Berkah rizki dapat diukur dari seberapa besar pengaruhnya terhadap kebahagiaan si penerima rizki tersebut. Seorang Pengusaha yang cukup berada, selalu mengeluhkan tentang harta kekayaannya. Perusahaan rental alat berat dan trailernya yang selalu saja mengalami kerusakan, kecelakaan dan sebagainya. Ia punya sepuluh Bulldoser dan setiap mengalami kerusakan tidak sedikit memakan biaya perbaikan. Maklumlah harga satu unit alat berat tersebut bisa milyaran rupiah, tentu saja biaya perbaikannya juga sangat besar karena mahalnya harga Onderdil dan Spare Park alat berat tersebut. Jika satu alat berat rusak maka berkuranglah penerimaan hasil sewa alat berat berat tersebut, karena alat berat yang rusak tidak dapat dipergunakan dan disewakan, sementara alat berat tersebut membutuhkan dana untuk biaya perbaikan. Disinilah letak permasalahannya. Karena tidak tersedianya biaya untuk perbaikan.
Bagi seorang pengusaha yang bersandar dan berserahkan diri pada Allah. Maka ia menerima apapun keadaannya sebagai keadaan yang biasa-biasa saja, dan tidak menimbulkan stress, ini yang penting. Sehingga ia lebih bisa menyelesaikan masalah lebih tenang dalam mencari dan menyelesaikan masalahnya langsung pada akar permasalahannya.
Penyelesaian permasalahan tersebut barangkali, jika seandainya saya yang mendapat masalah tersebut maka saya akan menjual salah satu Carterpilarnya seandainya memang sangat dibutuhkan dana untuk perbaikan, sehingga cukup dana untuk memperbaiki sepuluh Alat berat selama setahun pemakaian. Dana ini saya namakan Dana A. Dan dana A inilah sebagai dana sementara saya untuk perbaikan alat berat yang rusak selama setahun. Dan setiap hasil sewa alat berat tersebut saya potong 20 persen yang berguna untuk dua hal. Yang pertama, 10 persennya saya tabung untuk biaya perbaikan alat berat, yang saya beri nama dana B. Dan 10 persen lagi saya tabung untuk pengembangan usaha. Dan dana ini saya beri nama dana C. Jika dana B sudah cukup untuk perbaikan sepuluh alat berat, kira-kira sama dengan dan A, maka saya akan alihkan dana perbaikan yang tadinya memakai dana A, saya alihkan menjadi memakai dana B, sedangkan dana A yang tersisa saya cadangkan untuk mebeli kembali Carterpilar yang terlanjur sudah saya jual tersebut, tentu saja dananya kurang. Kekurangan dana itu saya dapatkan dari tabungan dana C. Dana C saya buat untuk tabungan pembelian Carterpilar atau alat berat baru untuk pengembangan usaha. Tentunya berbeda ketika usaha yang dipegang pengusaha yang pertama dengan yang saya tangani, karena saya telah mepunyai dana B sebagai perbaikan peralatan yang rusak dan dana C untuk pengembangan Usaha. Walaupun sama-sama punya sepuluh alat berat, tetapi tidak ada lagi stres.
Bagi seorang pengusaha yang bersandar dan berserahkan diri pada Allah. Maka ia menerima apapun keadaannya sebagai keadaan yang biasa-biasa saja, dan tidak menimbulkan stress, ini yang penting. Sehingga ia lebih bisa menyelesaikan masalah lebih tenang dalam mencari dan menyelesaikan masalahnya langsung pada akar permasalahannya.
Penyelesaian permasalahan tersebut barangkali, jika seandainya saya yang mendapat masalah tersebut maka saya akan menjual salah satu Carterpilarnya seandainya memang sangat dibutuhkan dana untuk perbaikan, sehingga cukup dana untuk memperbaiki sepuluh Alat berat selama setahun pemakaian. Dana ini saya namakan Dana A. Dan dana A inilah sebagai dana sementara saya untuk perbaikan alat berat yang rusak selama setahun. Dan setiap hasil sewa alat berat tersebut saya potong 20 persen yang berguna untuk dua hal. Yang pertama, 10 persennya saya tabung untuk biaya perbaikan alat berat, yang saya beri nama dana B. Dan 10 persen lagi saya tabung untuk pengembangan usaha. Dan dana ini saya beri nama dana C. Jika dana B sudah cukup untuk perbaikan sepuluh alat berat, kira-kira sama dengan dan A, maka saya akan alihkan dana perbaikan yang tadinya memakai dana A, saya alihkan menjadi memakai dana B, sedangkan dana A yang tersisa saya cadangkan untuk mebeli kembali Carterpilar yang terlanjur sudah saya jual tersebut, tentu saja dananya kurang. Kekurangan dana itu saya dapatkan dari tabungan dana C. Dana C saya buat untuk tabungan pembelian Carterpilar atau alat berat baru untuk pengembangan usaha. Tentunya berbeda ketika usaha yang dipegang pengusaha yang pertama dengan yang saya tangani, karena saya telah mepunyai dana B sebagai perbaikan peralatan yang rusak dan dana C untuk pengembangan Usaha. Walaupun sama-sama punya sepuluh alat berat, tetapi tidak ada lagi stres.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar