Disuatu pembicaraan dibawah pohon, saya dan para buruh angkat dan tukang las, disuatu jam istirahat siang, saya mendengar seorang tukang las, sebut saja namanya Yoto, kepercayaan bos, bercerita. “Saya mudah mendapatkan uang berjuta-juta, hanya dengan terima borongan las pembuatan konstruksi baja ini” tuturnya. “Tapi saya beda dengan Umar dan Amat, yang uangnya banyak, tapi habis buat main saja, dimeja judi. Uang saya, saya bawa kekampung untuk menyelesaikan pembangunan rumah di kampung yang tengah terbengkalai” jelasnya. “Kalau amat dan Umar uangnya tidak berkah, setiap rezki ditangannya selalu saja habis. Padahal Keluarga dan anak-anaknya banyak, mengharapkan hasil kerjanya.”
Uang panas. Itulah istilah teman saya untuk menjelaskan uang yang mudah diperoleh dengan cara haram, tetapi akan mudah habis, tanpa manfaat, bahkan mungkin mudarat yang malah akan timbul. Uang banyak yang mudah didapat, tetapi akan mudah habis, karena uang tersebut didapat dengan cara yang tidak benar. Uang hasil judi teman saya yang, yang hobi menghitung-hitung dan mengolah-olah angka, untuk dipasang dalam perjudian nomor buntut, mudah ia dapatkan, tetapi habis untuk, beli minuman memabukkan, biaya duduk berjam-jam di kedai kopi, traktir kawan minum miras, makan di warung nasi. Yang semuanya perlu biaya besar, merusak kesehatan, dan jauh dari sifat kemanusiaan. Itu semuanya, disebabkan oleh hilangnya berkah rezki, yang sepatutnya harus dijaga jangan sampai hilang.
Uang hasil curian, hasil judi, dan lain sebagainya, hilang berkahnya, karena didapat dengan cara yang tidak benar, tidak ada hak untuk mendapatkannya. Itulah uang panas. Uang yang dengan mudah mendapatkannya karena bukan haknya. Uang seperti ini kalau dipergunakan cendrung untuk foya-foya, ada setannya barangkali, sehingga kalaupun dibelikan ke kendaraanpun, kendaraannya akan mudah mendapat kecelakaan, tabrakan misalnya, masuk ke jurang, tabrak pohon dan sebagainya.
Uang yang berkah, jika belikan ke kendaraan, kendaraannya akan selalu dirawat dengan penuh kasih sayang, dan awet. Karena ada proses mendapatkannya yang penuh perjuangan. Dan hasil dari perjuangan tersebut, benar-benar menjadi haknya karena adanya pengorbanan untuk mendapatkannya.
Berkahnya akan bertambah jika hasil yang didapat dengan penuh perjuangan dan pengorbanan tersebut, diberikan sebagian pada orang lain sebagai perasaan ingin membantu orang lain, dalam bentuk sedekah, infak, wakaf, sumbangan, atau apapunlah namanya. Karena perjuangannya dan pengorbanannya tersebut, bukan saja bermanfaat bagi dirinya, juga bagi orang lain, juga menerima berkah rezki tersebut.
Tetapi berkah tidak saja ada pada rezki atau kekayaan, juga ada berkah umur, berkah ilmu, berkah kesempatan, berkah kesehatan, dan lain sebagainya. Supaya berkah itu ada dan bertambah, sering-seringlah bersedekah. Sedekah umur, selagi masih ada umur dan usia, manfaatkan demi kebajikan dan amal ibadah yang berguna bagi orang lain. Sedekah ilmu, ajarkan kebaikan pada orang lain, jangan pelit ilmu. Sedekah kesempatan, bantulah orang lain yang tidak mempunyai kesempatan. Bantulah orang yang sakit untuk menyembuhkan penyakit yang dideritanya, menjenguknya, memberi semangat padanya agar senantiasa bersabar terhadap penyakit, dan selalu bersemangat hidup, dan lain sebagainya.
Uang panas. Itulah istilah teman saya untuk menjelaskan uang yang mudah diperoleh dengan cara haram, tetapi akan mudah habis, tanpa manfaat, bahkan mungkin mudarat yang malah akan timbul. Uang banyak yang mudah didapat, tetapi akan mudah habis, karena uang tersebut didapat dengan cara yang tidak benar. Uang hasil judi teman saya yang, yang hobi menghitung-hitung dan mengolah-olah angka, untuk dipasang dalam perjudian nomor buntut, mudah ia dapatkan, tetapi habis untuk, beli minuman memabukkan, biaya duduk berjam-jam di kedai kopi, traktir kawan minum miras, makan di warung nasi. Yang semuanya perlu biaya besar, merusak kesehatan, dan jauh dari sifat kemanusiaan. Itu semuanya, disebabkan oleh hilangnya berkah rezki, yang sepatutnya harus dijaga jangan sampai hilang.
Uang hasil curian, hasil judi, dan lain sebagainya, hilang berkahnya, karena didapat dengan cara yang tidak benar, tidak ada hak untuk mendapatkannya. Itulah uang panas. Uang yang dengan mudah mendapatkannya karena bukan haknya. Uang seperti ini kalau dipergunakan cendrung untuk foya-foya, ada setannya barangkali, sehingga kalaupun dibelikan ke kendaraanpun, kendaraannya akan mudah mendapat kecelakaan, tabrakan misalnya, masuk ke jurang, tabrak pohon dan sebagainya.
Uang yang berkah, jika belikan ke kendaraan, kendaraannya akan selalu dirawat dengan penuh kasih sayang, dan awet. Karena ada proses mendapatkannya yang penuh perjuangan. Dan hasil dari perjuangan tersebut, benar-benar menjadi haknya karena adanya pengorbanan untuk mendapatkannya.
Berkahnya akan bertambah jika hasil yang didapat dengan penuh perjuangan dan pengorbanan tersebut, diberikan sebagian pada orang lain sebagai perasaan ingin membantu orang lain, dalam bentuk sedekah, infak, wakaf, sumbangan, atau apapunlah namanya. Karena perjuangannya dan pengorbanannya tersebut, bukan saja bermanfaat bagi dirinya, juga bagi orang lain, juga menerima berkah rezki tersebut.
Tetapi berkah tidak saja ada pada rezki atau kekayaan, juga ada berkah umur, berkah ilmu, berkah kesempatan, berkah kesehatan, dan lain sebagainya. Supaya berkah itu ada dan bertambah, sering-seringlah bersedekah. Sedekah umur, selagi masih ada umur dan usia, manfaatkan demi kebajikan dan amal ibadah yang berguna bagi orang lain. Sedekah ilmu, ajarkan kebaikan pada orang lain, jangan pelit ilmu. Sedekah kesempatan, bantulah orang lain yang tidak mempunyai kesempatan. Bantulah orang yang sakit untuk menyembuhkan penyakit yang dideritanya, menjenguknya, memberi semangat padanya agar senantiasa bersabar terhadap penyakit, dan selalu bersemangat hidup, dan lain sebagainya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar