Apakah yang disebut ibadah. Ibadah ialah merupakan kegiatan kemanusiaan, yang kaitan dan hubungannya kepada Allah subhanahu wata’ala. Bukan saja kegiatan yang dilakukan tergolong penyembahan seorang hamba pada tuhannya, tetapi juga segala macam kegiatan yang baik dilakukan dan dirihoi tuhan adalah ibadah. Segala macam kebaikan, yang bertujuan dan berdampak baik adalah ibadah. Bahkan Allah subhnahu wata’ala menegaskan bahwa bukanlah kegiatan ritual yang disebut sebagai kebajikan, tetapi kebajikan adalah hal-hal yang diluar kegiatan ibadah seperti sholat, do’a, dan ibadah mahdhoh lainya.
لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّ
وا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَالْمَلائِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَلَى حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّائِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُوا وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاءِ وَالضَّرَّاءِ وَحِينَ الْبَأْسِ أُولَئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَأُولَئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ
Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya) dan mereka itulah orang-rang yang bertakwa. (QS: Al Baqoroh :177 )
Jadi sebenarnya kebajikan adalah ibadah yang diperintahkan Allah swt kepada kita umat manusia. Termasuk sholat dan zakat, juga beriman kepada Allah swt dan rasulnya, adalah merupakan bagian kebajikan. Dan segala macam kebabaikan-kebaikan, adalah ibadah dan Ibadah semacam sholat, Puasa, adalah puncak segala kebaikan. Kebajikan adalah keluasan ketaatan kepada Allah SWT.
Apakah yang dimaksud menghadapkan ke Timur dan ke Barat dalam ayat diatas? Menurut asbabun nuzul ayat tersebut dijelaskan bahwa ayat ini turun disebabkan oleh adanya pandangan orang kafir Jahiliah, yang mengatakan mengapa orang mukmin merubah qiblatnya dari masjid Al Aqsho di Paletina ke Masjidil Haram di Mekkah? Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka turunlah ayat ini. Jadi yang dimaksud dengan menghadap ke Timur dan ke Barat adalah sholat atau ibadah. Sedangkan Kebajikan adalah ibadah dengan ketaatan yang lebih luas lagi.
Kebaikan itu ibadah, dan segala macam ibadah adalah kebaikan. Nabi saw bersabda:
ألإحسن ان تعبد الله كانّك تراه فإنلم تكن تراه فإنّّه تراك
Al Ihsan an ta'budulloh ka'annaka taroohu fa illam takum tarohu fa innahu tarooka
Kebaikan adalah kamu beribadah kepada Allah sekan-akan kamu melihat Allah, seandainya kamu tidak dapat melihat Allah, sesungguhnya Allah melihat kamu.Mutafaqun alaih
Ibadah yang ditentukan oleh Allah tata caranya, sebahagian wajib dikerjakan untuk menunaikan hak Allah dan melaksanakan fungsi manusia, dan sebahagian lagi hanya sebagai ibadah sunat, tambahan saja, jika dikerjakan akan mendapat pahala, tetapi jika tidak dikerjakan tidak akan mendapat dosa. Ibadah yang telah ditentukan tata caranya seperti ini, adalah ibadah yang dikenal dengan ibadah mahdhoh, ibadah yang ada karena adanya perintah atau anjuran untuk melaksanakannya. Ibadah seperti ini rutin dikerjakan berdasarkan waktunya. Misalkan ibadah sholat, rutin dikerjakan jika waktu ibadah sholat sudah sampai. Puasa, rutin dikerjakan jika tepat pada waktunya, yaitu di siang hari, di bulan Ramadhan, atau waktu-waktu yang dianjurkan melaksanakan puasa, seperti hari senin, kamis. Begitu juga Zakat, ada waktunya membayar Zakat. Begitu pula Haji, ada waktunya pula beribadah haji.
Adapun kebajikan, kebaikan, atau perbuatan baik, yang diridhoi Allah, dan dilakukan hanya semata ingin mendapatkan ridho Allah semata, maka ini, sesuatu yang bernilai ibadah. Artinya apabilah perbuatan baik ini dikerjakan akan mendapat pahala dari Allah swt. Sesuatu yang mendapat pahala dari Allah swt apabila dikerjakan, karena Allah ridho atas perbuatan itu, tetapi tidak ada perintah atau anjuran khusus untuk itu, inilah sesuatu yang bernilai ibadah, yang juga berarti ibadah ghoiru mahdoh. Ibadah ghoiru mahdhoh seperti ini dapat dilakukan kapan saja, dan tidak terikat oleh waktu tertentu. Ia berpahala karena ridho dari Allah swt.
Tetapi ibadah ghoiru mahdhoh seperti ini tidak boleh dijadikan ibadah mahdhoh, maksudnya seseorang mengikat diri, mengharuskan diri sendiri, untuk berbuat ibadah ini, atau rutin harus dikerjakan menurut waktu tertentu, misalnya bersyukur atas nikmat umur yang telah diberikan Allah kepada kita adalah mempunyai nilai ibadah. Tetapi jika dijadikan rutin dilakukan setiap tahun, dengan upacara atau seremonial tertentu, pada waktu tertentu biasaya pada hari kelahiran, bersedekah makanan, memang dianjurkan tetapi jika berkaitan dengan hari seremonial pesta kelahiran ini maka, apapun kegiatannya menjadi tidak boleh dilakukan karena, karena sudah berubah menjadi kegiatan ibadah mahdhoh. Dan kegiatan ibadah mahdhoh ini, hanya boleh dilakukan jika ada perintah, atau contoh yang dilakukan nabi saw.
nabi saw bersabda:
مََن عمِِل عملا ليس به مِن أمرنا فهو ردٌّ
man amila 'amalan laisa bihi min amrina, fahua raddun
Barangsiapa yang mengamalkan suatu amalan yang tidak ada perintah dari ku maka ianya tertolak.(Al Hadits)
Karena usul fiqh juga mengatakan:
الأصل ععبدة آدم و ممنوع حتّى يأتى النص لأمرها
Al Ashlu ibadah aadamu, wa mamnu'un, hattaa ya'tin Naasha li amrihaa
Pada dasarnya setiap ibadah adalah tiada dan terlarang untuk dikerjakan sampai ada dasar hukum (dalil) yang memerintahkan demikian.
Biasanya ibadah ghoiru mahdhoh seperti ini dapat dilakukan oleh karena ada sebab untuk dapat melakukannya. Contohnya menolong orang. Menolong orang tentunya harus ada orang yang membutuhkan pertolongan, mungkin karena kecelakaan, bencana alam, dan lain sebagainya. Karena sebab ada orang membutuhkan pertolonganlah kita dapat melakukan ibadah menolong orang tersebut.
Jadikanlah sesuatu yang bukan ibadah, menjadi sesuatu yang bernilai ibadah. Ibadah yang bukan ibadah, maksudnya sesuatu yang bukan merupakan ibadah mahdhoh, karena Allah Ridho dengan perbuatan tersebut, maka Allah memberikan ganjaran pahala amal shaleh yang dikerjakan. Karena mendapatkan pahala, maka jadilah dia sesuatu pekerjaan yang bernilai ibadah. Itulah yang dimaksud ibadah yang bukan ibadah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar