Tampilkan postingan dengan label Akhlak. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Akhlak. Tampilkan semua postingan

Senin, 02 November 2015

Jomblo

Jomlo atau bujangan bukanlah hal yang tabu, atau pantangan, apalagi buru-buru sebelum waktunya. Banyak anak-anak usia remaja yang cepat berpacaran dan cepat mendapatkan teman lawan jenisnya. Kondisi ini membuat orang yang belum mendapat pasangan menjadi merasa berkecil hati. Sebaiknya tidak perlu berkecil hati karena jodoh di tangan Tuhan. Apalagi masih muda belia dan remaja, karena masa menjelang dewasa masih panjang, belum perlu memikirkan pasangan hidup dulu. Berpacaran hanya menghabiskan waktu, tenaga, dan biaya. Berpikiran masa muda adalah masa yang digunakan untuk bersenang-senang dengan kawan lawan jenis adalah keliru. Bersenang-senang boleh saja, tetapi dak mesti dengan lawan jenis kaan?

Bagi yang sudah berusia tidak remaja lagi, tetapi belum mendapatkan pasangan hidup dambaan hati, mungkin ada yang salah pada diri yang perlu diperbaiki. Bagi laki-laki soal belum mendapat pasangan ketika usia sudah berlanjut pada masa yang seharusnya berpasangan, tidak begitu memikirkan. Tetapi lain dengan perempuan ketika belum mendapatkan pasangan, pikiran dan tekanan semakin bertambah berat. Karena wanita ada masa monopose, masa dimana tidak dapat lagi menghasilkan keturunan yang sangat didambakan oleh setiap wanita. Bagi laki-laki pada masa usia ini tetapi belum memikirkan pasangan hidup, itu keliru, seharusnya laki-laki harus mulai introspeksi diri dimana letak kesalahannya, kecuali memang tidak mau berpasangan atau berumah tangga.

Hidup membujang bukanlah hal yang terlarang, hanya saja seperti sabda rasul dalam hadis tentang perceraian bahwa kebaikannya jauh lebih banyak berdua dari pada sendiri. Lagi pula hidup sendiri akan tergoda dengan aurat perempuan dan melakukan perbuatan dosa. Bukan artinya setelah berumah tangga terhindar dari godaan tersebut, tetapi lebih tersalurkan hasrat biologis tersebut dengan cara yang dihalalkan Allah swt. Seandainya sendiri adalah sesuatu yang boleh-boleh saja dan tidak lebih baik berpasangan tentu Allah menciptakan manusia satu jenis saja. Tetapi Allah seolah-olah telah mengharuskan hidup berpasangan dengan diciptakannya manusia sepasang yaitu laki-laki dan perempuan.

Laki-laki mempunyai fisik dan karakter yang berbeda dengan perempuan. Jika ada yang menganggapnya sama, itu anggapan yang keliru. Perempuan tertarik pada laki-laki bukan karena fisiknya yang ganteng, itu urutan no ke sekian, tetapi, inilah yang harus disadari laki-laki yang menjomlo yang ingin mencari pasangan hidup, perempuan tertarik pada laki-laki dengan melihat sejauh mana hubungan sosial yang terjalin, dan bagaimana pasangan memperlakukannya dengan baik. Bukan dengan memberikannya semua apa yang diinginkannya, terdiri dari harta, emas, intan berlian, atau uang, kendaraan, dan rumah mewah, bukan, bukan itu yang menjadi penilaiannhya.

Kalau itu yang dilakukan laki-laki, dengan memanjakannya, membawanya jalan-jalan ketempat wisata, memberikanya uang, berbelanja barang-barang di Mall untuk keperluanya, dan tidak lupa mengucapkan selamat ketika ulang tahunnya dan selalu memberikannya hadiah. Laki-laki yang pacaran dengan wanita dambaannya melakukan ini semua, maka laki-laki terperangkap dengan jebakan wanita, yang mengambil manfaat ketika situasi dan kondisi yang menguntungkan, tetapi apakah wanita akan menjatuhkan pilihannya pada laki-laki pasangan (pacarnya) yang berbuat demikian? Belum tentu! Bahkan kebanyakan wanita akan segera meninggalkannya, jika situasi dan kondisi berubah seratus delapan puluh derajat. (Mh mh mh, kasian deh laki-laki yang begitu!).
Lantas bagaimana? Kembali kepada aturan agama! Apakah Islam membolehkan (membenarkan) pacaran? Tidak! Pacaran salah satu perbuatan yang mendekati zina! Allah melarang perbuatan yang mendekati zina.

Laki-laki sebagai pemimpin, pengayom bagi wanita, maka segala keputusan berada pada pihak laki-laki. Oleh karena itu laki-lakilah yang memilih bukan dipilih. Laki-lakilah yang menentukan bukan ditentukan, hal ini perlu diketahui oleh setiap laki-laki. Inilah kodrat seorang wanita, dia itu dipimpin, bukan memimpin. Wanita itu takut menjadi pemimpin, karena itu (kepemimpinan) kodratnya seorang laki-laki. Laki-laki harus tahu tentang hal ini. Kalau pun ia (perempuan) diposisikan sebagai pemimpin maka sebenarnya bukanlah ia pemimpin, tetapi keputusan diserahkan kepada laki-laki yang ia percaya disekitarnya. Itulah sebabnya saya lebih menekankan kepada laki-laki untuk introspeksi diri mengapa ketika telah sampai usia menikah, belum mendapatkan pasangan hidup. Laki-lakilah yang ragu-ragu untuk berumah tangga, laki-lakilah yang belum siap untuk berumah tangga.

Laki-laki harus berubah jika ingin mendapatkan pasangan. Peganglah tongkat kepemimpinan itu, jangan takut dan ragu. Saya dulu sama seperti laki-laki pada umumnya, hanya bersenang-senang sesama kawan-kawan laki-laki, malam minggu kami ngumpul bersama para jomblo, istilah sekarang bagi orang yang tidak punya pacar. Ngumpul di kafe, pesan makanan dan minuman, bercengkrama sebentar terus pulang, biasanya bercengkrama alias ngobrol disalah satu rumah teman tempat ngumpul kemudian baru secara bersama-sama ke kafe atau warung tempat ngumpul yang disepakati. Atau mungkin setelah ngobrol di salah satu rumah teman, kemudian salah seorang pesan makan dibungkus makan bersama disalah satu rumah teman.

Tetapi itu semua masa lalu, setelah berumah tangga jalan lebih banyak bersama keluarga. Setelah saya introspeksi diri yang cukup memakan waktu lama lebih kurang satu tahun. Bahkan mungkin lebih. Saya mempelajari sumber belajar bagaimana mendapatkan pasangan hidup, mempelajari sifat dan kodrat wanita, akhirnya saya berumah tangga.

Laki-laki bersifat pemimpin, inilah yang diharapkan wanita agar suaminya dapat menjadi imam di rumahnya. Sifat kepemimpinan laki-laki tidak tampak ketika laki-laki tersebut tidak dominan, lebih suka dipimpin dari pada memimpin, tidak punya inisiatif untuk inovasi baru, Sehingga mempunyai citra yang negatif bagi wanita, yang tentunya sedikit wanita yang menaruh hati pada pria yang bertipe demikian.

Kamis, 09 Februari 2012

Berpikir Strategis Dalam Memenangkan Persaingan

Tulisan ini hanya pemikiran saja, mungkin akan menatap jelas Islam ke depan. Tulisan ini cukup panjang, mungkin untuk membaca semuanya anda perlu waktu santai kira-kira sepuluh menit. Memang saya melihat mungkin ada salah kaprah dalam berpikir kita sekarang. Lihat saja kita selalu saja kalah dari agama lain, padahal agama kita yang kita anggap benar, dan tidak ada yang agama yang benar selain Islam, kita harus meyakini itu, mungkin karena benar itu kita jadi kalah. Kawan saya dulu pernah bertanya: "Mengapa ya, Islam ini selalu memencilkan diri, bikin pondok pesantren di hutan-hutan, di desa terpencil, jauh dari lingkungan modren dan kemajuan zaman?" Saya jawab sementara waktu itu: " itu karena ingin memelihara anak pesantren dari pengaruh-pengaruh negatif perkotaan, seperti pornografi, miras, dan pergaulan yang tidak baik." Jawab saya seadanya itu menjadi buah pikiran sekarang, karena ada yang saya dengar pondok pesantren sampai mengharamkan santri untuk baca koran dan dengarkan radio, apalagi televisi, sedangkan radio saja tidak boleh, apalagi internet. Tapi kan itu menghambat kemajuan zaman namanya, seorang santri yang terkungkung dengan lingkungan pesantren yang di hutan, putus dari informasi yang ada diluar. Akhirnya ummat Islamkan jadi bodoh sendiri, tidak berkembang, gaptek, dan kalah bersaing dengan agama lain.

Kita harus merubah cara pikir kita untuk memajukan agama kita. Kita harus berpikir bagaimana bisa memenangkan persaingan. Tidak dengan menghalalkan segala cara, tetapi dengan taktik dan strategi. Itulah yang dimaksudkan dengan berpikir strategis tersebut. Berpikir bagaimana cara memenangkan persaingan, memenangkan pertarungan, dengan taktik dan merebut posisi strategis atau menggunakan posisi strategis yang ada sekarang. Kita tidak bisa hanya berkutat pada pondok-pondok yang jauh terpencil, yang berpakaian Islam, pakai kain sarung, dan berkupiah putih haji, kerjanya hanya minta-minta dan zikir di surau? sementara objek sasaran dakwah justru ada di kota. Seorang Fakih, gelarnya saja, meminta-minta sedekah keliling kampung untuk memenuhi kehidupannya, sementara pekerjaannya hanya melakukan iktikaf suluk, selain meminta-minta. Apa imej yang didapat oleh orang ketika seorang kebetulan memperhatikan hal tersebut?

Pada zaman sekarang ini penuh persaingan. Jika kita tidak mempersiapkan diri kita dengan cara berpikir strategis, maka, kita tidak akan mengerti yang mana kawan dan yang mana lawan. Secara tidak kita sadari banyak kesempatan dan hak-hak kita diambil orang yang sedikit tidak peduli pada aturan-aturan Allah. Sedangkan aturan Allah saja dia langgar apalagi aturan manusia. Orang-orang yang selalu melanggar aturan, itu adalah musuh, sekarang mungkin dia teman, di lain kesempatan, bisa jadi kitalah sasaran kejahatannya.

Perperangan untuk memenangkan persaingan, itulah intinya. Berpikir strategis bukan berperang dalam arti sebenarnya. Hanya untuk mendapatkan posisi dan pencitraan diri yang lebih baik lagi. Seandainya kita menjadikan pencitraan diri, merendah, low profile, dan menunjukkan level dibawah standar, maka "musuh-musuh" (dalam tanda petik) "musuh-musuh kita" akan berani melawan, paling tidak coba-coba melawan, kita.

Jika kita tidak berpikir demikian, kita akan senantiasa dalam keadaan tidak siap tempur, dan selalu mendapatkan posisi-posisi yang lemah dan mudah dikalahkan karena posisi-posisi strategis sudah direbut oleh orang-orang yang berpikir strategis tapi keimanan dan kecintaanya pada Islam kurang atau tidak ada. Tampuk kekuasaan, Kendali kepemimpinan, dan posisi strategis harus dipegang oleh orang beriman.

Pada Era Global sekarang ini, perang dalam arti sesungguhnya, tidak sering terjadi, kalaupun ada selalu berselubung dengan :" Demi menjaga keamanan", " Memerangi Terorisme" ," Membersihkan senjata pemusnah massal", dan sebagainya. Perang sesungguhnya yang terjadi adalah "Perang Pemikiran", "Perang Propaganda", "Perang Merusak Moral Bangsa", "Perang Rebutan Pengaruh", "Brain Drain", "Perang Publik Opini", "Perang persaingan ekonomi", "Perebutan wilayah pasar dan produk dagang" dan banyak lagi yang lainnya. Perang seperti inilah yang sering terjadi pada zaman sekarang ini.

Tapi bukan berarti kita harus perang sesungguhnya, karena perang sesungguhnya kurang mendapat dukungan, karena banyak menanggung korban dan biaya perang yang tidak sedikit. Apalagi propaganda negara-negara adi daya, selalu saja, membuat peperangan dengan mengangkat senjata adalah tidak berperikemanusiaan, kejam, melanggar hak-hak azasi manusia, tidak suka berdamai, padahal merekalah pembuat perang, dan melanggar hak azasi manusia dengan berbagai dalih dan alasan, yang tidak dapat kita mengerti dan terbukti kebenarannya. Seandainya perang fisik pun terjadi, kita pun harus siap untuk itu, karena disitulah posisi strategisnya, kekuatan militer kita juga harus tidak lemah.

Low profile, merendah pada orang lain, lemah lembut, adalah sikap yang baik, dan bagus diamalkan menjadi kebiasaan sehari-hari. Tetapi jangan sampai sikap merendah itu menjadikan kita benar-benar jadi rendah diri, atau menunjukkan sikap yang menilai diri kita benar-benar rendah dibandingkan dengan orang lain. Cukuplah sikap-sikap positif itu menjadi profile (tampilan depan) kita saja. Tidak menjadi sikap yang benar-benar memposisikan diri kita berada dibawah.

