Minggu, 24 Desember 2023

Analisis Militer Israel tentang penyerangan Palestina


Analis militer Israel: Hamas mengejutkan Israel dalam pertahanan dan tidak hanya dalam serangan..

Kata Sandi: Juhr Al Deek!!

Sulit untuk “membersihkan” wilayah perlawanan di Jalur Gaza. Setelah 57 hari, “Al-Shuja’iya” masih terus melakukan perlawanan, belum lagi adanya kantong-kantong perlawanan di lingkungan lain di Kota Gaza.  Masuknya tentara Israel ke Khan Yunis tanpa rencana setelah invasi cocok untuk proses balas dendam dan bukan langkah yang seharusnya menghasilkan strategi militer yang seimbang.

Analis politik Nadav Eyal menulis di surat kabar Yedioth Ahronoth bahwa Gerakan Perlawanan Islam (Hamas) tidak mengejutkan Israel dalam serangannya (operasi 7 Oktober), tetapi juga dalam pertahanan (kemampuannya untuk menahan perang itu), mencatat bahwa setelahnya 55 hari pengeboman dan perang darat, akhir dari Hamas tampaknya masih jauh, dan hasilnya tidak jelas.

Dia menunjukkan bahwa Hamas mengejutkan Israel dalam taktik pertahanan yang mereka pilih, dan meskipun banyak perbincangan tentang jebakan, alat peledak, dan penyergapan sebelum operasi darat dan yang dinetralisir oleh tentara Israel dengan pemboman udara besar-besaran, kejutannya adalah bahwa Kepemimpinan Hamas “tidak berhasil atau tidak mau.” Dalam melancarkan pertempuran ekstensif dan penuh kekerasan dengan unit tentara Israel, namun Hamas memilih metode bersembunyi dan menjauhi bentrokan untuk melindungi pasukannya dan amunisi yang langka.

Wartawan Israel tersebut menjelaskan bahwa (pemimpin Hamas di Gaza, Yahya) Sinwar, "bertaruh tepat waktu dan percaya bahwa dia dan pasukannya dapat bertahan di bawah tanah lebih lama dibandingkan tentara Israel dapat bertahan di atasnya."

Dia menambahkan bahwa sementara pasukan tentara Israel, yang memiliki kemampuan numerik dan daya tembak yang sangat besar, berupaya melakukan konfrontasi langsung dengan pasukan militer konvensional, mayoritas pejuang Hamas lebih memilih untuk tetap berada di parit mereka yang terletak di kota terowongan, yang lebih luas dan lebih dalam. dari apa yang diharapkan oleh dinas keamanan Israel.

Menurut Eyal, kelompok pejuang Hamas terdiri dari sel-sel kecil, biasanya dipersenjatai dengan peluru RPG, yang muncul dari mulut terowongan atau bangunan tempat tinggal, dan menyerang titik-titik lemah benteng Israel.

Taktik inilah yang menjelaskan, seperti yang dikatakan Nadav Eyal, apa yang dia gambarkan sebagai “berlanjutnya kehadiran pejuang Brigade Al-Qassam di wilayah utara Jalur Gaza meskipun mereka masuk oleh tentara Israel dan klaimnya untuk mengendalikan mereka,” yaitu mungkin yang juga mendorong komentator politik Nahum Barnea untuk menulis di Yedioth Ahronoth juga. Sulit untuk "membersihkan" wilayah Jalur Gaza dari perlawanan Palestina. Setelah 57 hari, Al-Shuja'iya masih berperang, apalagi kehadiran kantong-kantong perlawanan di lingkungan lain di wilayah utara Gaza.

Sumber: Situs web Al-Shadouf + Arab48

GAZA MENGEPUNG KITA


Oleh: Prof. Dr. Ahmad ar-Raisuni*


Blokade total yang dilakukan negara penjajah terhadap Gaza merupakan kejahatan besar terhadap penduduk Jalur Gaza, dengan keterlibatan langsung atau tidak langsung dari sebagian besar negara-negara Arab dan entitas Arab.

Blokade ini tidak dimulai dari tanggal 7 atau 8 Oktober 2023 lalu, sebagaimana dikatakan sebagian orang, tetapi mengalami eskalasi akhir-akhir ini, dari blokade untuk menekan berubah menjadi blokade untuk membunuh.. Sebelum ini blokade dilakukan untuk mempersempit ruang gerak, menyiksa dan memiskinkan, lalu sekarang menjadi blokade untuk membunuh dan mematikan. Sekarang menjadi bagian dari perang pemusnahan.. Tujuan dan hasil langsung dari blokade sekarang agar penduduk Gaza mati kelaparan dan kehausan, agar mereka mati karena berbagai penyakit dan luka-luka mereka; tanpa makanan dan air, tanpa tempat tinggal, tanpa obat-obatan, rumah sakit dan peralatan medis. Inilah blokade dalam perkembangannya yang baru..

Blokade pertama terhadap Gaza terjadi tahun 90-an abad lalu, selama masa penjajahan Israel terhadap Gaza. Blokade makin diperketat setelah gerakan Hamas berhasil dalam pemilu 2006, kemudian makin diperketat lagi tahun 2007, kemudian sekarang sampai ke tingkat pembunuhan melalui blokade.

Kesaksian PBB:

Dalam laporan yang diterbitkan Kantor Kordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (OCHA) disebutkan bahwa blokade secara terus menerus terhadap Jalur Gaza sejak 2006 "meliputi penetapan syarat-syarat yang diperketat bagi masuknya bahan bakar, barang-barang, dan gerakan individu dari dan ke Gaza. Selama bertahun-tahun pemerintah Israel berusaha mengokohkan politik isolasi Jalur Gaza dari berbagai wilayah Palestina di Tepi Barat dan al-Quds Timur, disamping mengontrol jumlah dan jenis barang-barang yang masuk ke Jalur Gaza, dan melarang ratusan barang diantaranya. Tindakan ini mengakibatkan terjadinya resesi ekonomi menyeluruh di Jalur Gaza dan meningkatnya tingkat kemiskinan dan pengangguran.

Disamping itu, blokade Israel ini berdampak secara khusus terhadap sektor kesehatan di Gaza. Karena tidak tercukupinya sekian banyak jenis obat-obatan dan kebutuhan utama medis sehingga banyak pasien terpaksa menunggu berbulan-bulan untuk menjalani operasi bedah. Selama tahun-tahun blokade, Israel melancarkan 4 kali serangan militer yang menghancurkan Gaza, membunuh ribuan penduduk sipil, menghancurkan ribuan rumah, fasilitas umum dan infra struktur".

Itulah blokade lama terhadap Gaza sejak 17 tahun lalu. Sedangkan blokade dalam perkembangannya yang baru dapat kita lihat, dengar dan ikuti rincian dan berbagai dampaknya setiap hari.

Gaza Mengepung Kita:

Gaza yang berjihad dengan tegar telah mengepung kita dengan berbagai syuhada dan korban luka-lukanya, dengan pembantaian dan reruntuhannya. Gaza akan mengepung kita semua sepanjang sejarah hingga hari kiamat.

Blokade Gaza mengepung dan mengungkapkan tingkat kebiadaban "negara-negara beradab" di abad 21 ini, terutama negara zionis, Amerika, Inggris, Prancis dan musuh kemanusiaan lainnya.

Blokade Gaza mengepung semua pihak yang diam membisu dan merasa senang dengan penderitaan rakyat Gaza, mengepung mereka dengan tuduhan melakukan kejahatan berupa tidak mau memberikan bantuan dan pembelaan kepada pihak yang teraniaya dan diserang secara zalim. Bagi kita hal ini merupakan kejahatan karena tidak mau menyelamatkan rakyat yang mengalami semua bentuk kejahatan yang pernah dikenal dalam sejarah umat manusia, dinyatakan sebagai kejahatan oleh semua agama, undang-undang pidana, dan konvensi internasional.

Blokade Gaza mengepung para penguasa kaum Muslimin dan penerintahan mereka dengan tuduhan mengkhianati amanat yang terpikulkan di atas pundak mereka:

اِنَّ  اللّٰهَ  يَأْمُرُكُمْ  اَنْ  تُؤَدُّوا  الْاَ مٰنٰتِ  اِلٰۤى  اَهْلِهَا  ۙ وَاِ ذَا  حَكَمْتُمْ  بَيْنَ  النَّا سِ  اَنْ  تَحْكُمُوْا  بِا لْعَدْلِ  ۗ اِنَّ  اللّٰهَ  نِعِمَّا  يَعِظُكُمْ  بِهٖ  ۗ اِنَّ  اللّٰهَ  كَا نَ  سَمِيْعًاۢ  بَصِيْرًا

"Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaknya kamu menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu. Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Melihat." (QS. An-Nisa': 58)

Setiap orang dari mereka -sekalipun seorang diri- bisa berbuat banyak atau melakukan "sesuatu" untuk menghentikan blokade, menolong warga yang diblokade dan menghentikan pelaku kejahatan. Tetapi selama 17 tahun mereka tidak melakukan apa-apa.

Mana pemerintahan Mesir yang berpenduduk 100 juta, apakah punya peran selain memperkuat blokade? Mana negara-negara Muslim yang berpenduduk 200 juta lebih seperti Indonesia, Nigeria, Pakistan, Turki dan lainnya? Presiden Nigeria melindungi kepentingan Prancis mati-matian hingga menghimpun kekuatan untuk memerangi Niger, apa yang telah dilakukan untuk menyelamatkan rakyat Muslim di Gaza? Apa yang telah diperbuat Turki yang pernah melakukan intervensi ke Siprus, Suriah, Irak, Libya dan Azerbaijan? Apakah bersedia memutus hubungan istimewanya di semua bidang dengan Netanyahu dan pemerintahannya?

Blokade Gaza mengepung pemerintah otoritas Palestina dengan berbagai tanggungjawab nasional dan tindakan konkritnya. Tetapi ia justru menunggu Amerika dan Israel membebaskan Gaza dari kekuasaan Hamas dan menyerahkannya kepada presiden Abbas!

Blokade Gaza mengepung dan meminta pertanggungjawaban bangsa Arab di sekirarnya, karena sejatinya mereka bisa berbuat banyak untuk menghancurkan blokade dan menolong saudara kandung dan tetangga. Tetapi hingga sekarang tidak berbuat sesuatu yang berarti!

Ya, Gaza akan terus mengepung kita dan meminta pertanggungjawaban kita hingga hari kiamat. (ars)

* Pakar ushul fiqh dan maqashid syariah. Mantan ketua Persatuan Ulama Internasional.

Kabar dari Palestina tentang Upaya Gencatan Senjata.

Osama Hamdan: Gerakan Hamas berupaya dengan segala kekuatan dan efektivitas untuk mengakhiri perang di Gaza dan mengintensifkan upaya untuk ...