Minggu, 20 Februari 2011

Kerusuhan Ahmadiyah, Konspirasikah?

Baru-baru ini umat Islam di Indonesia dikejutkan dengan kejadian yang menjadikan ummat Islam Indonesia merasa dipojokkan. Kenapa tidak? Jika setiap Media Publik seperti Televisi dan Suratkabar merespon dengan seolah-olah ummat Islam Indonesia sebagai pelaku tindak kerusuhan yang menyebabkan kematian tiga orang anggota aliran sesat Ahmadiyah di Temenggung, Jawa Barat.
Dari pengamatan saya respon media masa seolah-olah, setiap pembicara yang diundang sepakat atau sebagian besar berpendapat:
  1. Menyalahkan Umat Islam sebagai biang kerusuhan
  2. Mempermasalahkan SKB tiga Mentri
  3. Membubarkan Organisasi keagamaan yang dianggap pembuat biang kerusuhan dalam hal ini seperti ditujukan pada FPI

Kalau dicermati dan disimak secara seksama, mengapa para pengamat dan pembicara begitu cepat menarik kesimpulan, dan seperti sudah diatur dan diset sebelumnya pembicara yang diundang adalah orang-orang yang hati perutnya sudah lama musuh dan membenci Islam. Seperti sudah diatur sebelumnya itulah yang saya rasakan, karena begitu cepat mengambil kesimpulan dan tanpa bukti langsung secara serta merta menuduh FPIlah pelaku kerusuhan. Padahal FPI sudah nyata-nyata membantah terlibat dan tidak ada hubungan dengan FPI. Tidak adat FPI jika melakukan tindakan lantas tidak mengakui perbuatannya. Mungkin saja kerusuhan sengaja diciptakan untuk merealisir suatu rencana lain, seperti menggugat SKB tiga mentri, ingin membubarkan FPI dan sebagainya. Seperti pola-pola kejadian yang biasa dilakukan oleh orang Yahudi, Bom markas sendiri, korbankan rakyat sendiri untuk tujuan yang lebih penting menghancurkan kelompok-kelompok Islam. Seperti juga kejadian yang sama-sama kita telah ketahui, penyerangan 11 September 2003, New York, AS. yang menuduh kelompok semu Al Qaeda, yang sebenarnya tidak ada, sebagai pelakunya. Bagaimana kalau penyerangan 11 September itu adalah AS, sendiri yang melakukannya, dengan maksud untuk merampas sumber daya ekonomi di Afghanistan? Dan juga Irak? Penghancuran gedung WTC tidak masalah, karena gedung WTC memang sudah lama direncanakan ganti yang baru kok, karena gedung WTC yang ada sudah usang. Tetapi karena kebangkrutan ekonomi AS akibat perang dengan Afghanistan dan Irak, realisasi pembangunan gedung baru tersebut belum dapat terlaksana. Konspirasi menganiaya diri sendiri sudah lama dilakukan manusia. Kita ingat bagaimana konspirasi Siti Zulaikha istri saudagar Mesir yang jatuh hati pada nabi Yusuf as. Karena cintanya ditolak Yusuf as, ia rela melukai diri sendiri dan merobek bajunya sendiri demi membuktikan tuduhannya pada nabi Yusuf as. Badan dan baju yang robek tidaklah seberapa jika tujuannya untuk menjebloskan Yusuf as kepenjara terlaksana. Begitu pula AS, yang menghancurkan gudung WTC dan membunuk beberapa rakyatnya sendiri tidaklah seberapa jika dibandingkan hasil yang diperoleh yaitu menguasai Irak dan Afghanistan.

Sepertinya pergantian Presiden AS, Barrack Obama tidak menghentikan konspirasi AS terhadap negara-negara Islam, seandainya nanti berganti presiden lagi konspirasi dan penyerangan terhadap Islam akan mulai lagi. Pergantian Barrack Obama adalah hanya gencatan senjata sementara, untuk mengisi misiu, setelah itu perang terus berlanjut lagi. Pergantian Obama seperti Bill Clinton, sementara Bill Clinton memperbaiki ekonomi, George W Bush Junior mempersiapkan konspirasinya.

Pola-pola strategi ini terbaca seperti juga di Indonesia. Korbankan Ahmadiyah anak emasnya sendiri, untuk melancarka tiga rencana jahatnya.

Rabu, 16 Februari 2011

Escalasi Kesetaraan Gender, dan Perubahan Peran

Supaya ada yang mencucikan baju, dan memasakkan nasi. Bagaimana sekarang peran-peran yang harus dikerjakan istri sudah digantikan oleh mesin cuci, loundry dan Rice cooker. Begitu pula suami yang diharapkan oleh seorang istri adalah agar suami dapat memenuhi kebutuhannya, seperti uang, kendaraan, dan lain sebagainya. Sekarang malah peran-peran tersebut telah banyak digantikan oleh Perusahaan tempat wanita bekerja yang memberikannya gaji yang cukup dan kendaraan yang memadai, Belanja di Supermarket, Air minum Galon berlangganan dan Gas berlangganan yang bersedia melayani jemput antar sangat berpengaruh dalam hal menggantikan posisi atau tugas suami menjaga ketersediaan air bersih dan gas sebagai bahan baker dirumah dirumah, atau jika waktu begitu sedikitnya sehingga tidak sempat masak, masakan sudah masak siap disantappun dapat diperoleh dengan berlangganan Catering Kalau begitu bagaimana peran dan posisi suami lagi? Apakah suami masih dibutuhkan?

Banyak wanita beranggapan suami hanya sebagai simbol. Supaya status sang wanita menjadi istri atau bersuami. Jadi gangguan dari laki-laki yang senantiasa akan mengganggunya jadi berkurang. Dengan berstatus bersuami, maka tingkat keamanannya menjadi lebih tinggi, di rumah tidak tinggal sendiri, dan ada yang juga penting, adalah akan hadirnya anak-anak dirumah, yang walau kadang merepotkan, tetapi menjadi suatu sistem keamanan yang jadi makin sulit ditembus.

Peran suami yang seharusnya menjadi pemimpin dan pengayom rumah tangga jadi bergeser karena perubahan zaman. Hal ini harus disadari, jika mau kembalikan ke posisi masing-masing.

Kabar dari Palestina tentang Upaya Gencatan Senjata.

Osama Hamdan: Gerakan Hamas berupaya dengan segala kekuatan dan efektivitas untuk mengakhiri perang di Gaza dan mengintensifkan upaya untuk ...