Mengapa kita harus mengalah dengan orang lain? Sikap mengalah, tenggang rasa, adalah sikap-sikap positif yang diajarkan pada kita saat penataran Pancasila. Tetapi tidak seharusnya sikap itu lantas kita terapkan pada setiap orang tanpa pandang bulu. Karena setiap orang, tidak semua bersikap baik dan positif atas kemajuan diri kita. Jika orang yang tidak baik, kita tidak perlu bersikap baik kepadanya. Ada orang (mungkin orang) baik, niatnya tidak untuk memusuhi atau menyerang kita, tapi prilakunya hanya menghambat perkembangan dan beban saja bagi kita, orang ini patut tidak kita dukung. Saya bertemu orang yang seperti itu, sulit mengungkapkan bagaimana kejahatannya yang kelihatan wajar, tetapi sebenarnya merugikan dan sudah sistemik berada dilingkungan kita. Orang-orang ini pandai berselubung sebagai teman, rekan kerja dan sebagainya, tetapi dia jauh dari itu, memanfaatkan yang lemah, minta dukungan dan pengakuan palsu, sarjana palsu yang dapat tunjangan dari pemerintah, status pegawai tetapi tidak pernah bekerja sesuai jabatannya, orang-orang seperti ini harus diwaspadai, yang mungkin dia akan memanfaatkan kita untuk kepentingannya pribadi. Orang seperti ini wajib tidak boleh mengalah demi kepentingan pribadinya. Hanya menjadi beban saja nantinya. Jika kita harus dibebani dengan orang-orang diatas kita akan lambat berkembang dan selalu saja pada posisi lemah dan dimanfaatkan orang. Kita tidak akan pernah mendapatkan posisi strategis.

Ketika saya dengan kendaraan dengan sepeda motor tua, saya lambat terjebak di jalur sebelah kiri. Karena saya hendak belok ke kanan, tentunya akan memotong jalur-jalur cepat di sebelah kanan, dan baru ketemu jalur kedua dan di seberangnya baru bertemu simpang yang hendak saya tuju. Saya berhenti dengan posisi kendaraan agak serong ke kanan karena akan menyeberang. Saya lama juga menunggu Trans Metro lewat, dan ada beberapa kendaraan pribadi Pajero dan Fortuner lewat. Begitu kendaraan tersebut lewat, dan jalan kelihatan sepi, saya mulai memajukan kendaraan saya bermaksud hendak menyebrang. Saya kaget ketika seseorang melewati di depan hidung kendaraan saya, sambil membentak saya. Saya tidak melihatnya karena dia datang dari arah yang berlawanan. Tentu saja saya jadi balas membentak memarahinya dan tambah mengomel-ngomel. Orang yang saya omeli kelihatan lebih tua dari saya, tetapi dia dengan santainya mendengar ocehan saya seperti tanpa dosa. Jelas, jelas-jelas dia yang salah, karena datang dari arah depan saya, jelas melawan arus. Kalau ditinjau dari posisi dia, berarti dia berjalan di sebelah kanan jalan. Posisi orang tersebut jelas salah, tapi mengapa dia begitu beraninya membentak saya? Saya berpikir jawaban yang pasti adalah satu, yaitu saya memakai kendaraan tua, yang sedikit kelihatan lebih jelek dari yang dia pakai. Dan memakai jaket rombeng, yang menimbulkan imej bahwa level penghidupan saya adalah kelas bawah. Makanya dengan sepelenya dia membentak saya. Coba seandainya saya memakai mobil Fortuner atau Pajero, dengan posisi pada sepeda motor saya tadi, mungkin orang tersebut, akan berpikir untuk menyalip di depan mobil saya, jangankan mau membentak, mendekat saja tidak berani. Dari kejadian ini, dapat saya tarik pelajaran, posisi strategis, imej yang kuat, membuat orang tidak berani macam-macam kepada kita. Posisi yang lemah, gambaran (imej) yang lemah, membuat orang tergiur untuk menjatuhkan kita pada yang lebih rendah lagi. Tidak peduli kita pada posisi yang benar atau tidak. Zaman seperti sekarang ini, bagi orang seperti orang yang membentak saya tadi, berlaku hukum rimba: "Yang lemah siap jadi santapan yang kuat."

Sejak kejadian itu, dan rentetan kejadian-kejadian sebelumnya, mengertilah saya, mengapa saya selalu saja disepelekan orang. Karena bagi mereka berlaku hukum rimba tersebut. Kalau kita mau aman, kita harus merebut posisi strategis. Kalau tidak ancaman selalu saja mengintai, dan senantiasa akan selalu menjadi bulan-bulanan orang lain. Jangan salahkan orang tersebut, karena orang tersebut memang pasti salah. Seolah-olah kita berada dalam hutan rimba yang dipenuhi dengan binatang buas. Hanya kitanya lagi yang perlu meningkatkan keamanan kita dengan meraih posisi strategis dan aman.

Kita yang salah selama ini, jika kita selalu saja menciptakan sikap, dan imej rendah, murahan, sepele dan sebagainya. Yang meminta-minta dijalan memakai pakaian muslim, berpeci dan berkain sarung, ditambah lagi membaca ayat-ayat Quran dijalan. Apa Imej yang di dapat? Islam itu miskin, sepele dan sebagainya. Membuat surau-surau di dekat hutan yang sepi, dan menyendiri disana, sekali keluar dengan jubah lusuh dan jenggot yang sangat panjang. Rambut gondrong dan tasbih yang besar. Begitukah Islam? Apa imej yang di dapat? Silahkan simpulkan gambaran sendiri. Atau seperti orang mengaji di dalam Pesantren yang terpencil, dengan kiyai yang sangat disegani. Mengkaji Islam dengan kitab kuning, kelihatan kitab itu lusuh dan lama sekali umurnya. Kiyai menekankan untuk selalu mengikuti sunnah-sunnah nabi saw. Tamat dari pesantren itu, didapatinya bahwa banyak sekali perbuatan orang umum yang menyalahi ajaran yang selama ini didapat di pesantren. Sehingga dia mulai banyak tidak di sukai masyarakat karena selalu saja menganggap bid'ah tradisi yang ada di masyarakat, seperti menabur bunga di pusara, kenduri menujuh hari, Yasinan. Dia mengemukakan fatwa segala yang tidak diperbuat di zaman nabi adalah bid'ah, menonton tv haram, facebook haram. Apa imej yang di dapat? Islam tidak bermasyarakat dan anti pada kemajuan zaman.

Contoh-contoh diatas adalah menjadikan kita berada di posisi dilecehkan orang, atau pada posisi tidak strategis. Berakhlak mulia menjadikan kita pada posisi yang strategis, disegani, disenangi orang, dianggap orang baik dan sebagainya. Tetapi jadi tidak posisi strategis ketika dianggap orang sebagai orang yang terlalu baik dan gampang diajak kompromi. Tidak jelas lagi batas perbuatan baiknya. Tidak punya prinsip yang tegas dan lain sebagainya. Ibarat pepatah, berbuat baik berpada-pada berbuat jahat jangan sekali-kali dilakukan. Berbuat baik, berakhlak mulia, adalah perintah Allah swt, dan sunnah nabi saw. Tetapi berbuat baik pada orang yang tidak tepat, adalah dilarang Allah swt.
وَتَعَاوَنُوا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلا تَعَاوَنُوا عَلَى الإثْمِ وَالْعُدْوَانِ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعِقَابِ
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.(QS Al Maidah:2)
Ayat diatas jelas melarang kita bertolong menolong dalam berbuat kejahatan. Walau kita tidak tahu, bahwa niat baik kita akan di selewengkan, atau kita memang berniat baik dalam menolong, tetapi perbuatan baik itu ternyata mempunyai andil dalam kejahatan orang tersebut, maka, kita terkena dosa dalam perbuatan kejahatan tersebut.

Meningkatkan kwalitas hidup, tampilan, adalah kuncinya, untuk meraih posisi strategis. Jangan apatis, terima apa adanya. Karena tuhan menciptakan manusia, supaya berusaha, dan berjuang, dan diketahui oleh tuhan siapa yang paling baik amalannya.
تَبَٰرَكَ ٱلَّذِى بِيَدِهِ ٱلْمُلْكُ وَهُوَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍۢ قَدِيرٌ,ٱلَّذِى خَلَقَ ٱلْمَوْتَ وَٱلْحَيَوٰةَ لِيَبْلُوَكُمْ أَيُّكُمْ
Maha Suci Allah Yang di tangan-Nya lah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu, Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun.(QS Mulk: 1-2)
Allah menyuruh kita berjuang. Seandainya Allah tidak menyuruh kita untuk berjuang, tentu diciptakanya kehidupan dengan dengan penuh fasilitas, tanpa harus diusahakan. Seandainya tuhan tidak menyuruk kita berjuang, tentu tidak diciptakannya orang jahat dan musuh, yang menjadi penghalang orang-orang yang menegakkan kebenaran dan berada dijalan kebaikan. Bahkan Allah swt telah mengingatkan kita tentang adanya musuh yang nyata bagi kita yaitu syaitan yang senantiasa membujuk manusia, dengan langkah dan strateginya pula.
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُوا۟ ٱدْخُلُوا۟ فِى ٱلسِّلْمِ كَآفَّةًۭ وَلَا تَتَّبِعُوا۟ خُطُوَٰتِ ٱلشَّيْطَٰنِ ۚ إِنَّهُۥ لَكُمْ عَدُوٌّۭ مُّبِينٌۭ
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam secara keseluruhannya, dan janganlah kamu turut langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagimu.(QS Al Baqarah : 208)
Dan juga orang-orang kafir yang menjadi pengikut syaitan, mengikuti langkah-langkah syaitan, dia termasuh golongan syaitan, walaupun dia memasuki agama yang bernama Yahudi, atau Nasrani, dia tetap musuh abadi. Yang harus diperjuangkan melawannya.
وَلَن تَرْضَىٰ عَنكَ ٱلْيَهُودُ وَلَا ٱلنَّصَٰرَىٰ حَتَّىٰ تَتَّبِعَ مِلَّتَهُمْ ۗ
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. (QS Al Baqarah : 120)

Orang Kafir dari agama Yahudi dan Nasrani, akan senantiasa menjadi ancaman bagi kita, kecuali kita masuk agama mereka. Orang-orang kafir adalah engkar kepada Allah. Dan siapa saja yang engkar pada Allah dia adalah musuh Allah dan berada pada kelompok musuh Allah. Hizbu Sayitan (Kelompok pembela Syaitan).
ٱسْتَحْوَذَ عَلَيْهِمُ ٱلشَّيْطَٰنُ فَأَنسَىٰهُمْ ذِكْرَ ٱللَّهِ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ حِزْبُ ٱلشَّيْطَٰنِ ۚ أَلَآ إِنَّ حِزْبَ ٱلشَّيْطَٰنِ هُمُ ٱلْخَٰسِرُونَ
Syaitan telah menguasai mereka lalu menjadikan mereka lupa mengingat Allah; mereka itulah golongan setan. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan setan itulah golongan yang merugi.(QS Mujadilah : 19)
Dan siapa saja yang berada dalam ketaatan pada Allah swt dia adalah Hizbullah, kelompok Pembela Allah
لَّا تَجِدُ قَوْمًۭا يُؤْمِنُونَ بِٱللَّهِ وَٱلْيَوْمِ ٱلْءَاخِرِ يُوَآدُّونَ مَنْ حَآدَّ ٱللَّهَ وَرَسُولَهُۥ وَلَوْ كَانُوٓا۟ ءَابَآءَهُمْ أَوْ أَبْنَآءَهُمْ أَوْ إِخْوَٰنَهُمْ أَوْ عَشِيرَتَهُمْ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ كَتَبَ فِى قُلُوبِهِمُ ٱلْإِيمَٰنَ وَأَيَّدَهُم بِرُوحٍۢ مِّنْهُ ۖ وَيُدْخِلُهُمْ جَنَّٰتٍۢ تَجْرِى مِن تَحْتِهَا ٱلْأَنْهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَا ۚ رَضِىَ ٱللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا۟ عَنْهُ ۚ أُو۟لَٰٓئِكَ حِزْبُ ٱللَّهِ ۚ أَلَآ إِنَّ حِزْبَ ٱللَّهِ هُمُ ٱلْمُفْلِحُونَ
Kamu tidak akan mendapati sesuatu kaum yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, saling berkasih sayang dengan orang-orang yang menentang Allah dan Rasul-Nya, sekalipun orang-orang itu bapak-bapak, atau anak-anak atau saudara-saudara atau pun keluarga mereka. Mereka itulah orang-orang yang Allah telah menanamkan keimanan dalam hati mereka dan menguatkan mereka dengan pertolongan yang datang daripada-Nya. Dan dimasukkan-Nya mereka ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di dalamnya. Allah rida terhadap mereka dan mereka pun merasa puas terhadap (limpahan rahmat) Nya. Mereka itulah golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan Allah itulah golongan yang beruntung.(QS Mujadilah : 22)

Oleh sebab itu, berperang, atau bersiap-siap untuk perang adalah sangat disarankan bagi setiap muslim. Dan bagi orang Kafir yang memusuhi Islam kita selalu siap siaga untuk berperang melawannya.
وَقَٰتِلُوهُمْ حَتَّىٰ لَا تَكُونَ فِتْنَةٌۭ وَيَكُونَ ٱلدِّينُ لِلَّهِ ۖ فَإِنِ ٱنتَهَوْا۟ فَلَا عُدْوَٰنَ إِلَّا عَلَى ٱلظَّٰلِمِينَ
Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah. Jika mereka berhenti (dari memusuhi kamu), maka tidak ada permusuhan (lagi), kecuali terhadap orang-orang yang lalim.(QS Al Baqarh : 193)
Allah memerintahkan kita untuk memerangi orang-orang yang memusuhi Islam. Dapat dijadikan petunjuk bahwa Islam, memerintahkan kita untuk berpikir strategis kedepan.

