum Quraisy akan mengatakan Bahiralah yang mengajarkan agama baru padanya. Tentunya hal ini adalah kartu mati yang dikiliki Quraisy. Karena Muhammad tidak akan dapat berkelit dengan yang dia dapat dari Bahira. Sebab mereka juga menyaksikan pertemuan Muhammad dengan Bahira. Hal ini tidak pernah diekpos Quraisy dalam perang opini melawan Muhammad dan al Qur’an. Namun argumen itu kini mengemuka dalam upaya menggugat Nabi dan al Qur’an.

  4. Telah terbukti secara rasional objektif bahwa al Qur’an bukan produk manusia. Bahira begitu pula Waraqah bin Naufal dan Badrody Alfonso, semua adalah manusia. Meski Muhammad mengajar mereka ribuan tahun mereka tidakakan pernah mampu menjiplak al Qur’an dan menemukan format hukum yang menakjubkan.

  5. Baik Bahira maupun Waraqah tidak hidup sezaman dengan rentetan waktu kejadian yang disebut dalam al Qur’an.
    Dimana Bahira dan Waraqah ketika Rasulullah menanyakan suatu permasalahan? Ketika al Qur’an langsung memberikan jawaban dan penegasan. Bukti ini sangat membantah dugaan al Qur’an berasal dari mereka. Tentu kejadian-kejadian yang terjadi sesudah mereka disebut Nabi dengan gaya bahasa yang berbeda. Kemudian meniscayakan dualisme gaya bahasa dalam al Qur’an. Hal ini jelas tidak dapat dibenarkan. Sepintar apapun Bahira maupun yang lain, ia tidak akan pernah mengetahui kejadian-kejadian yang akan terjadi sepeninggal dirinya sepuluh tahun mendatang.

  6. Dalam al Qur’an banyak sekali ayat yang bertentangan dengan akidah Kristen dan Yahudi. Bagaimana mungkin Bahira atau Waraqah yang Kristen dan Pendeta Yahudi membeberkannya?

  7. Adakah Bahirah yang pendusta atau Waraqah tukang bohong? Pembenaran apa yang dapat membenarkan ketika agamawan yang kerap iktikaf di biaranya, yang akal dan ruh aktif beribadah, melakukan praktek kebohongan? Bohong di kalangan masyarakat awan adalah aib yang mencederai kredibilitas seseorang. Bagaimana ketika yang melakukan bohong itu dilakukan oleh seorang tokoh agama terkemuka? Mungkinkah seseorang dari mereka mengatakan keberasalan al Qur’an dari Allah yang diturun kepada Muhammad bi Abdullah saw, padahal sebenarnya al Qur’an berasal dari mereka sendiri?

  8. Al Qur’an yang mereka sebut sebagai hasil karya Bahira ataupun manusia lain adalah al Qur’an yang telah mereka preteli. Hingga interpretasi-interpretasi versi Eropa sangat tidak mewakili unsur estetis dan perundangan al Qur’an. Kehilangan kejujuran sejarah dan ilmiyah dalam menukil, sebab kepentingan yang melatarbelakangi otak-otak interpreter.
Pengada-adaan yang tidak masuk akal: Mengatakan kebohongan bahwa al Qur’an berasal dari pendeta sangat tidak dapat diterima.

Sabtu, 11 April 2009

Al-Qur’an buatan Nabi Muhammad ?


Dalam ”The readers Companion To World Literature” halaman 298 diseburkan bahwa Muhammad adalah pemimpin religius dan penulis Al-Qur’an. Begitu pula Julius welhausen dalam buku “Tarikh ad Daulah al ‘Arabiyah” mengatakan demikian dan demikian pula Dr. Bruce Guru besar Bible Universitas Bill dan Dirmingham, dan demikian pula Labon dalam buku sejarah Arab juga berpendapat yang sama. Tulisan ini berasal dari tulisan DR. Syauqi Abu Khalil dalam buku ‘Islam menjawab Tuduhan’ dengan ringkasan dan sedikit perubahan.

Al Qur’an tidak mungkin karya Nabi Muhammad disebabkan oleh beberapa hal:

  • Pertama: Gaya bahasa Al Qur’an berbeda dengan gaya bahasa Nabi Muhammad. Jika dibandingkan antara hadis-hadis nabi yang tersebar diberbagai buku dan Al Quran maka akan terasa jelas bedanya. Gaya dialog, orasi, makna populer dalam kalangan Arab. Berbeda dengan
    gaya bahasa Al Qur’an yang tidak memiliki kemiripan dengan gaya bahasa Arab kebanyakan.

  • Kedua: Mereka yang membaca hadis akan merasakan eksistensi sosok manusia, ego yang takut dan lemah di hadapan Allah. Berbeda dengan Al Qur’an yang memamerkan kepada pembaca melalui ayat-ayatnya, ego yang maha perkasa, maha adil, maha bijak, maha pencipta, maha kasih, dan Kasih Nya tidak membuatnya lemah.Seandainya Al Qur’an karya Muhammad tentunya ada kesamaan antara gaya bahasa Al qur’an dengan gaya bahasa Nabi Muhammad. Adalah aksioma ahli bahasa bahwa tidak mungkin seseorang mempunyai dua gaya bahasa dengan perbedaan prinsip dalam penuturannya.

