Sabtu, 14 Mei 2011

Beriman Dengan Akhirat

Beriman dengan adanya hari akhirat, adalah salah satu hal penting dalam keimanan seseorang. Banyak ayat-ayat dalam al quran menjelaskan bahwa beriman pada hari akhirat ditempatkan setelah perkataan beriman pada Allah swt. Karena hari akhir adalah hari pembalasan amal kebajikan, kebaikan dan perbuatan keburukan.

Apakah jika akhirat itu tiada tidak lagi menyembah Allah? Pertanyaan ini sebenarnya diluar konteks pembicaraan tulisan ini, tetapi cukup menarik untuk dikaji dan dikaitkan dengan beriman pada hari akhirat. Tuhan sebagai maha pencipta, termasuk menciptakan diri kita, adalah zat yang paling berhak disembah, baik ada hari akhirat maupun tiada. Tetapi motivasi apa, yang dapat dijadikan alasan seseorang berbuat baik? Kalau tidak adanya balasan di hari akhirat? Tidak ada Surga, dan tidak ada Neraka? Jika anda menemukan jawaban untuk mendapatkan Ridho Allah swt, ya memang itulah jawaban satu-satunya, karena apa lagi selain itu. Memang benar untuk mendapatkan Ridho Allah swt, yang sebenarnya dibalik kata-kata itu juga mengharapkan Surga Allah swt juga, bukan?

Bagaimana seandainya seseorang tidak percaya pada hari akhirat?

Orang yang tidak percaya pada hari akhirat, yang percaya hidup hanya sebatas hidup didunia saja, dan tidak ada lagi hari setelah kematian, tidak ada Surga dan Neraka, maka orang tersebut:
  1. Mati-matian mengejar dunia. Seandainya dunia tidak ia dapatkan maka ia akan frustasi bisa jadi bunuh diri. Bagi yang mendapatkan sedikit kesenangan dunia, ia akan takut akan kematian. Karena ia merasa bahwa sudah berusaha keras untuk mendapatkan kebahagiaan, belum sempat ia nikmati seluruhnya, atau merasa sayang untuk meninggalkan dunia ini. Padahal sebenarnya mau atau tidak mau kematian itu akan pasti datang, cepat atau lambat, seseorang tersebut pasti akan meninggalkan dunia ini.


  2. Stress pada penyakit dan ketuaan atau usia lanjut. Sama seperti kematian usia lanjut dan penyakit juga amat ditakuti oleh orang yang tidak percaya pada hari akhirat, karena kebahagiaan hidupnya hanya sebatas umur manusia, yang dipotong usia muda. Penyakit dan Ketuaan adalah perenggut waktu, kesenangan dan kebahagiaan dunia.


  3. Tidak ada kata tanpa pamrih. Bagi orang yang hanya percaya hidup didunia, sangat mengharap balasan atas segala perbuatan baiknya. Balasan yang diharapkan tentunya balasan didunia. Mulai dari materi, harta, uang, upah, sampai pada promosi pangkat, goal tujuan tertentu, pujian, kedudukan dan sebagainya. Orang yang tidak percaya pada hari akhirat sangat membenci kerja bakti.


  4. Stres jika perbuatan baiknya hanya dilakukan sendiri. Ada juga orang yang tidak percaya pada akhirat, mereka berbuat baik karena adanya kepentingan bersama. Seperti menjaga kebersihan lingkungan. Sadar mereka melakukan perbuatan tidak akan mendapat upah atau gaji atau pujian, tetapi mereka dapatkan adalah hasil dari menjaga kebersihan itu sendiri, yaitu lingkungan mereka yang bersih. Hal ini mereka mau melakukan karena bersama-sama. Kalau hanya sendiri menjaga kebersihan lingkungan iapun sama seperti lingkungannya tidak mau menjaga kebersihan. Kesadaran pribadi untuk berbuat baik itu tidak ada, tanpa pamrih, atau ikhlas.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Kabar dari Palestina tentang Upaya Gencatan Senjata.

Osama Hamdan: Gerakan Hamas berupaya dengan segala kekuatan dan efektivitas untuk mengakhiri perang di Gaza dan mengintensifkan upaya untuk ...