Islam memberi contoh, untuk menggunakan strategi dalam peperangan.
  1. Ketika perang Uhud, di masa Rasulullah, pasukan pemanah, ditempatkan dibukit Uhud, dan dipesankan kepada mereka untuk tidak meninggalkan bukit Uhud, sampai ada komando untuk turun. Seandainya strategi tidak dipakai dalam Islam, tentunya umat Islam tidak perlu menempatkan pasukan panah di bukit Uhud.
  2. Ketika Perang Khndak, para sahabat bersusah payah menggali parit untuk pertahanan kota Madinah. Sampai perang usai, parit tersebut sangat berfungsi menahan pasukan kafir Qurays menyerang kota Madinah, sampai perbekalan mereka habis. Seandainya tidak perlu strategi, tentunya perang itu tidak perlu membangun parit untuk peperangan, dan kemungkinan kalah pada perang tersebut besar.
  3. Pada perang Badar begitu pula, Rasulullah membuat pentas yang tinggi agar dapat dengan mudah memberikan komando penyerangan. Dan dengan berpikir strategis pula, Rasul meguasai sumur-sumur badar, agar musuh-musuh yang hendak menyerangnya, tidak dapat menggunakannya dan akan kehausan.
  4. Mengapa ketika Rasul Hijrah, tidak langsung menuju Madinah, melainkan bersembunyi dulu di gua syur? Ini adalah strategi rasulullah dalam mengelabui pengejaran.
  5. Mengapa ketika rasulullah berjalan Hijrah menuju Madinah, mereka mengambil jalan lain yang tidak biasa dilalui orang? Tentunya sekali lagi, Islam memberikan contoh dan teladan, untuk menggunakan strategi yang baik dalam berusaha memenangkan pertentangan.
Karena diatas dunia ini, orang Islam yang mukminlah yang berhak menjadi pemimpin(QS 28:5), dan Kalifah yang dipercaya memelihara alam semesta titipan tuhan (QS 2:30). Dan semua perbendaharaan langit dan bumi adalah diwariskan untuk umat Islam yang beriman. Oleh sebab itu, Orang Islam yang berimanlah yang seharusnya memimpin, dan yang berhak memimpin dunia, dan posisi itu seharusnya direbut kembali dari orang-orang kafir yang menguasai dunia.

Kalau seandainya yang memimpin dunia adalah orang Kafir, maka, tentunya akan sewenang-wenang saja dia di muka bumi, tanpa rasa bersalah, dia akan membuat kerusakan, karena tidak ada pedoman, batas yang tegas, yang mana yang dibolehkan dan mana yang tidak boleh dilakukan. Jika orang kafir yang berkuasa di dunia ini, maka, kepentinganlah yang menjadi tuhan-tuhan mereka selain Allah. Seperti Amerika serikat, penyerangannya ke Afghanistan adalah kepentingan ekonomi semata, yang berdalih memerangi Terorisme.

Kesimpulan
Kita harus merubah cara berpikir kita, yang senantiasa mengalah, membiarkan dizalimi, lemah, pasrah, menyerahkan urusannya hanya kepada Allah, sikap mengalah, tawakkal yang benar, itu bagus tetapi tidak meninggalkan berpikir bagaimana agama kita agar menang, dalam posisi yang disegani, dan terpandang; itulah yang dimaksudkan dengan berpikir strategis.

Senin, 09 Januari 2012

Mencintai Allah

Mencintai Allah, sepertinya asing ditelinga, karena wujud Allah tidak terlihat dan dapat ditangkap oleh panca indra manusia. Tetapi bukanlah suatu hal yang tidak mungkin, bukankah ada orang yang cinta jarak jauh, hubungan melalui surat, tetapi mereka tetap saling mencintai. Mungkin posisinya hampir sama dengan itu. Mencintai Allah adalah merupakan puncak keimanan kepada Allah ta'ala, setelah mengenalnya, dan akhirnya mencintainya. Banyak tokoh-tokoh tasawuf, yang karena mencintai Allah, ia mengabdikan sepanjang hidupnya hanya untuk mendapat ridho Allah. Kita barangkali tidak akan pernah mendapat ridho Allah selagi kita tidak pernah mencoba untuk mencintainya. Tokoh-tokoh tasawuf seperti Ibrahim bin adham, dan Rabi'ah al Adawiyah adalah tokoh-tokoh tasawuf yang mencintai Allah dan mengabdikan diri sepanjang hidupnya hanya untuk Allah dan mendapatkan cinta dan ridhoNya.
وَمِنَ ٱلنَّاسِ مَن يَتَّخِذُ مِن دُونِ ٱللَّهِ أَندَادًۭا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ ٱللَّهِ ۖ وَٱلَّذِينَ ءَامَنُوٓا۟ أَشَدُّ حُبًّۭا لِّلَّهِ ۗ وَلَوْ يَرَى ٱلَّذِينَ ظَلَمُوٓا۟ إِذْ يَرَوْنَ ٱلْعَذَابَ أَنَّ ٱلْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًۭا وَأَنَّ ٱللَّهَ شَدِيدُ ٱلْعَذَابِ
Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat lalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal). (Quran Surat 2 (Albaqoroh): ayat 165)
Ibrahim bin adham pergi ke Mekah dan menggelantungi kiswah ka'bah dengan berlingan air mata ia bersajak
"Semua makhluk telah aku tinggalkan, karena cintaku kepada engkau. Keluargaku aku biarkan jadi piatu, agar aku dapat melihat wajahMu. Biar tubuh ini akan dikerat terpotong-potong, lantaranku cinta kepadaMu, namun hati ini tidak akan berpaling kepada selain Engkau.
Nabi Daud juga berdoa mengharap cinta kepada Allah, yang nabi Allah saw telah menyebut nabi Daud ini sebagai orang yang paling rajin ibadahnya.
Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: “Di antara doa Nabi Daud ’alihis-salaam ialah: “Ya Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu cintaMu dan cinta orang-orang yang mencintaiMu dan aku memohon kepadaMu perbuatan yang dapat mengantarku kepada cintaMu. Ya Allah, jadikanlah cintaMu lebih kucintai daripada diriku dan keluargaku serta air dingin.” Dan bila Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam mengingat Nabi Daud ’alihis-salaam beliau menggelarinya sebaik-baik manusia dalam beribadah kepada Allah.” (HR Tirmidzi 3412)
untuk lebih panjang lebar mengenai Do’a nabi Daud bisa dilihat blog Intifadhah87...memohon cinta Allah Allah memberikan penghargaan bagi orang yang mencintai Allah dan Rasulnya diatas segala cinta yang ia miliki.
قُلْ إِن كُنتُمْ تُحِبُّونَ ٱللَّهَ فَٱتَّبِعُونِى يُحْبِبْكُمُ ٱللَّهُ وَيَغْفِرْ لَكُمْ ذُنُوبَكُمْ ۗ وَٱللَّهُ غَفُورٌۭ رَّحِيمٌۭ
Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Quran Surat 3 (Ali Imran):ayat 31)
Hadis riwayat Anas bin Malik ra.:
Bahwa seorang Arab badui bertanya kepada Rasulullah saw.: Kapankah kiamat itu tiba? Rasulullah saw. bersabda: Apa yang telah kamu persiapkan untuk menghadapinya? Lelaki itu menjawab: Cinta Allah dan Rasul-Nya. Rasulullah saw. bersabda: Kamu akan bersama orang yang kamu cintai.(Shahih Muslim No.4775)
Diakhir zaman kata rasulullah saw, ummat Islam terombang-ambing seperti buih di lautan. Sedangkan keadaannya menjadi santapan orang-orang kafir. Seperti santapan ketika orang tengah menghadapi satu talam hidangan, saling berebutan. Ketika itu jumlah ummat Islam bukanlah jumlah yang sedikit, tetapi kwalitasnya yang sangat lemah, disebabkan oleh satu penyakit yang disebut dengan wahnun, yaitu: amat sangat cintanya pada dunia, dan amat sangat takut akan mati.
زُيِّنَ لِلنَّاسِ حُبُّ ٱلشَّهَوَٰتِ مِنَ ٱلنِّسَآءِ وَٱلْبَنِينَ وَٱلْقَنَٰطِيرِ ٱلْمُقَنطَرَةِ مِنَ ٱلذَّهَبِ وَٱلْفِضَّةِ وَٱلْخَيْلِ ٱلْمُسَوَّمَةِ وَٱلْأَنْعَٰمِ وَٱلْحَرْثِ ۗ ذَٰلِكَ مَتَٰعُ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا ۖ وَٱللَّهُ عِندَهُۥ حُسْنُ ٱلْمَـَٔابِ
Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).(Quran Surat 3 Ali Imran : ayat 14)
Allah mencela orang-orang yang hanya mencintai dunia semata tanpa ada rasa mencintai pada Allah dan rasulnya.
قُلْ إِن كَانَ ءَابَآؤُكُمْ وَأَبْنَآؤُكُمْ وَإِخْوَٰنُكُمْ وَأَزْوَٰجُكُمْ وَعَشِيرَتُكُمْ وَأَمْوَٰلٌ ٱقْتَرَفْتُمُوهَا وَتِجَٰرَةٌۭ تَخْشَوْنَ كَسَادَهَا وَمَسَٰكِنُ تَرْضَوْنَهَآ أَحَبَّ إِلَيْكُم مِّنَ ٱللَّهِ وَرَسُولِهِۦ وَجِهَادٍۢ فِى سَبِيلِهِۦ فَتَرَبَّصُوا۟ حَتَّىٰ يَأْتِىَ ٱللَّهُ بِأَمْرِهِۦ ۗ وَٱللَّهُ لَا يَهْدِى ٱلْقَوْمَ ٱلْفَٰسِقِينَ
Katakanlah: "Jika bapak-bapak, anak-anak, saudara-saudara, istri-istri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan rumah-rumah tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai daripada Allah dan Rasul-Nya dan (dari) berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya." Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang fasik.(Quran Surat 9 Taubah: ayat 24)

Minggu, 31 Juli 2011

Ketika Nikmat Menjadi Bencana

Nikmat adalah suatu anugrah tuhan yang tiada terkira. Bagaimana hidup dunia jika tidak diberikan kenikmatan oleh tuhan. Tentulah kehidupan dunia tidak lagi nyaman, melainkan penuh penderitaan dan kepedihan.

Tetapi Allah menciptakan kenikmatan di dunia, tetapi juga di ciptakannya penderitaan, sebagai penyeimbang dari kenikmatan tersebut. Nikmat akan terasa nikmat apabila telah mengalami penderitaan. Bagaimana jika kehidupan ini hanya nikmat saja tanpa penderitaan? Jangan dikira enak! Kenapa? Karena nikmat, nyaman, menjadi suatu hal yang biasa, dan rutin saja, bukanlah menjadi suatu kenikmatan, malah akan timbul kebosanan. Orang akan lupa bahwa kenimatan itu adalah nikmat. Orang akan sadar atas betapa pentingnya nikmat kesehatan yang telah ia miliki, apabila ia telah merasakan sakit. Ketika sakit, betapa terhalangnya segala macam perbuatan. Orang yang sakit, ia akan berkata "seandainya aku sehat". Tetapi bagi orang yang sehat tidak pernah ia teringat seandainya ia tidak sehat ia tidak dapat berbuat seperti biasa yang ia lakukan. Itulah sebabnya Allah ciptakan di dunia ini seimbang, ada sehat ada sakit, ada kaya ada miskin, ada enak ada derita, ada nikmat ada juga Bencana.
ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ

kemudian kamu pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kamu megah-megahkan di dunia itu).
(QS: ayat)

Kenikmatan akan berubah menjadi bencana ketika kenikmatan tersebut diperturutkan. Menikmati kenikmatan juga ada seninya. Kenikmatan tersebut ada batasnya. Jangan terlalu diperturutkan. Karenakan akan dapat merusakkan. Rusak bukan saja nikmatnya jadi rusak, tetapi orang penikmatpun menjadi rusak. Nonton Televisi itu nikmat, tetapi menonton TV saja terus-menerus, tidak lagi nikmat. Mata butuh istirahat, badan butuh makan dan Istirahat, begitu juga Otak yang dapat lelah. Menonton Televisi dalam waktu yang lama akan menimbulkan ketegangan-ketegangan syaraf yang seharusnya butuh istirahat.

Begitu pula kenikmatan yang lainnya. Vidio Game, adalah contoh yang lebih parah lagi. Main Game Komputer atau Vidio Game selama 3 hari 3 malam tanpa tidur bisa mati ditempat.