  • Ketiga: Nabi Muhammad adalah seorang yang buta akasara bahwa tidak mungkin seorang yang buta aksara dapat mampu menciptakan buku hukum yang paripurna, yang diakui oleh kalangan Timur dan Barat, Muslim dan Non Muslim, hingga menjadi rujukan hukum eropa.

  • Keempat: Visi al Qur’an tentang kosmos, kehidupan, pola pikir, interaksi, perang, pernikahan, ibadah ritual, ekonomi dan visi lainnya yang kompleks, komprehensif dan solid, tidak mungkin sebagai karya manusia seperti Nabi Muhammad. Aturan hokum yang dibuat tidak mungkin dibuat oleh beberapa orang (Tim) walau kepintarannya bertaraf Internasional, dan dengan spesialisasi yang mendalam, dan dengan rentang waktu beberapa tahun saja. Apakah nabi Muhammad yang buta akasara dapat membuat hukum tentang kosmos, dan segala aspek kehidupan, secara konprehensif.

  • Kelima: Kalau benar nabi Muhammad membuat karya tulis berupa al Qur’an mengapa karyanya ia nisbatkan pada orang lain. (Ia tidak mengakui karya besarnya). Al Qur’an jelas merupakan kreasi tanpa tanding, yang menyebabkan hasil karyanya (nabi Muhammad) yaitu (al Qur’an) menobatkan ia menjadi manusia luar biasa. Apa sebenarnya yang mendasari keengganan nabi Muhammad mengakui al Qur’an sebagai karyanya?

  • Keenam: Al Qur’an karya ilmiah yang memberitakan tentang sejarah yang sama sekali berbeda dengan yang diberitakan kitab-kitab sebelumnya. Karya Ilmiah tentang fisika, luar angkasa, kosmos, dan sekarang dapat tebukti dengan laboratorium dan satelit. Juga Al Qur’an memberitakan kejadian yang terjadi sesudahnya, yang kemudian benar-benar terjadi.

  • Ketujuh: Al Qur’an banyak ayat yang mengkritik nabi Muhammad. Kalau memang al Qur’an karya nabi Muhammad, mengapa nabi mengkritik perbuatan salahnya sendiri. Mengapa perbuatan salah yang sengaja ia buat kemudian ia kritik sendiri.

  • Kedelapan: Banyak permasalahan-permasalahan mendesak yang terjadi ketika zaman al Qur’an di turunkan, tetapi nabi Muhammad tidak segera mendapat jawabannya dan harus menunggu turunnya wahyu sampai berhari-hari untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan yang dialami.
Jika Al Qur’an adalah hasil karya nabi Muhammad, bagaimana menjawab delapan permasalahan diatas? Bukankah akal manusia yang rasional dan logis menolak bahwa al Qur’an sebagai karya nabi Muhammad?

Sabtu, 21 Maret 2009

Sang Maha Pencipta Alam Semesta


Pemikiran Meterialisme walaupun terlupakan disadari atau tidak menjadi paham yang utama dalam kehidupan kita. Disekolah kita diajarkan bagaimana memperoleh ilmu pengetahuan hanya diperoleh dari pengalaman empiris, atau hanya berdasarkan pengalaman yang diperoleh berdasarkan yang dirasakan, dilihat dan didengar oleh panca indra saja. Oleh sebab itu orang yang berpaham materialisme, menolak akan keberadaan tuhan. Orang materialis cenderung atheis. Mereka beranggapan bahwa Tuhan itu ada hasil produk pemikiran manusia. Mereka menolak akan keberadaan tuhan karena tuhan tidak dapat teruji secara empiris. Tuhan tidak dapat didengar, tidak dapat dilihat, tidak dapat dirasakan oleh panca indra manusia.
Sebenarnya keberadaan tuhan sudah dapat dibuktikan dengan adanya alam raya yang terbentang luas ini. Alam ini ada tidak mungkin terjadi dengan sendirinya. Karena terlalu kompleks untuk dapat terjadi secara kebetulan, kalau tidak terjadi dengan sendirinya tentu ada penciptanya. Pencipta alam raya adalah Allah SWT.
Alam raya tercipta yang dari sebelumnya tiada menjadi ada. Penemuan bahwa jagad raya ini mengembang, oleh Thomas Hubble terlihat bahwa bintang-bintang bergerak menurut pola-pola tertentu. Pergerakan bintang ini jika ditarik arah terbalik maka setiap bintang-bintang bergerak berasal dari satu titik tertentu. Suatu ledakkan besar telah terjadi dan semuanya bergerak menjauhi titik tersebut maka terciptalah jagad raya ini. Teori ini dikenal dengan nama Big Bang. Teori ini membantah pendapat atau asumsi yang mengatakan bahwa jagad raya ini sudah ada dengan sendirinya dari dulu tanpa batas waktu (eternal / azali). Pendapat ini didukung dengan penemuan teori termodinamika kedua yang menemukan bahwa energi terbatas. Panas selalu berpindah-pindah dari termal (panas) ke non termal (tidak panas), tidak sebaliknya. Hal ini tentunya lambat laun energi panas akan selalu berkurang setiap perjalanan waktu. Energi dijagad raya ini akan habis dengan panas setiap benda, materi, makhluk di alam ini akan sama rata. Ketidak berdayaan dunia akan terus bertambah, dan keberadaan jagad raya akan berakhir, seiring dengan habisnya energi di jagad raya ini. Contoh sajalah Matahari, bintang yang terdekat dari bumi ini, selalu memberikan energi kebumi dengan cahayanya dan panasnya. Energi matahari pada suatu masa tententu akan berakhir seiring dengan berakhirnya zat Helium yang terdapat pada matahari. Zat Helium ini yang bereaksi kimia sehingga timbul energi matahari. Dengan adanya penemuan atas bermulanya alam raya ini, akan menimbulkan pertanyaan bagi kita “Siapa yang merencanakan semua ini?” Kalau kita lihat alam yang terbentang ini adalah maha karya agung, yang begitu kompleks sehingga tidak akan mungkin terjadi secara kebetulan, “Atas kehendak dan maha karya siapakah alam ini?” Jawabannya Allah SWT zat yang maha pencipta dan agung karyaNya, tuhan semesta Alam.

Minggu, 08 Maret 2009

Tausyiah

Ada beberapa hal yang perlu kita bekali ketika mengarungi kehidupan dunia diantaranya:
Pertama: Hadapi masalah dengan hati yang lapang dan jiwa yang tenang! Memang susah sih apalagi jika masalah berat, tapi kita harus bisa berpikir realistis, kali ini kita harus belajar apa-adanya.
Orang yang dapat terima apa-adanya adalah orang yang qona'ah. Qona'ah yaitu hasbuk bi qoliil, merasa cukup dengan yang sedikit. Orangnya tidak konsumtif, suka menabung, tidak banyak hutang, salah satu jalan kebahagiaan juga adalah adanya tabungan dan tidak ada hutang. Orang qonaah adalah yang bisa mengatakan: hasbunallah, laa ilaaha illallah, alaihi tawakaltu, wa huwa rabbul arsil 'azhiim. Hasbunallah wani'mal wakil, ni'mal maula wa ni'mannasiir.
Kedua: jujurlah. Jujur adalah pilar aqidah. Jujur membawa pada kebaikan, dan kebaikan membawa kita pada surga Allah swt. Sebaliknya dusta membawa pada dosa, dan dosa mengarahkan kita pada neraka, nauzubillah.
jujur artinya berkata apa-adanya, tapi jangan mengumbar aib malu, karena itu aurat, yang harus ditutupi. Allah menutupi aib, kesalahan dan dosa kita, maka kitapun harus menutupinya. Allah memerintahkan kita untuk selalu berkata jujur, jujur yang sebenarnya. Dan selalu berserta orang yang jujur.
Jujur menjadikan kita pribadi yang menarik, terbuka, selalu lepas dan ceria tanpa beban, dalam istilah psikologi pribadi yang extrovert; terbuka. orang sulit berkata jujur karena kebiasaan bohong, dan terikat dengan kebohongannya. Sekali orang tersebut berkata bohong maka untuk menutupi kebohongannya harus ada kebohongan berikutnya, begitu rentetannya sehingga ia tidak bisa lepas dari kebohongannya.
Memang susah jadi orang baik. Karea setiap erbuatan baik pasti ada tantangan, ada halangan dan rintangan. Apalagi kalau berhapan dengan orang jahat. Disini juga ada ujian. Ujian setulus mana kita dapat melakukan kebaikan dengan ketulusan. Nah kebaikan hanya dapat berlaku bagi orang baik. Untuk orang jahat berlaku kejahatan setimpal, tapi kita tidak berbuat jahat pula seperti mereka. Wa idza khoothoba humul jaahiluuna qoolu salaama. Kita berusaha melawan dengan yang lebih elegan yaitu dengan kebaikan, atau hindari.
Kalau kita telah berbuat baik maka kita telah berada pada jalur yang benar. Tidak ada salah kita berbuat baik, yang salah ya orang yang berbuat jahat. Karena orang jahat mereka iri, mereka dengki, mereka tidak suka pada kebaikan kita. Makanya orang jahat harus dihindari. Kalau masalah membalas biarlah Allah saja yang membalas.
menurut Syaikh DR. Al-Qorni dalam buku kumpulan nasehatnya yang berjudul "sinar zaman" mengatakan
hindarilah orang yang pendengki, karena orang pendengki, tidak suka kamu mendapat ni'mat, ia senang kamu celaka, ia senang kamu mendapat musibah. Orang-orang seperti ini harus dihindari, harus dijauhi, jangan dilayani.
Menurut saya penghindaran ini untuk setiap orang jahat.

Kabar dari Palestina tentang Upaya Gencatan Senjata.

Osama Hamdan: Gerakan Hamas berupaya dengan segala kekuatan dan efektivitas untuk mengakhiri perang di Gaza dan mengintensifkan upaya untuk ...