Sabtu, 11 April 2009

Al-Qur’an buatan Nabi Muhammad ?


Dalam ”The readers Companion To World Literature” halaman 298 diseburkan bahwa Muhammad adalah pemimpin religius dan penulis Al-Qur’an. Begitu pula Julius welhausen dalam buku “Tarikh ad Daulah al ‘Arabiyah” mengatakan demikian dan demikian pula Dr. Bruce Guru besar Bible Universitas Bill dan Dirmingham, dan demikian pula Labon dalam buku sejarah Arab juga berpendapat yang sama. Tulisan ini berasal dari tulisan DR. Syauqi Abu Khalil dalam buku ‘Islam menjawab Tuduhan’ dengan ringkasan dan sedikit perubahan.

Al Qur’an tidak mungkin karya Nabi Muhammad disebabkan oleh beberapa hal:

  • Pertama: Gaya bahasa Al Qur’an berbeda dengan gaya bahasa Nabi Muhammad. Jika dibandingkan antara hadis-hadis nabi yang tersebar diberbagai buku dan Al Quran maka akan terasa jelas bedanya. Gaya dialog, orasi, makna populer dalam kalangan Arab. Berbeda dengan
    gaya bahasa Al Qur’an yang tidak memiliki kemiripan dengan gaya bahasa Arab kebanyakan.

  • Kedua: Mereka yang membaca hadis akan merasakan eksistensi sosok manusia, ego yang takut dan lemah di hadapan Allah. Berbeda dengan Al Qur’an yang memamerkan kepada pembaca melalui ayat-ayatnya, ego yang maha perkasa, maha adil, maha bijak, maha pencipta, maha kasih, dan Kasih Nya tidak membuatnya lemah.Seandainya Al Qur’an karya Muhammad tentunya ada kesamaan antara gaya bahasa Al qur’an dengan gaya bahasa Nabi Muhammad. Adalah aksioma ahli bahasa bahwa tidak mungkin seseorang mempunyai dua gaya bahasa dengan perbedaan prinsip dalam penuturannya.

  • Ketiga: Nabi Muhammad adalah seorang yang buta akasara bahwa tidak mungkin seorang yang buta aksara dapat mampu menciptakan buku hukum yang paripurna, yang diakui oleh kalangan Timur dan Barat, Muslim dan Non Muslim, hingga menjadi rujukan hukum eropa.

  • Keempat: Visi al Qur’an tentang kosmos, kehidupan, pola pikir, interaksi, perang, pernikahan, ibadah ritual, ekonomi dan visi lainnya yang kompleks, komprehensif dan solid, tidak mungkin sebagai karya manusia seperti Nabi Muhammad. Aturan hokum yang dibuat tidak mungkin dibuat oleh beberapa orang (Tim) walau kepintarannya bertaraf Internasional, dan dengan spesialisasi yang mendalam, dan dengan rentang waktu beberapa tahun saja. Apakah nabi Muhammad yang buta akasara dapat membuat hukum tentang kosmos, dan segala aspek kehidupan, secara konprehensif.

  • Kelima: Kalau benar nabi Muhammad membuat karya tulis berupa al Qur’an mengapa karyanya ia nisbatkan pada orang lain. (Ia tidak mengakui karya besarnya). Al Qur’an jelas merupakan kreasi tanpa tanding, yang menyebabkan hasil karyanya (nabi Muhammad) yaitu (al Qur’an) menobatkan ia menjadi manusia luar biasa. Apa sebenarnya yang mendasari keengganan nabi Muhammad mengakui al Qur’an sebagai karyanya?

  • Keenam: Al Qur’an karya ilmiah yang memberitakan tentang sejarah yang sama sekali berbeda dengan yang diberitakan kitab-kitab sebelumnya. Karya Ilmiah tentang fisika, luar angkasa, kosmos, dan sekarang dapat tebukti dengan laboratorium dan satelit. Juga Al Qur’an memberitakan kejadian yang terjadi sesudahnya, yang kemudian benar-benar terjadi.

  • Ketujuh: Al Qur’an banyak ayat yang mengkritik nabi Muhammad. Kalau memang al Qur’an karya nabi Muhammad, mengapa nabi mengkritik perbuatan salahnya sendiri. Mengapa perbuatan salah yang sengaja ia buat kemudian ia kritik sendiri.

  • Kedelapan: Banyak permasalahan-permasalahan mendesak yang terjadi ketika zaman al Qur’an di turunkan, tetapi nabi Muhammad tidak segera mendapat jawabannya dan harus menunggu turunnya wahyu sampai berhari-hari untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan yang dialami.
Jika Al Qur’an adalah hasil karya nabi Muhammad, bagaimana menjawab delapan permasalahan diatas? Bukankah akal manusia yang rasional dan logis menolak bahwa al Qur’an sebagai karya nabi Muhammad?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kabar dari Palestina tentang Upaya Gencatan Senjata.

Osama Hamdan: Gerakan Hamas berupaya dengan segala kekuatan dan efektivitas untuk mengakhiri perang di Gaza dan mengintensifkan upaya untuk ...