Begitulah Allah ajarkan kepada kita untuk membatasi atas nikmat yang telah diberikan kepada kita jangan terlalau dipakai secara berlebihan. Karena akan dapat menimbulkan bencana, kerusakan. Agama Islam mengajarkan kepada kita, agar tidak memperturutkan hawa nafsu. Di bulan suci Ramadhan kita dilatih untuk hidup seimbang, wajar, dan manusiawi. Itulah Allah katakan bahwa Quran itu adalah petunjuk bagi manusia, agar manusia menjadi manusia, bukan robot.
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ

(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang batil).
(QS: ayat)

Hidup seimbang, ada bekerja yang bermanfaat bagi kehidupan, ada hubungan vertikal dengan tuhan, melalui sholat, ada hubungan horizontal, sosial, ketika bertemu tetangga di masjid sholat berjamaah, Dalam sholatpun manusia rileks, semua ketegangan saraf-sarafnya mengendur, dan peredaran darahnya lancar. Ketika sujud adalah mengalirkan darah ke otak sekaligus memberikan Oksigen yang cukup bagi otak.
أَفَرَأَيْتَ مَنِ اتَّخَذَ إِلَهَهُ هَوَاهُ وَأَضَلَّهُ اللَّهُ عَلَى عِلْمٍ وَخَتَمَ عَلَى سَمْعِهِ وَقَلْبِهِ وَجَعَلَ عَلَى بَصَرِهِ غِشَاوَةً فَمَنْ يَهْدِيهِ مِنْ بَعْدِ اللَّهِ أَفَلا تَذَكَّرُونَ

Maka pernahkah kamu melihat orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya, dan Allah membiarkannya sesat berdasarkan ilmu-Nya dan Allah telah mengunci mati pendengaran dan hatinya dan meletakkan tutupan atas penglihatannya? Maka siapakah yang akan memberinya petunjuk sesudah Allah (membiarkannya sesat). Maka mengapa kamu tidak mengambil pelajaran?
(QS: Al Jatsiyah ayat 23)

وَمَنْ أَعْرَضَ عَنْ ذِكْرِي فَإِنَّ لَهُ مَعِيشَةً ضَنْكًا وَنَحْشُرُهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَعْمَى

Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta".
(QS: Thoha ayat 124)

Ketika orang lupa pada tuhan, menikmati kenikmatan secara berlebihan, memperturutkan hawa nafsu, bahkan menjadikan hawa nafsu sebagai tuhan. Maka manusia tidak lagi manusia. Manusianya sudah mati, yang ada hanya mayat-mayat yang berjalan, bagaikan robot-robot yang hidup tanpa ruh.

Demikianlah Allah sebenarnya mengajarkan seimbang dalam hidup kita, antar hubungan dengan tuhan dan hubungan dengan manusia, antara bekerja mencari rizki dengan menikmati hidup yang menyehatkan. Allah memberi petunjuk bagi manusia agar manusia menjadi manusia, bukan hewan, bukan robot, dan bukan mayat hidup. Allahu a'lam.

Selasa, 21 Juni 2011

Sunatullah (2)



Sunnatullah adalah suatu ketentuan, yang harus ada karena memang demikian adanya. Bumi berputar pada porosnya, dan mengelilingi matahari sesuai dengan aturan yang ditetapkan Allah. Aturan itulah yang dimaksud sunnatullah.
وَهُوَ الَّذِي خَلَقَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ
Dan Dialah yang telah menciptakan malam dan siang, matahari dan bulan. Masing-masing dari keduanya itu beredar di dalam garis edarnya.(QS Al Ambiyaa ayat 33)

لا الشَّمْسُ يَنْبَغِي لَهَا أَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ
Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.(QS Yasiin ayat 40)

Aturan Allahlah yang menentukan matahari bulan dan bumi agar beredar menurut garis edarnya itulah sunnatullah. Konsekwensi logis dan alamiah itulah sunnatullah.

Ilmu pengetahuan modren dapat menyaksikan fenomena alam, dan dapat menerangkan bagaimana fenomena itu terjadi. Tetapi ilmu pengetahuan modren tidak dapat menjawab mengapa semua itu terjadi. Ilmu pengetahuan modren mengistilahkan keteraturan alam sebagai hukum alam. Jantung yang selalu berdetak dibawah sadar manusia disebut hukum alam. Sel-sel darah yang berkembang dalam hati manusia disebut hukum alam. Yang segala sesuatu yang bekerja dengan sendirinya, tanpa ada kesadaran dan kesengajaan ilmu pengetahuan menamakannya sebagai hukum alam.


Jika Agama Islam menjawab, atau seorang muslim berkeyakinan dan harus berkeyakinan bahwa semua fenomena alam itu atas aturan, kekuasaan dan petunjuk (inayah) Allah subhanawata'ala. Itulah yang namanya sunnatullah. Jika kita dapat melihat bagaimana sel-sel darah merah memproduksi hemoglobin didalam hati dengan adanya oksigen, kita melihat suatu keajaiban alam, kita melihat kekuasaan Allah, itulah tanda-tanda (ayat-ayat) Allah di alam.

Para ilmuwan modren tidak bisa menjawab fenomena-fenomena alam yang rumit, kecuali hanya menjawab bahwa ada rancangan cerdas yang mengatur itu semua. Karena sangat-sangat kecil kemungkinan bahwa kerumitan kompleks tersebut dapat terjadi dengan sendirinya dan kebetulan semata. Ilmuwan mengukur kemungkinannya adalah satu per sepuluh pangkat seratus lima puluh (1/10150), mungkin lebih. Artinya memang sangat-sangat kecil kemungkinan hal-hal tersebut dapat terjadi dengan sendirinya. Perancang Cerdas itu adalah Allah ta'ala.

Allah telah mengatur semuanya sehingga Matahari bulan dan planet-planet berada pada orbitnya dengan perhitungan yang sangat teliti dan demikian tidak terjadi salah atau tabrakkan antara planet-planet, bulan-bulan di masing-masing planet, dan Matahari.

هُوَ الَّذِي جَعَلَ الشَّمْسَ ضِيَاءً وَالْقَمَرَ نُورًا وَقَدَّرَهُ مَنَازِلَ لِتَعْلَمُوا عَدَدَ السِّنِينَ وَالْحِسَابَ مَا خَلَقَ اللَّهُ ذَلِكَ إِلا بِالْحَقِّ يُفَصِّلُ الآيَاتِ لِقَوْمٍ يَعْلَمُونَ
Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui. (QS Yunus ayat 5)

وَسَخَّرَ لَكُمُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ وَالشَّمْسَ وَالْقَمَرَ وَالنُّجُومُ مُسَخَّرَاتٌ بِأَمْرِهِ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ
Dan Dia menundukkan malam dan siang, matahari dan bulan untukmu. Dan bintang-bintang itu ditundukkan (untukmu) dengan perintah-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang memahami (nya), (QS An Nahl ayat 12)

أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يَسْجُدُ لَهُ مَنْ فِي السَّمَاوَاتِ وَمَنْ فِي الأرْضِ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ وَالنُّجُومُ وَالْجِبَالُ وَالشَّجَرُ وَالدَّوَابُّ وَكَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ وَكَثِيرٌ حَقَّ عَلَيْهِ الْعَذَابُ وَمَنْ يُهِنِ اللَّهُ فَمَا لَهُ مِنْ مُكْرِمٍ إِنَّ اللَّهَ يَفْعَلُ مَا يَشَاءُ
Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata dan sebagian besar daripada manusia? Dan banyak di antara manusia yang telah ditetapkan azab atasnya. Dan barang siapa yang dihinakan Allah maka tidak seorang pun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki. (QS Al Hajj ayat 18)

Demikianlah, bahkan tumbuhnya pohon-pohonpun adalah sesuai dengan sunnatullah, Gunung pun begitu tidak terlepas dari aturan dan kekuasaan Allah swt. Demikianlah Allah memperlihatkan kepada manusia betapa besar kekuasaan dan penguasaannya terhadap sekalian makhluknya.

Rabu, 08 Juni 2011

Sunatullah (1)

Sunatullah adalah ketentuan Allah. Suatu ketentuan hukum Logika yang mempunyai hubungan sebab akibat. Jika menurut kajian ilmiah (Scientific) disebut dengan hukum Alam.
سُنَّةَ اللَّهِ الَّتِي قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلُ وَلَنْ تَجِدَ لِسُنَّةِ اللَّهِ تَبْدِيلا
Sebagai suatu sunnatullah yang telah berlaku sejak dahulu, kamu sekali-kali tiada akan menemukan perubahan bagi sunatullah itu.(QS Al Fath ayat 23)

Seperti ketentuan setiap benda apabila dilemparkan keatas maka akan kembali lagi ke bumi akibat adanya gaya tarik bumi. Ini salah satu contoh hukum, dan banyak lagi hukum-hukum alam lainnya, yang secara ilmiah dapat kita temukan dalam setiap pelajaran ilmu pengetahuan alam atau fisika. Ini hukum pasti. Allah tidak mungkin merubah ketentuan hukumnya karena ini sudah merupakan janji Allah dan Allah selalu menepati janji. Hukum-hukum alam seperti ini disebut sebagai Sunatullah.

Banyak hukum-hukum Allah yang tertulis dalam al-Quran, Seperti ketentuan mengenai garis peredaran bulan, dan pergantian siang dan malam
وَالْقَمَرَ قَدَّرْنَاهُ مَنَازِلَ حَتَّى عَادَ كَالْعُرْجُونِ الْقَدِيمِ
لا الشَّمْسُ يَنْبَغِي لَهَا أَنْ تُدْرِكَ الْقَمَرَ وَلا اللَّيْلُ سَابِقُ النَّهَارِ وَكُلٌّ فِي فَلَكٍ يَسْبَحُونَ

Dan telah Kami tetapkan bagi bulan manzilah-manzilah, sehingga (setelah dia sampai ke manzilah yang terakhir) kembalilah dia sebagai bentuk tandan yang tua.
Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya.
(QS Yasiin ayat 39-40)


Dan juga Allah swt mencontohkan kepada kita salah satu sunnahnya tentang proses terbentuknya manusia sampailah ia dewasa kemudian tua dan mati. Juga menjelaskan sunnatullah di alam tentang proses pertumbuhan tumbuh-tumbuhan.
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِنَ الْبَعْثِ فَإِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ تُرَابٍ ثُمَّ مِنْ نُطْفَةٍ ثُمَّ مِنْ عَلَقَةٍ ثُمَّ مِنْ مُضْغَةٍ مُخَلَّقَةٍ وَغَيْرِ مُخَلَّقَةٍ لِنُبَيِّنَ لَكُمْ وَنُقِرُّ فِي الأرْحَامِ مَا نَشَاءُ إِلَى أَجَلٍ مُسَمًّى ثُمَّ نُخْرِجُكُمْ طِفْلا ثُمَّ لِتَبْلُغُوا أَشُدَّكُمْ وَمِنْكُمْ مَنْ يُتَوَفَّى وَمِنْكُمْ مَنْ يُرَدُّ إِلَى أَرْذَلِ الْعُمُرِ لِكَيْلا يَعْلَمَ مِنْ بَعْدِ عِلْمٍ شَيْئًا وَتَرَى الأرْضَ هَامِدَةً فَإِذَا أَنْزَلْنَا عَلَيْهَا الْمَاءَ اهْتَزَّتْ وَرَبَتْ وَأَنْبَتَتْ مِنْ كُلِّ زَوْجٍ بَهِيجٍ
Hai manusia, jika kamu dalam keraguan tentang kebangkitan (dari kubur), maka (ketahuilah) sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah, kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu dan Kami tetapkan dalam rahim, apa yang Kami kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan, dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatupun yang dahulunya telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air di atasnya, hiduplah bumi itu dan suburlah dan menumbuhkan berbagai macam tumbuh-tumbuhan yang indah.(QS AlHajj ayat 5)


Sunnatullah adalah hubungan ilmiah, dan dapat diterangkan secara ilmiah dan logika
Sunnatullah adalah hukum kausal, hubungan sebab akibat yang terjadi di alam, yang dapat diterangkan secara ilmiah. Misalnya seseorang sakit, kemudian dia (si sakit) memakan obat, lantas sembuh. Ini adalah sunnatullah, hubungan sebab akibat, jika makan obat maka bakteri penyebab sakit akan mati dan, penyakit yang disebabkan oleh bakteria tersebut akan hilang atau sembuh. Jika tidak makan obat kemungkinan sembuh dengan segera itu kecil.

Dengan mengetahui hubungan sunnatullah di alam di alam maka kita harus tidak meyakini bahwa obatlah yang menyembuhkan si sakit, tetapi tetap Allah swt karena dengan sunnatullah yang berlaku dialamlah yang menyebabkan si sakit sembuh setelah makan obat. Obat disini hanyalah usaha manusia. Dengan makan obat maka hubungan sebab akibat berlaku, dan menyembuhkan si sakit.

Jadi bukanlah obat yang menyembuhkan si sakit, berkeyakinan seperti ini dapat jatuh kepada Syirik (Menduakan Tuhan). Dengan mengetahui hukum alam sebagai sunnatulla maka kita terhindar dari pada keyakinan yang dapat menimbulkan Syirik. Contohnya membuat tangkal pada anak kecil yang sering sakit sakitan. Tangkal ini adalah kepercayaan masyarakat Indonesia, yaitu berupa kantong kecil dari kain hitam yang diisi logam logam penangkal seperti magnet, besi putih, timah dan sebagainya. Kepercayaan seperti ini adalah Syirik. Karena tidak dapat dijelaskan secara ilmiah. Hanya Mitos, Takhyul dan Khurafat, yang menyebabkan pelakunya jatuh kepada Syirik. Tidak ada usaha atau bukanlah usaha namanya jika sesuatu itu tidak dapat dijelaskan hubungan sebab akibatnya dan diterima secara ilmiah dan logik (Masuk akal). Janganlah bersandar pada alasan bahwa memakai tangkal dan azimat itu hanya usaha dan Allah yang menyembuhkan. Allah tidak ridho dengan usaha yang menserikatkanya. Walau dengan izin Allah sembuh juga, tetapi iblis dan syaitan telah menang mengelabui dan menipu ummat manusia yang beriman dengan melakukan perbuatan yang menjauhinya, yaitu mensyerikatkannya dengan memakai azimat dan tangkal itu. Jadi jika sesuatu tidak dapat dijelaskan dan dibuktikan secara ilmiah maka itu ditolak sebagai sunnatullah (hukum kausal) yang sudah menjadi ketetapan Allah.

Sunnatullah sesuatu yang dapat diukur, diperhitungkan dan diramalkan
Dengan mengetahui adanya sunnatullah di alam kita dapat membedakan mana ramalan atau prediksi ilmiah dengan ramalan yang menyebabkan syirik. Ramalan Cuaca, Ramalan akan terjadi Gerhana matahari, adalah contoh-contoh ramalan prediksi ilmiah yang didapat melalui penelitian dan perhitungan ilmiah. Tetapi jika ramalan nasib memakai kartu, ramalan nasib dengan bintang berdasarkan tanggal lahir, astrologi adalah contoh-contoh ramalan yang dapat jatuh kepada kemusyrikan.

Sunnatullah adalah ketentuan Allah yang ada pada Al-Quran:
لا يُؤْمِنُونَ بِهِ وَقَدْ خَلَتْ سُنَّةُ الأوَّلِينَ
mereka tidak beriman kepadanya (Al Qur'an) dan sesungguhnya telah berlalu sunnatullah terhadap orang-orang dahulu.(QS Al Hijr ayat 13) Maksud sunnatullah di sini ialah membinasakan orang-orang yang mendustakan rasul.


Ada hubungan kausalitas disini jika tidak beriman dan menolak mengakui kebenaran wahyu yang disampaikan rasul, dengan bencana yang menimpa suatu ummat.
Besambung Sunaatullah-2

Rabu, 01 Juni 2011

Jahiliyah Modern

Orang-orang jika disebut kata jahiliyah, bayangan pikirannya pada masa dahulu dengan orang-orang bodoh dan payah. Orang-orang yang tidak mengerti aturan dan jauh dari pada peradaban. Dari segi bahasa kata Jahiliyah tidak dikenal dalam bahasa Arab pra Islam dahulu. Mereka memakai kata Jahl tapi bukan Jahiliyah. Kata Jahiliyah adalah istilah yang ada dalam al-Qur'an, untuk menyatakan orang-orang yang tidak mau membuka diri atas kebenaran Islam. Mereka yang masih mau menerima dan melakukan hal jahl (bodoh), walaupun bukti kebenaran dan ilmu pengetahuan (petunjuk) dari al-Qur'an telah datang pada mereka.

Jadi persepsi jahiliyah adalah identik orang-orang bodoh, preman-preman yang tidak mau mengindahkan aturan di masyarakat, tukang pelaku maksiat, adalah ternyata salah sama sekali. Makna Jahiliyah menurut al-Qur'an bukan orang-orang yang bodoh sama sekali. Orang-orang Jahiliyah, sebenarnya juga orang-orang yang pandai dalam membuat sesuatu. Umat Nabi Shaleh as adalah orang-orang yang ahli dalam membuat seni patung. Berbagai patung telah mereka buat, dan kota tersebut adalah penghasil patung-patung batu yang dijual keluar kota, dan banyak yang memesan patung batu untuk keindahan kota dan berhala mereka berasal dari kota nabi Shaleh ini.

Begitu pula umat nabi Hud as. Adalah umat yang telah berhasil membuat kota yang indah yang dikelilingi bangunan tinggi menjulang, yang tampak bagaikan menara-menara. Tetapi mereka disebut masih jahiliyah karena tidak mau mengerti hakikat ketuhanan, dan masih mau menyembah berhala-berhala yang berupa patung-patung batu itu.

Defenisi Jahiliyah
  1. Jahiliyah orang yang tidak beriman pada rasul saw walaupun sudah jelas bukti kebenaran, dan kepercayaannya sifatnya.
    Dalam Al-Qur'an dijelaskan:
    وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلا تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ الأولَى وَأَقِمْنَ الصَّلاةَ وآتِينَ الزَّكَاةَ وَأَطِعْنَ اللَّهَ وَرَسُولَهُ
    dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan dirikanlah salat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya.(QS Al Ahzab ayat 33)

    Makna ayat ini untuk membedakan orang-orang mukminah yang telah beriman dengan orang-orang-orang Arab kebanyakan, jadi yang membedakan antara orang Jahiliyah dengan tidak, adalah faktor keimanan dan ketaatan kepada Allah taala.

  2. Orang-orang Jahiliyah adalah orang-orang yang tidak tenang, dan kafir karena kesombongannya.
    إِذْ جَعَلَ الَّذِينَ كَفَرُوا فِي قُلُوبِهِمُ الْحَمِيَّةَ حَمِيَّةَ الْجَاهِلِيَّةِ فَأَنْزَلَ اللَّهُ سَكِينَتَهُ عَلَى رَسُولِهِ وَعَلَى الْمُؤْمِنِينَ وَأَلْزَمَهُمْ كَلِمَةَ التَّقْوَى وَكَانُوا أَحَقَّ بِهَا وَأَهْلَهَا وَكَانَ اللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمًا
    Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya tentang kebenaran mimpinya dengan sebenarnya (yaitu) bahwa sesungguhnya kamu pasti akan memasuki Masjidilharam, insya Allah dalam keadaan aman, dengan mencukur rambut kepala dan mengguntingnya, sedang kamu tidak merasa takut. Maka Allah mengetahui apa yang tiada kamu ketahui dan Dia memberikan sebelum itu kemenangan yang dekat.(QS Al Fath ayat 26)

  3. Orang yang berhukum diluar hukum Islam, adalah Jahiliyah, Atau hukum yang diluar hukum Islam adalah hukum Jahiliyah.
    أَفَحُكْمَ الْجَاهِلِيَّةِ يَبْغُونَ وَمَنْ أَحْسَنُ مِنَ اللَّهِ حُكْمًا لِقَوْمٍ يُوقِنُونَ
    Apakah hukum Jahiliah yang mereka kehendaki, dan (hukum) siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang yakin?(QS Al Maidah ayat 50)

  4. Orang-orang yang tidak mengerti akan takdir dan kekuasaan Allah, mereka berprasangka dan menduga-duga saja, orang seperti ini adalah orang Jahiliyah:
    ثُمَّ أَنْزَلَ عَلَيْكُمْ مِنْ بَعْدِ الْغَمِّ أَمَنَةً نُعَاسًا يَغْشَى طَائِفَةً مِنْكُمْ وَطَائِفَةٌ قَدْ أَهَمَّتْهُمْ أَنْفُسُهُمْ يَظُنُّونَ بِاللَّهِ غَيْرَ الْحَقِّ ظَنَّ الْجَاهِلِيَّةِ يَقُولُونَ هَلْ لَنَا مِنَ الأمْرِ مِنْ شَيْءٍ قُلْ إِنَّ الأمْرَ كُلَّهُ لِلَّهِ يُخْفُونَ فِي أَنْفُسِهِمْ مَا لا يُبْدُونَ لَكَ يَقُولُونَ لَوْ كَانَ لَنَا مِنَ الأمْرِ شَيْءٌ مَا قُتِلْنَا هَا هُنَا قُلْ لَوْ كُنْتُمْ فِي بُيُوتِكُمْ لَبَرَزَ الَّذِينَ كُتِبَ عَلَيْهِمُ الْقَتْلُ إِلَى مَضَاجِعِهِمْ
    Kemudian setelah kamu berduka-cita Allah menurunkan kepada kamu keamanan (berupa) kantuk yang meliputi segolongan daripada kamu, sedang segolongan lagi telah dicemaskan oleh diri mereka sendiri; mereka menyangka yang tidak benar terhadap Allah seperti sangkaan jahiliah. Mereka berkata: "Apakah ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini?" Katakanlah: "Sesungguhnya urusan itu seluruhnya di tangan Allah". Mereka menyembunyikan dalam hati mereka apa yang tidak mereka terangkan kepadamu; mereka berkata: "Sekiranya ada bagi kita barang sesuatu (hak campur tangan) dalam urusan ini, niscaya kita tidak akan dibunuh (dikalahkan) di sini". Katakanlah: "Sekiranya kamu berada di rumahmu, niscaya orang-orang yang telah ditakdirkan akan mati terbunuh itu ke luar (juga) ke tempat mereka terbunuh".(QS Ali Imran ayat 154)


Jadi Kesimpulannya, orang-orang Jahiliyah adalah orang-orang yang tidak mengerti dengan petunjuk-petunjuk Allah swt dikarenakan kesombongan mereka, dan tidak mau taat pada Allah, atau mereka tidak mau tahu dengan urusan agama Islam.

Senin, 30 Mei 2011

Cara Pandang Seorang Muslim (2)

Orang muslim harus mempunyai sudut pandang yang khas, sesuai dengan kedudukannya dan titik tolaknya. Karena orang muslim mempunyai pandangn yang tumbuh dari konsep, doktrin, nilai, dan pandangan Islam tentang Alam, Kehidupan, dan manusia.

Pandangan ini tidak dapat dipaksakan sama, dengan pandangan yang dipakai oleh orang-orang diluar Islam terutama Barat. Karena Islam mempunyai ciri khusus. Orang barat tidak berhak mengatakan pandangan yang berdasarkan Qur'an adalah kolot, fanatik dan sebagainya. Mengapa ummat Islam harus mempunyai paham liberal seperti yang mereka anut, dengan dalih, paham mereka lebih menglobal dan internasional.

Kebenaran Scientic, yang terbukti dengan cara ilmiah, itu dapat kita terima sebagai dalil kenyataan bahwa itu juga adalah kebenaran Scientic yang juga relatif. Dan kebenaran scientic itu, juga tanda-tanda kebenaran dari tuhan, yang merupakan ayat-ayat Allah juga yang terbentang di alam, ayat kauniyah. Bukan kebenaran yang berasal dari praduga dan kesepakatan, dalam terminologi Islam Hawa Nafsu.

وَلَوِ اتَّبَعَ الْحَقُّ أَهْوَاءَهُمْ لَفَسَدَتِ السَّمَاوَاتُ وَالأرْضُ وَمَنْ فِيهِنَّ بَلْ أَتَيْنَاهُمْ بِذِكْرِهِمْ فَهُمْ عَنْ ذِكْرِهِمْ مُعْرِضُونَ
Andai kata kebenaran itu menuruti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya Kami telah mendatangkan kepada mereka kebanggaan mereka tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu.(QS Al- Mu'minun ayat 71)


Ada tiga Fenomena besar yang di dunia adalah:

Pertama:
Kedudukan Amerika Serikat sebagai polisi dunia, yang di dukung oleh negara-negara multinasional, bekas blok barat, dan negara-negara yang dibawah pengaruhnya, siap menekan negara-negara Islam dan dihancurkan bila perlu, demi kepentingan Amerika serikat dan pendukungnya, seperti negara Afghanistan, Irak, negara-negara Timur tengah, dan negara-negara Islam lainnya. Dengan berbagai dalih, senjata pemusnah masal, terorisme dan lain-lain.

Kedua:
Pengaruh Yahudi terbentang kesuluruh dunia. Gerakan Yahudi terselubung dan sangat sulit dideteksi tetapi ada disetiap negara, termasuk Indonesia. Gerakan dan Jaringannya diarahkan untuk tujuan kepentingan-kepentingan Yahudi dan rencana-rencana Yahudi kedepan.

Ketiga:
Kelemahan negara-negara Islam yang hanya dapat mengikuti negara-negara barat (Amerika Serikat dan kroni-kroninya) seperti sapi yang sudah tertusuk hidungnya. Negara yang penduduknya Islam tidak dapat mempunyai pandangan khusus karena kuatnya tekanan negara Amerika Serikat. Orang Islam kehilangan kepribadiannya karena tidak satu kata dalam memandang, dan tidak satu tindakan.

Jumat, 27 Mei 2011

Cara Pandang Seorang Muslim (1)

Dunia Islam bergejolak. Berbagai perubahan mulai tampak. Mesir dengan pergantian pemimpin dengan pimpinan yang lebih layak. Libya juga menjaga persatuan yang mulai terkoyak. Di selatan Arabia ada Yaman yang semula juga bergolak.

Cara pandang kita dalam menyikapi kejadian dan pergolakan ini penting, demi menjaga pola sikap dan pola tindak kita pada kedudukan yang benar-benar pas dengan nilai Islam dan Kehendak Allah dan rasulNya. Cara pandang ini penting agar kita tidak terseret arus informasi, globalisasi, dan transformasi, yang sangat deras diusung oleh Barat, Amerika Serikat dan segala macam kepentingannya.

Cara pandang Qur'ani, inilah cara pandang yang paling baik, dan paling pas yang sangat cocok untuk orang-orang muslim, dalam menyikapi negeri-negeri muslim. Hal inilah tujuannya Allah menurunkan kitabnya, agar manusia berpedoman pada nilai-nilai ketuhanan. Cara pandang ketuhanan, yaitu cara pandang yang benar, yang berasal dari sang maha pencipta. Agar cara pandang ini dimiliki oleh manusia maka diutuslah rasul agar mengerti bagaimana seharusnya menilai sesuai dengan ukuran ketuhanan, agar manusia bisa bersikap seperti sikap yang benar, dan agar manusia dapat bertindak dengan tindakan yang benar.

قَدْ خَلَتْ مِنْ قَبْلِكُمْ سُنَنٌ فَسِيرُوا فِي الأرْضِ فَانْظُروا كَيْفَ كَانَ عَاقِبَةُ الْمُكَذِّبِينَ
هَذَا بَيَانٌ لِلنَّاسِ وَهُدًى وَمَوْعِظَةٌ لِلْمُتَّقِينَ

Sesungguhnya telah berlalu sebelum kamu sunnah-sunah Allah; karena itu berjalanlah kamu di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana akibat orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).(Al Qur'an) ini adalah penerangan bagi seluruh manusia, dan petunjuk serta pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.(QS Ali Imran ayat 137-138)


Demikianlah agar kita mengerti bagaimana cara pandang kita yang benar, berdiri pada titik tolak yang benar, memandang dari sisi yang benar dan melihat dengan cara yang benar.

Dari cara pandang ini didapat kesatuan pandangan, kesatuan pendapat, dan kesatuan tindakan yang benar. Tidak ada perselisihan lagi antara manusia. Walau manusia berbeda-beda latar belakang dan suku. Berbeda-beda tingkat pendidikan dan kecerdasan. berbeda-beda ekonomi dan kekayaan. Tetapi dasarnya manusia, makhluk tuhan, dengan cara pandang dan ukuran nilai ketuhanan manusia dapat bersatu, jika mereka mau mengikuti petunjuk wahyu.

وَلَوْ شَاءَ رَبُّكَ لَجَعَلَ النَّاسَ أُمَّةً وَاحِدَةً وَلا يَزَالُونَ مُخْتَلِفِينَ
إِلا مَنْ رَحِمَ رَبُّكَ وَلِذَلِكَ خَلَقَهُمْ وَتَمَّتْ كَلِمَةُ رَبِّكَ لأمْلأنَّ جَهَنَّمَ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ أَجْمَعِينَ

Jika Tuhanmu menghendaki, tentu Dia menjadikan manusia umat yang satu, tetapi mereka senantiasa berselisih pendapat.Kecuali orang-orang yang diberi rahmat oleh Tuhanmu. Dan untuk itulah Allah menciptakan mereka. Kalimat Tuhanmu (keputusan-Nya) telah ditetapkan: sesungguhnya Aku akan memenuhi Neraka Jahanam dengan jin dan manusia (yang durhaka) semuanya.(QS Hud ayat 118-119)


Bagi yang mengikuti petunjuk tersebut, maka merekalah yang dikatakan ummat terbaik, yang tidak sama dengan manusia pada umumnya.

Apakah kaum muslimin sekarang memiliki pandangan dan sikap yang spesifik, yang berbeda dari bangsa-bangsa lain? Ataukah kaum muslimin jadi umat yang berpecah belah dengan cara pandangnya masing-masing dan mengikuti arus informasi sampah yang penuh tipu daya dan propaganda? Atau mengikuti salah satu arus pemikiran yang sangat kuat, cara pandang asing yang sarat dengan kepentingan kekuatan dan propaganda asing?

Kenyataan bahwa kaum muslimin saat ini malah saling berdebat sesamanya bukan karena memiliki pandangan dan pemikiran yang khas. Tetapi karena berbeda-beda dalam berbagai sudut pandang dan cara pandang. Akibatnya kaum muslimin kehilangan jati diri dan kepribadiannya yang seharusnya dimiliki dengan cara dan pandangan yang khas. Dan menjadi kehilangan karakter sebagai ummat yang terbaik yang berbeda dengan manusia pada umumnya.

Kaum Muslimin seharusnya berbeda karena memiliki titik tolak dan tingkat kedudukan yang berbeda.

  1. Mansya' مَنْْشَآء(titik tolak) yang berbeda
    Berada pada jalur, rel, yang benar, yaitu Islam. Allah berfirman:

    قُلْ إِنَّنِي هَدَانِي رَبِّي إِلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ دِينًا قِيَمًا مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ
    Katakanlah: "Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus, (yaitu) agama yang benar; agama Ibrahim yang lurus; dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang yang musyrik".(QS Al-An'aam ayat 161)


    Bukan pada jalur yang diluar yang dikehendaki Allah, sebagai mana Allah perintahkan:

    قُلْ إِنِّي نُهِيتُ أَنْ أَعْبُدَ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ قُلْ لا أَتَّبِعُ أَهْوَاءَكُمْ قَدْ ضَلَلْتُ إِذًا وَمَا أَنَا مِنَ الْمُهْتَدِينَ
    Katakanlah: "Sesungguhnya aku dilarang menyembah tuhan-tuhan yang kamu sembah selain Allah". Katakanlah: "Aku tidak akan mengikuti hawa nafsumu, sungguh tersesatlah aku jika berbuat demikian dan tidaklah (pula) aku termasuk orang-orang yang mendapat petunjuk".(QS: Al An'aam ayat 56)


    Hanya pada jalur yang benarlah, seseorang menjadi beruntung:

    قُلِ اللَّهَ أَعْبُدُ مُخْلِصًا لَهُ دِينِي
    فَاعْبُدُوا مَا شِئْتُمْ مِنْ دُونِهِ قُلْ إِنَّ الْخَاسِرِينَ الَّذِينَ خَسِرُوا أَنْفُسَهُمْ وَأَهْلِيهِمْ يَوْمَ الْقِيَامَةِ أَلا ذَلِكَ هُوَ الْخُسْرَانُ الْمُبِينُ

    Katakanlah: "Hanya Allah saja Yang aku sembah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agamaku". Maka sembahlah olehmu (hai orang-orang musyrik) apa yang kamu kehendaki selain Dia. Katakanlah: "Sesungguhnya orang-orang yang rugi ialah orang-orang yang merugikan diri mereka sendiri dan keluarganya pada hari kiamat". Ingatlah yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.
    (QS Az Zumar ayat 14-15)


  2. Mustawa مُسْتَوَى(tingkat kedudukan) yang berbeda
    Berkedudukan sebagai ummat terbaik yang ada ditengah-tengah manusia:
    كُنْتُمْ خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ
    Kamu adalah umat yang terbaik yang dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar, dan beriman kepada Allah.(QS: Ali Imran ayat 110)

Hadaf حَدَافٌ (tujuan umum) kaum Muslimin
Hadaf ummat muslimin adalah menjadi ummat yang menegakkan keadilan dan menjadi saksi atas perbuatan manusia dan Nabi Muhammad saw menjadi saksi terhadap ummat Islam. Sesuai firman Allah swt:

وَكَذَلِكَ جَعَلْنَاكُمْ أُمَّةً وَسَطًا لِتَكُونُوا شُهَدَاءَ عَلَى النَّاسِ وَيَكُونَ الرَّسُولُ عَلَيْكُمْ شَهِيدًا
Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu (umat Islam), umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu. (QS Al Baqoroh ayat 143)


Untuk menjadi ummat yang terbaik dan berbeda dari manusia pada umumnya (ummah mutamayyizah أُمَّةُ المُتَمَيِّزَةِ), maka harus mempunyai pandangan yang spesifik, terhadap peristiwa yang terjadi dimuka bumi ini. Selain itu ia juga harus mempunyai sikap pandangannya sendiri yang spesifik pula baik secara dasar pandangan maupun posisi pandangannya. Yaitu sudut pandang Qur'ani, sudut pandang wahyu ilahiyah, yaitu pandangan yang dianjurkan dan yang diridhoi oleh Allah swt. Bukan pandangan-pandangan lain, dari ideologi-ideologi lain buatan manusia yang menyesatkan, dan tidak diridhoi Allah swt. Bahkan Fir'aun merasa dirinya baik dan benar:

يَا قَوْمِ لَكُمُ الْمُلْكُ الْيَوْمَ ظَاهِرِينَ فِي الأرْضِ فَمَنْ يَنْصُرُنَا مِنْ بَأْسِ اللَّهِ إِنْ جَاءَنَا قَالَ فِرْعَوْنُ مَا أُرِيكُمْ إِلا مَا أَرَى وَمَا أَهْدِيكُمْ إِلا سَبِيلَ الرَّشَادِ
(Musa berkata): "Hai kaumku, untukmulah kerajaan pada hari ini dengan berkuasa di muka bumi. Siapakah yang akan menolong kita dari azab Allah jika azab itu menimpa kita!" Firaun berkata: "Aku tidak mengemukakan kepadamu, melainkan apa yang aku pandang baik; dan aku tiada menunjukkan kepadamu selain jalan yang benar".


Setiap orang dapat saja beranggapan baik dan benar, mengaku dirinya benar, dan menyatakan pada seseorang telah mengatakan yang baik, tetapi baik menurut ukuran siapa yang dapat kita jadikan patokan?

Orang biasa pada umumnya merasa tidak perlu untuk berpikir tentang apa, bagaimana, dan mengapa kejadian-kejadian sekeliling mereka terjadi. Mereka hanya memikirkan batasan hidup yang sempit. Berpikir kehidupan ini hanya sebagian-sebagian, tanpa mau memikirkan hakekat kehidupan yang lebih luas lagi, ini bukan cara pandang orang muslim. Orang muslim harus memandang kehidupan ini secara utuh, hubungan manusia dengan tuhannya, hubungan manusia dengan manusia lainnya, sehingga tercipta harmoni dan pemahaman terhadap kehidupan ini secara utuh, dan seimbang. Hal ini hanya dapat dilakukan dengan memahami Islam sebagai titik tolak berpikir (munthalaq مُنْطََلََقٌ) kemudian diterapkan sebagai mamba'ul hayaah مَمْبَأُُ الحََيَاةِ(sepanjang kehidupan), menjadi sistem dan ideologi kehidupan minhajul hayah مِنْحَاجُ حَيَاةٌ.
(Bersambung)

Sabtu, 14 Mei 2011

Beriman Dengan Akhirat

Beriman dengan adanya hari akhirat, adalah salah satu hal penting dalam keimanan seseorang. Banyak ayat-ayat dalam al quran menjelaskan bahwa beriman pada hari akhirat ditempatkan setelah perkataan beriman pada Allah swt. Karena hari akhir adalah hari pembalasan amal kebajikan, kebaikan dan perbuatan keburukan.

Apakah jika akhirat itu tiada tidak lagi menyembah Allah? Pertanyaan ini sebenarnya diluar konteks pembicaraan tulisan ini, tetapi cukup menarik untuk dikaji dan dikaitkan dengan beriman pada hari akhirat. Tuhan sebagai maha pencipta, termasuk menciptakan diri kita, adalah zat yang paling berhak disembah, baik ada hari akhirat maupun tiada. Tetapi motivasi apa, yang dapat dijadikan alasan seseorang berbuat baik? Kalau tidak adanya balasan di hari akhirat? Tidak ada Surga, dan tidak ada Neraka? Jika anda menemukan jawaban untuk mendapatkan Ridho Allah swt, ya memang itulah jawaban satu-satunya, karena apa lagi selain itu. Memang benar untuk mendapatkan Ridho Allah swt, yang sebenarnya dibalik kata-kata itu juga mengharapkan Surga Allah swt juga, bukan?

Bagaimana seandainya seseorang tidak percaya pada hari akhirat?

Orang yang tidak percaya pada hari akhirat, yang percaya hidup hanya sebatas hidup didunia saja, dan tidak ada lagi hari setelah kematian, tidak ada Surga dan Neraka, maka orang tersebut:
  1. Mati-matian mengejar dunia. Seandainya dunia tidak ia dapatkan maka ia akan frustasi bisa jadi bunuh diri. Bagi yang mendapatkan sedikit kesenangan dunia, ia akan takut akan kematian. Karena ia merasa bahwa sudah berusaha keras untuk mendapatkan kebahagiaan, belum sempat ia nikmati seluruhnya, atau merasa sayang untuk meninggalkan dunia ini. Padahal sebenarnya mau atau tidak mau kematian itu akan pasti datang, cepat atau lambat, seseorang tersebut pasti akan meninggalkan dunia ini.


  2. Stress pada penyakit dan ketuaan atau usia lanjut. Sama seperti kematian usia lanjut dan penyakit juga amat ditakuti oleh orang yang tidak percaya pada hari akhirat, karena kebahagiaan hidupnya hanya sebatas umur manusia, yang dipotong usia muda. Penyakit dan Ketuaan adalah perenggut waktu, kesenangan dan kebahagiaan dunia.


  3. Tidak ada kata tanpa pamrih. Bagi orang yang hanya percaya hidup didunia, sangat mengharap balasan atas segala perbuatan baiknya. Balasan yang diharapkan tentunya balasan didunia. Mulai dari materi, harta, uang, upah, sampai pada promosi pangkat, goal tujuan tertentu, pujian, kedudukan dan sebagainya. Orang yang tidak percaya pada hari akhirat sangat membenci kerja bakti.


  4. Stres jika perbuatan baiknya hanya dilakukan sendiri. Ada juga orang yang tidak percaya pada akhirat, mereka berbuat baik karena adanya kepentingan bersama. Seperti menjaga kebersihan lingkungan. Sadar mereka melakukan perbuatan tidak akan mendapat upah atau gaji atau pujian, tetapi mereka dapatkan adalah hasil dari menjaga kebersihan itu sendiri, yaitu lingkungan mereka yang bersih. Hal ini mereka mau melakukan karena bersama-sama. Kalau hanya sendiri menjaga kebersihan lingkungan iapun sama seperti lingkungannya tidak mau menjaga kebersihan. Kesadaran pribadi untuk berbuat baik itu tidak ada, tanpa pamrih, atau ikhlas.


Selasa, 26 April 2011

Ibadah


Apakah yang disebut ibadah. Ibadah ialah merupakan kegiatan kemanusiaan, yang kaitan dan hubungannya kepada Allah subhanahu wata’ala. Bukan saja kegiatan yang dilakukan tergolong penyembahan seorang hamba pada tuhannya, tetapi juga segala macam kegiatan yang baik dilakukan dan dirihoi tuhan adalah ibadah. Segala macam kebaikan, yang bertujuan dan berdampak baik adalah ibadah. Bahkan Allah subhnahu wata’ala menegaskan bahwa bukanlah kegiatan ritual yang disebut sebagai kebajikan, tetapi kebajikan adalah hal-hal yang diluar kegiatan ibadah seperti sholat, do’a, dan ibadah mahdhoh lainya.
لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّ
وا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَالْمَلائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَلَى حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّائِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُوا وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ أُولَئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ


Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya) dan mereka itulah orang-rang yang bertakwa. (QS: Al Baqoroh :177 )


Jadi sebenarnya kebajikan adalah ibadah yang diperintahkan Allah swt kepada kita umat manusia. Termasuk sholat dan zakat, juga beriman kepada Allah swt dan rasulnya, adalah merupakan bagian kebajikan. Dan segala macam kebabaikan-kebaikan, adalah ibadah dan Ibadah semacam sholat, Puasa, adalah puncak segala kebaikan. Kebajikan adalah keluasan ketaatan kepada Allah SWT.

Apakah yang dimaksud menghadapkan ke Timur dan ke Barat dalam ayat diatas? Menurut asbabun nuzul ayat tersebut dijelaskan bahwa ayat ini turun disebabkan oleh adanya pandangan orang kafir Jahiliah, yang mengatakan mengapa orang mukmin merubah qiblatnya dari masjid Al Aqsho di Paletina ke Masjidil Haram di Mekkah? Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka turunlah ayat ini. Jadi yang dimaksud dengan menghadap ke Timur dan ke Barat adalah sholat atau ibadah. Sedangkan Kebajikan adalah ibadah dengan ketaatan yang lebih luas lagi.

Kebaikan itu ibadah, dan segala macam ibadah adalah kebaikan. Nabi saw bersabda:
ألإحسن ان تعبد الله كانّك تراه فإنلم تكن تراه فإنّّه تراك
Al Ihsan an ta'budulloh ka'annaka taroohu fa illam takum tarohu fa innahu tarooka
Kebaikan adalah kamu beribadah kepada Allah sekan-akan kamu melihat Allah, seandainya kamu tidak dapat melihat Allah, sesungguhnya Allah melihat kamu.Mutafaqun alaih

Ibadah yang ditentukan oleh Allah tata caranya, sebahagian wajib dikerjakan untuk menunaikan hak Allah dan melaksanakan fungsi manusia, dan sebahagian lagi hanya sebagai ibadah sunat, tambahan saja, jika dikerjakan akan mendapat pahala, tetapi jika tidak dikerjakan tidak akan mendapat dosa. Ibadah yang telah ditentukan tata caranya seperti ini, adalah ibadah yang dikenal dengan ibadah mahdhoh, ibadah yang ada karena adanya perintah atau anjuran untuk melaksanakannya. Ibadah seperti ini rutin dikerjakan berdasarkan waktunya. Misalkan ibadah sholat, rutin dikerjakan jika waktu ibadah sholat sudah sampai. Puasa, rutin dikerjakan jika tepat pada waktunya, yaitu di siang hari, di bulan Ramadhan, atau waktu-waktu yang dianjurkan melaksanakan puasa, seperti hari senin, kamis. Begitu juga Zakat, ada waktunya membayar Zakat. Begitu pula Haji, ada waktunya pula beribadah haji.

Adapun kebajikan, kebaikan, atau perbuatan baik, yang diridhoi Allah, dan dilakukan hanya semata ingin mendapatkan ridho Allah semata, maka ini, sesuatu yang bernilai ibadah. Artinya apabilah perbuatan baik ini dikerjakan akan mendapat pahala dari Allah swt. Sesuatu yang mendapat pahala dari Allah swt apabila dikerjakan, karena Allah ridho atas perbuatan itu, tetapi tidak ada perintah atau anjuran khusus untuk itu, inilah sesuatu yang bernilai ibadah, yang juga berarti ibadah ghoiru mahdoh. Ibadah ghoiru mahdhoh seperti ini dapat dilakukan kapan saja, dan tidak terikat oleh waktu tertentu. Ia berpahala karena ridho dari Allah swt.

Tetapi ibadah ghoiru mahdhoh seperti ini tidak boleh dijadikan ibadah mahdhoh, maksudnya seseorang mengikat diri, mengharuskan diri sendiri, untuk berbuat ibadah ini, atau rutin harus dikerjakan menurut waktu tertentu, misalnya bersyukur atas nikmat umur yang telah diberikan Allah kepada kita adalah mempunyai nilai ibadah. Tetapi jika dijadikan rutin dilakukan setiap tahun, dengan upacara atau seremonial tertentu, pada waktu tertentu biasaya pada hari kelahiran, bersedekah makanan, memang dianjurkan tetapi jika berkaitan dengan hari seremonial pesta kelahiran ini maka, apapun kegiatannya menjadi tidak boleh dilakukan karena, karena sudah berubah menjadi kegiatan ibadah mahdhoh. Dan kegiatan ibadah mahdhoh ini, hanya boleh dilakukan jika ada perintah, atau contoh yang dilakukan nabi saw.

nabi saw bersabda:
مََن عمِِل عملا ليس به مِن أمرنا فهو ردٌّ
man amila 'amalan laisa bihi min amrina, fahua raddun

Barangsiapa yang mengamalkan suatu amalan yang tidak ada perintah dari ku maka ianya tertolak.(Al Hadits)


Karena usul fiqh juga mengatakan:

الأصل ععبدة آدم و ممنوع حتّى يأتى النص لأمرها
Al Ashlu ibadah aadamu, wa mamnu'un, hattaa ya'tin Naasha li amrihaa
Pada dasarnya setiap ibadah adalah tiada dan terlarang untuk dikerjakan sampai ada dasar hukum (dalil) yang memerintahkan demikian.


Biasanya ibadah ghoiru mahdhoh seperti ini dapat dilakukan oleh karena ada sebab untuk dapat melakukannya. Contohnya menolong orang. Menolong orang tentunya harus ada orang yang membutuhkan pertolongan, mungkin karena kecelakaan, bencana alam, dan lain sebagainya. Karena sebab ada orang membutuhkan pertolonganlah kita dapat melakukan ibadah menolong orang tersebut.

Jadikanlah sesuatu yang bukan ibadah, menjadi sesuatu yang bernilai ibadah. Ibadah yang bukan ibadah, maksudnya sesuatu yang bukan merupakan ibadah mahdhoh, karena Allah Ridho dengan perbuatan tersebut, maka Allah memberikan ganjaran pahala amal shaleh yang dikerjakan. Karena mendapatkan pahala, maka jadilah dia sesuatu pekerjaan yang bernilai ibadah. Itulah yang dimaksud ibadah yang bukan ibadah.

Sabtu, 19 Maret 2011

Berkah (2)

Berkah rizki dapat diukur dari seberapa besar pengaruhnya terhadap kebahagiaan si penerima rizki tersebut. Seorang Pengusaha yang cukup berada, selalu mengeluhkan tentang harta kekayaannya. Perusahaan rental alat berat dan trailernya yang selalu saja mengalami kerusakan, kecelakaan dan sebagainya. Ia punya sepuluh Bulldoser dan setiap mengalami kerusakan tidak sedikit memakan biaya perbaikan. Maklumlah harga satu unit alat berat tersebut bisa milyaran rupiah, tentu saja biaya perbaikannya juga sangat besar karena mahalnya harga Onderdil dan Spare Park alat berat tersebut. Jika satu alat berat rusak maka berkuranglah penerimaan hasil sewa alat berat berat tersebut, karena alat berat yang rusak tidak dapat dipergunakan dan disewakan, sementara alat berat tersebut membutuhkan dana untuk biaya perbaikan. Disinilah letak permasalahannya. Karena tidak tersedianya biaya untuk perbaikan.

Bagi seorang pengusaha yang bersandar dan berserahkan diri pada Allah. Maka ia menerima apapun keadaannya sebagai keadaan yang biasa-biasa saja, dan tidak menimbulkan stress, ini yang penting. Sehingga ia lebih bisa menyelesaikan masalah lebih tenang dalam mencari dan menyelesaikan masalahnya langsung pada akar permasalahannya.

Penyelesaian permasalahan tersebut barangkali, jika seandainya saya yang mendapat masalah tersebut maka saya akan menjual salah satu Carterpilarnya seandainya memang sangat dibutuhkan dana untuk perbaikan, sehingga cukup dana untuk memperbaiki sepuluh Alat berat selama setahun pemakaian. Dana ini saya namakan Dana A. Dan dana A inilah sebagai dana sementara saya untuk perbaikan alat berat yang rusak selama setahun. Dan setiap hasil sewa alat berat tersebut saya potong 20 persen yang berguna untuk dua hal. Yang pertama, 10 persennya saya tabung untuk biaya perbaikan alat berat, yang saya beri nama dana B. Dan 10 persen lagi saya tabung untuk pengembangan usaha. Dan dana ini saya beri nama dana C. Jika dana B sudah cukup untuk perbaikan sepuluh alat berat, kira-kira sama dengan dan A, maka saya akan alihkan dana perbaikan yang tadinya memakai dana A, saya alihkan menjadi memakai dana B, sedangkan dana A yang tersisa saya cadangkan untuk mebeli kembali Carterpilar yang terlanjur sudah saya jual tersebut, tentu saja dananya kurang. Kekurangan dana itu saya dapatkan dari tabungan dana C. Dana C saya buat untuk tabungan pembelian Carterpilar atau alat berat baru untuk pengembangan usaha. Tentunya berbeda ketika usaha yang dipegang pengusaha yang pertama dengan yang saya tangani, karena saya telah mepunyai dana B sebagai perbaikan peralatan yang rusak dan dana C untuk pengembangan Usaha. Walaupun sama-sama punya sepuluh alat berat, tetapi tidak ada lagi stres.

Rabu, 16 Maret 2011

Berkah

Disuatu pembicaraan dibawah pohon, saya dan para buruh angkat dan tukang las, disuatu jam istirahat siang, saya mendengar seorang tukang las, sebut saja namanya Yoto, kepercayaan bos, bercerita. “Saya mudah mendapatkan uang berjuta-juta, hanya dengan terima borongan las pembuatan konstruksi baja ini” tuturnya. “Tapi saya beda dengan Umar dan Amat, yang uangnya banyak, tapi habis buat main saja, dimeja judi. Uang saya, saya bawa kekampung untuk menyelesaikan pembangunan rumah di kampung yang tengah terbengkalai” jelasnya. “Kalau amat dan Umar uangnya tidak berkah, setiap rezki ditangannya selalu saja habis. Padahal Keluarga dan anak-anaknya banyak, mengharapkan hasil kerjanya.”

Uang panas. Itulah istilah teman saya untuk menjelaskan uang yang mudah diperoleh dengan cara haram, tetapi akan mudah habis, tanpa manfaat, bahkan mungkin mudarat yang malah akan timbul. Uang banyak yang mudah didapat, tetapi akan mudah habis, karena uang tersebut didapat dengan cara yang tidak benar. Uang hasil judi teman saya yang, yang hobi menghitung-hitung dan mengolah-olah angka, untuk dipasang dalam perjudian nomor buntut, mudah ia dapatkan, tetapi habis untuk, beli minuman memabukkan, biaya duduk berjam-jam di kedai kopi, traktir kawan minum miras, makan di warung nasi. Yang semuanya perlu biaya besar, merusak kesehatan, dan jauh dari sifat kemanusiaan. Itu semuanya, disebabkan oleh hilangnya berkah rezki, yang sepatutnya harus dijaga jangan sampai hilang.

Uang hasil curian, hasil judi, dan lain sebagainya, hilang berkahnya, karena didapat dengan cara yang tidak benar, tidak ada hak untuk mendapatkannya. Itulah uang panas. Uang yang dengan mudah mendapatkannya karena bukan haknya. Uang seperti ini kalau dipergunakan cendrung untuk foya-foya, ada setannya barangkali, sehingga kalaupun dibelikan ke kendaraanpun, kendaraannya akan mudah mendapat kecelakaan, tabrakan misalnya, masuk ke jurang, tabrak pohon dan sebagainya.

Uang yang berkah, jika belikan ke kendaraan, kendaraannya akan selalu dirawat dengan penuh kasih sayang, dan awet. Karena ada proses mendapatkannya yang penuh perjuangan. Dan hasil dari perjuangan tersebut, benar-benar menjadi haknya karena adanya pengorbanan untuk mendapatkannya.

Berkahnya akan bertambah jika hasil yang didapat dengan penuh perjuangan dan pengorbanan tersebut, diberikan sebagian pada orang lain sebagai perasaan ingin membantu orang lain, dalam bentuk sedekah, infak, wakaf, sumbangan, atau apapunlah namanya. Karena perjuangannya dan pengorbanannya tersebut, bukan saja bermanfaat bagi dirinya, juga bagi orang lain, juga menerima berkah rezki tersebut.

Tetapi berkah tidak saja ada pada rezki atau kekayaan, juga ada berkah umur, berkah ilmu, berkah kesempatan, berkah kesehatan, dan lain sebagainya. Supaya berkah itu ada dan bertambah, sering-seringlah bersedekah. Sedekah umur, selagi masih ada umur dan usia, manfaatkan demi kebajikan dan amal ibadah yang berguna bagi orang lain. Sedekah ilmu, ajarkan kebaikan pada orang lain, jangan pelit ilmu. Sedekah kesempatan, bantulah orang lain yang tidak mempunyai kesempatan. Bantulah orang yang sakit untuk menyembuhkan penyakit yang dideritanya, menjenguknya, memberi semangat padanya agar senantiasa bersabar terhadap penyakit, dan selalu bersemangat hidup, dan lain sebagainya.

Jumat, 21 Mei 2010

Membuka Pintu Rizki (1)

Rizki kita berasal dari yang Maha Kuasa, dan salah satu kunci pembukanya adalah Taubat.
Kunci Pembuka yang Pertama adalah Taubat

Allah sangat bergembira terhadap hambanya yang bertobat kepadanya lebih gembira dari pada seorang hamba yang menemukan kembali untanya yang hilang.(Hadits Riwayat Bukhari No: 6305)

Begitu gembiranya Allah SWT menyambut seorang hambanya untuk bertobat. Bayangkan, dahulu ada seorang Musyafir pergi berjalan jauh dari kota asalnya dengan mengendarai unta. Sampai pada satu ketika ia berteduh dibawah satu pohon, jauh dari kota tempat ia tinggal atau berada di kota lain. Sementara dia beristirahat, barang-barangnya masih tinggal di punggung unta yang sedang ia kendarai, ia tertidur dibawah pohon. Setelah ia bangun dari tidur alangkah terkejut bercampur sedih, dan khawatir, didapatnya untanya hilang bersama barang-barangnya. Ia berlari kian kemari mencari untanya yang hilang. Apa nak jadi, sedangkan dia berada ditempat asing. Kepada siapa ia dapat meminta tolong? Sementara ia tidak mempunyai perbekalan sepeserpun! Selain hilang bersama unta! Bukankah ini bencana yang terjadi secara tiba-tiba? Karena ia tidak dapat kembali lagi kekota asalnya. Bukankah ia yang tadinya seorang pedagang kaya, akan mendadak jadi gembel jalanan? Alangkah tragisnya kejadian yang menimpnya! Tetapi, dalam keputus-asaan, tiba-tiba datang keajaiban! Karena lelah berlari kesana kemari mencari untanya yang hilang. Iapun tertidur di tempat yang sama dengan tempat ia kehilangan untanya itu. Setelah ia bangun didapat untanya kembali dihadapannya. Alangkah gembiranya seorang pedagang yang musyafir tersebut menemukan kembali untanya. Artinya ia terselamatkan dari bencana dan kejadian tragis yang menimpanya.

Demikian kisah yang seorang pedagang yang kehilangan untanya. Sementara Allah Subhanahu Wata’ala sangat bergembira menerima hambanya untuk bertobat lebih gembira dari seorang pedagang tadi.
Oleh sebab itu sangat pantaslah dikatakan bahwa salah satu kunci pintu rizki tersebut adalah tobat dan mohon ampun.

… 'Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, -sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun-,
niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu,
dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai. (QS: Nuh ayat 10 – 12)

Majdi As-Syahawy membahas masalah Tobat dengan pembahasan yang cukup panjang, yang intinya sangat pentingnya segera bertobat dan membantah pendapat yang mengatakan tobat tidak diperlukan segera, atau tobat adalah merendahkan kasih sayang dan ampunan Allah, juga membantah orang yang berpendapat orang yang bertobat berarti orang yang tidak berprasangka baik kepada Allah. Masalah penyegeraan Tobat ini dan bantahan pendapat yang miring terhadapnya saya akan bahas pada postingan berikutnya insya alllah.

Kunci Pembuka yang kedua adalah Takwa
Kunci yang kedua dari pintu rizki adalah takwa.  Allah SWT berfirman:
Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar, dan memberinya rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan baginya (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang dikehendakiNya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu (QS: ath-Thallaq ayat 2 dan 3)

Jikalau sekiranya penduduk suatu negri beriman dan bertakwa, pastilah akan kami limpahkan kepada mereka keberkatan dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan ayat-ayat kami itu, maka kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (QS:Al-A’raf ayat 56).

Dari dua ayat Qur’an diatas dapatlah ditari kesimpulan bahwa pentingnya Takwa dan sangat berhubungan dengan rizki. Perbuatan maksiat dan dosa menyebabkan rizki tidak lancar mengalir.

(Bersambung)

Sabtu, 30 Januari 2010

Sujud



Ada beberapa tempat pada al-Qur’an Allah Ta’ala mengulang peristiwa pembangkangan Iblis untuk bersujud pada Nabi Adam Alaihi salam (Al-Qur’an: Surata Albaqoroh: ayat 30 sampai 35). Hal ini mengingatkan kita betapa sujud sangat berarti sebagai bukti ketaatan pada Allah SWT.

Iblis yang diusir dari surga Allah dan dicap sampai sekarang sebagai ikon makhluk yang membangkang pada perintah Allah SWT. Begitu pula manusia yang diperintah sujud kepada Allah Ta’ala. Andai manusia tidak mau mengikuti perintah Allah untuk sujud padanya (Sholat), apakah pantas manusia dimuliakan lebih dari pada Iblis?

Iblis tidak mau sujud kepada Adam, dianggap pembangkang dan tidak diterima lagi disurga Allah Ta’ala. Pantaskah manusia yang tidak mau sujud kehadapan Allah dianggap sebagai pembangkang dan tidak diterima lagi masuk surga Allah Ta’ala? Alangkah malangnya nasib manusia, seandainya pantas!


Dalam Ayat tersebut seluruh Malaikat sujud pada Adam as, kecuali Iblis menentang. Apakah Iblis lebih hebat dari Malaikat? Jawabanya tentu tidak! Sedang Malaikat yang lebih banyak dan lebih patuh mau tunduk dan sujud kepada Adam as sebagai perintah Allah SWT, mengapa Iblis tidak? Iblis dianggap penentang, sombong, dan engkar. Begitu pula seluruh Malaikat tunduk dan sujud kehadapan Allah Ta’ala, selalu memuji dan mensucikannya, apakah manusia tidak mau tunduk dan sujud kehadapan Allah pantas disebut penentang, sombong, dan engkar?

Iblis tidak mau sujud kepada Adam as, dengan alasan bahwa objek yang disujudinya lebih jelek material penciptaanya dari padanya. Kalau manusia tidak mau sujud kepada Allah Ta’ala apakah juga beralasan bahwa Manusia lebih baik Materialnya dari pada Allah Ta’ala? Celakalah manusia yang beralasan demikian!

Sujud sebagai simbol kerendahan hati, keta’atan, dan kepatuhan terimplementasi dalam sholat. Setiap kali kita sujud, meletakkan bagian yang paling mulia dalam tubuh manusia yaitu kepala diatas yang paling hina dan selalu diinjak-injak yaitu tanah.

Amirul Mu’minin Ali bin Abi Thalib Ra, Mengatakan: ”Bentuk lahir sujud adalah meletakkan kening di atas tanah dengan ikhlas dan khusuk. Adapun bathin sujud adalah menjauhkan diri semua perkara yang semu, mengikatkan hati dengan sumber kekalahan, serta melepaskan diri dari kesombongan, fanatisme, dan seluruh kebergantungan duniawi.”

Lebih lanjut Amirul Mukminin Ali bi Abi Thalib menjelaskan sujud pertama berarti “pada awalnya saya berasal dari tanah, ketika engkau mengangkat kepala dari sujud yang pertama, lintaskan dalam hatimu: Saya dihidupkan dari tanah.”. Sujud kedua berarti ”Saya akan kembali masuk kedalam tanah. Dan sewaktu-waktu kamu mengangkat kepada dari sujud yang kedua, itu berarti pada hari kiamat saya dibangkit dari dalam kubur”.

Allah Berfirman:
مُحَمَّدٌ رَسُولُ اللَّهِ وَالَّذِينَ مَعَهُ أَشِدَّاءُ عَلَى الْكُفَّارِ رُحَمَاءُ بَيْنَهُمْ تَرَاهُمْ رُكَّعًا سُجَّدًا يَبْتَغُونَ فَضْلا مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانًا سِيمَاهُمْ فِي وُجُوهِهِمْ مِنْ أَثَرِ السُّجُودِ.
Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka, kamu lihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud.(QS: Al Fath ayat 29)


Dari ayat diatas bahwa tanda-tanda orang yang selalu sujud, ada bekas-bekas sujud di keningnya, tanda hitam dikening itu bukanlah dibuat-buat karena kehendaknya. Banyak orang yang tidak senang terhadap tanda hitam dikening orang lain mengatakan tanda hitam dapat saja ada karena ketika sholat keningnya ditempelkan betul di lantai atau tempat sholat. Tetapi memang demikianlah cara sholat yang diajarkan Rasul saw kepada kita. Bagi yang tidak dapat tanda itu dan tidak suka, jangan mengatakan hal tersebut dapat dibuat-buat, mungkin cara sholatnya perlu di koreksi lagi.

Jumat, 20 November 2009

Busana Muslim dan Muslimah Juga Bisa Bergaya


Pakaian bagi seorang muslim wajib hukumnya. Alasannya menutup aurat adalah wajib. Untuk dapat menutup aurat harus berpakaian. Makanya berpakaian adalah wajib hukumnya. Karena jika tidak sempurna suatu kewajiban kecuali dengannya maka ianya wajib. Ayat al-Qur'an yang menerangkan tentang berbusana yang menutup aurat dapat dilihat dalam surat al-Ahzab(33): ayat 59 dan surat an-Nuur(24): ayat 30 dan 31.

يَا أَيُّهَا النَّبِيُّ قُل لِّأَزْوَاجِكَ وَبَنَاتِكَ وَنِسَاء الْمُؤْمِنِينَ يُدْنِينَ عَلَيْهِنَّ مِن جَلَابِيبِهِنَّ ذَلِكَ أَدْنَى أَن يُعْرَفْنَ فَلَا يُؤْذَيْنَ وَكَانَ اللَّهُ غَفُوراً رَّحِيماً

Hai Nabi, katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu'min: "Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak di ganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (Al-Ahzab:59)


Inti diperintahkannya menutup aurat adalah untuk mengurangi ransangan nafsu syahwat dan untuk memberikan nilai kehormatan bagi wanita dan dapat menimbulkan rasa lebih aman baik bagi laki-laki maupun wanita.

Allah ta'ala berfirman:

قُل لِّلْمُؤْمِنِينَ يَغُضُّوا مِنْ أَبْصَارِهِمْ وَيَحْفَظُوا فُرُوجَهُمْ ذَلِكَ أَزْكَى لَهُمْ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا يَصْنَعُونَ

Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat." (An-Nuur:30)

وَقُل لِّلْمُؤْمِنَاتِ يَغْضُضْنَ مِنْ أَبْصَارِهِنَّ وَيَحْفَظْنَ فُرُوجَهُنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَلْيَضْرِبْنَ بِخُمُرِهِنَّ عَلَى جُيُوبِهِنَّ وَلَا يُبْدِينَ زِينَتَهُنَّ إِلَّا لِبُعُولَتِهِنَّ أَوْ آبَائِهِنَّ أَوْ آبَاء بُعُولَتِهِنَّ أَوْ أَبْنَائِهِنَّ أَوْ أَبْنَاء بُعُولَتِهِنَّ أَوْ إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي إِخْوَانِهِنَّ أَوْ بَنِي أَخَوَاتِهِنَّ أَوْ نِسَائِهِنَّ أَوْ مَا مَلَكَتْ أَيْمَانُهُنَّ أَوِ التَّابِعِينَ غَيْرِ أُوْلِي الْإِرْبَةِ مِنَ الرِّجَالِ أَوِ الطِّفْلِ الَّذِينَ لَمْ يَظْهَرُوا عَلَى عَوْرَاتِ النِّسَاء وَلَا يَضْرِبْنَ بِأَرْجُلِهِنَّ لِيُعْلَمَ مَا يُخْفِينَ مِن زِينَتِهِنَّ وَتُوبُوا إِلَى اللَّهِ جَمِيعاً أَيُّهَا الْمُؤْمِنُونَ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (An-Nuur:31)

Dalam penerapannya berpakaian tidak mesti harus compang-camping dalam suatu hadits diterangkan bahwa: Rasulullah menerangkan tentang keharusan manusia tidak bersikap sombong, salah seorang sahabat bertanya:"saya suka baju saya bagus, sendal saya bagus, apakah saya termasuk orang yang sombong wahai rasulullah?" Rasul menjawab: "Allah itu cantik (indah/bagus) dan senang akan hal yang indah-indah, Allah suka atas tampaknya sisa-sisa nikmat yang ia berikan pada diri seorang hambanya, kesombongan adalah orang yang menganggap remeh orang lain."

Oleh sebab itu kita senantiasa berusaha agar memilih baju muslim yang baik agar selalu tetap indah dan menarik yang kalau diniatkan untuk mendapatkan ridho Allah semoga dapat menjadi amal ibadah bagi kita semua.

Ada beberapa toko busana muslim yang juga banyak berada diberbagai tempat dengan harga yang terjangkau kita dapat sedikit bergaya dengan busana muslim yang jika menarik perhatian manusia dan orang lain akan menjadi dakwah bil hal yang juga tentunya akan menjadi amal ibadah tersendiri pula. Allahu A'lam.


Kabar dari Palestina tentang Upaya Gencatan Senjata.

Osama Hamdan: Gerakan Hamas berupaya dengan segala kekuatan dan efektivitas untuk mengakhiri perang di Gaza dan mengintensifkan upaya untuk ...