Tampilkan postingan dengan label Tausyiah. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Tausyiah. Tampilkan semua postingan

Senin, 24 Agustus 2009

Keutamaan Sedekah


Salah satu amalan yang paling mulia di dalam Islam adalah sedekah. Sedekah adalah ibadah dengan perbuatan berbagi antar sesama atas yang kita miliki secara syah dan halal. Sedekah adalah keinginan membantu orang lain karena merasakan berat dan pedihnya penderitaan orang lain sehingga timbul keinginan untuk membantu. Keinginan untuk berbagi ini merupakan sifat mulia yang meniru sifat-sifat Allah. Salah satu sifat Allah subhanahu wata'ala adalah Maha pemberi. Kita dianjurkan untuk berbuat baik sebagaimana Allah subhanahu wata'ala berbuat baik. Sebagaimana firman Allah Ta'ala ayat Qashas ayat 77:


وَأَحْسِن كَمَا أَحْسَنَ اللَّهُ إِلَيْكَ

Dan berbuat baiklah sebagaimana Allah telah berbuat baik padamu

Karena utamanya perbuatan sedekah ini sehingga banyak terminologi atau istilah-istilah dalam Islam menggunkan kata sedekah. Misalnya amal perbuatan baik disebut dengan sedekah. Pemberian yang diwajibkan terhadap ummat Islam untuk memuliakan dan mensucikan seseorang disebut zakat, dalam al Qura'an diistilahkan juga dengan sedekah.



Firman Allah subhanahu wata'ala dalam surat At-Taubah ayat 103:

خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِم بِهَا وَصَلِّ عَلَيْهِمْ إِنَّ صَلاَتَكَ سَكَنٌ لَّهُمْ وَاللّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ

Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendo'alah untuk mereka. Sesungguhnya do'a kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.

Ayat tersebut diatas menjelaskan perintah untuk memungut zakat bagi muslim yang telah cukup batas kekayaanya sehingga diwajibkan untuk membayar zakat.

Dalam hal ini zakat juga disebut sebagai sedekah, yaitu sedekah harta.

Setiap perbuatan kebajikan yang kita buat dibandingkan dengan sedekah sebagai kebajikan tertinggi. Seperti Hadits dari riwayat Bukhari Muslim berikut ini:

تعدل بين اثنين صدقه وتعين ارجل دابته فتحمله عليها أوترفع له عليها متاعه صدقه, والكلام طيبة صدقه٫ وكل خطوة تمسيها إلى صلاة صدقه, وطميط الأذى عن طريق صدقه٠

Berbuat Adil diantara dua orang adalah sedekah, menolong orang mengangkatkan barangnya keatas kendaraannya atau engkau membawakan barang-barangnya, adalah sedekah, setiap perkataan yang baik adalah sedekah, dan setiap langkah kaki yang dilangkahkan pergi sholat adalah sedekah, dan membuang duri dijalan adalah sedekah.

Setiap kebajikan yang kita lakukan seperti hadits diatas dibandingkan dengan sedekah.
Adapun pemberian sebagian harta kita kepada orang lain karena terasa beratnya beban yang ditanggung orang lain dan hendak meringankan beban yang diderita oleh orang lain adalah kebajikan tertinggi.

Firman Allah dalam Al-Qur'an menjelaskan kepada kita:

لَن تَنَالُواْ الْبِرَّ حَتَّى تُنفِقُواْ مِمَّا تُحِبُّونَ وَمَا تُنفِقُواْ مِن شَيْءٍ فَإِنَّ اللّهَ بِهِ عَلِيمٌ

Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. [QS: Ali Imran ayat 92]

Apapun kebajikan atau perbuatan baik yang kita lakukan tidak akan sampai kepada Allah sebelum kita mampu memberikan sebagian harta yang kita cintai.

Kebajikan yang bagaimana yang bernilai disisi Allah tersebut diselain memberikan sedekah pada orang lain?
Dalam surat Al-Baqarah ayat 177 Allah berfirman:



لَّيْسَ الْبِرَّ أَن تُوَلُّواْ وُجُوهَكُمْ قِبَلَ الْمَشْرِقِ وَالْمَغْرِبِ وَلَـكِنَّ الْبِرَّ مَنْ آمَنَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَالْمَلآئِكَةِ وَالْكِتَابِ وَالنَّبِيِّينَ وَآتَى الْمَالَ عَلَى حُبِّهِ ذَوِي الْقُرْبَى وَالْيَتَامَى وَالْمَسَاكِينَ وَابْنَ السَّبِيلِ وَالسَّآئِلِينَ وَفِي الرِّقَابِ وَأَقَامَ الصَّلاةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَالْمُوفُونَ بِعَهْدِهِمْ إِذَا عَاهَدُواْ وَالصَّابِرِينَ فِي الْبَأْسَاء والضَّرَّاء وَحِينَ الْبَأْسِ أُولَـئِكَ الَّذِينَ صَدَقُوا وَأُولَـئِكَ هُمُ الْمُتَّقُونَ

Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (imannya); dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.

Dalam ayat diatas Allah ta'ala menjelaskan kepada kita bahwa bukanlah suatu perbuatan rutinitas kita sehari-hari beribadah dengan menghadapkan wajah ke Timur dan kebarat tetapi tidak dengan niat yang ikhlas kepada allah merupakan suatu kebajikan tetapi kebajikan disini berarti jauh lebih dalam lagi yaitu beriman dengan sesungguhnya terhadap yang mesti diimani, membantu orang dengan memberikan sebagian harta, termasuk zakat, menepati janji, sabar, sholat dengan sungguh-sungguh kepada Allah itulah yang dinamakan kebajikan yang benar dan dilakukan oleh orang yang benar. Dan orang seperti itulah yang disebut dengan orang yang bertaqwa.

Dan semua itu tidak akan ada gunanya jika kita tidak dapat membuktikan kita bahwa kita bersungguh dan ikhlas melakukan dengan cara memberikan sebagian harta yang kita cintai.

Marilah kita renungkan ayat-ayat surat Al-Balad berikut ini:

وَهَدَيْنَاهُ النَّجْدَيْنِ
فَلَا اقْتَحَمَ الْعَقَبَةَ
وَمَا أَدْرَاكَ مَا الْعَقَبَةُ
فَكُّ رَقَبَةٍ
أَوْ إِطْعَامٌ فِي يَوْمٍ ذِي مَسْغَبَةٍ
يَتِيماً ذَا مَقْرَبَةٍ
أَوْ مِسْكِيناً ذَا مَتْرَبَةٍ
ثُمَّ كَانَ مِنَ الَّذِينَ آمَنُوا وَتَوَاصَوْا بِالصَّبْرِ وَتَوَاصَوْا بِالْمَرْحَمَةِ
10. Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan
11. Tetapi dia tiada menempuh jalan yang mendaki lagi sukar.
12. Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu?
13. (yaitu) melepaskan budak dari perbudakan,
14. atau memberi makan pada hari kelaparan,
15. (kepada) anak yatim yang ada hubungan kerabat,
16. atau kepada orang miskin yang sangat fakir.

Surat Al-Balad ayat 10 sampai 16

Hidup di dunia ini diciptakan dua jalan. Pertama hidup senang tetapi tidak banyak bernilai. Yang kedua hidup susah tetapi bernilai. Jalan hidup susah mendaki lagi sukar itulah yang seharusnya ditempuh oleh manusia, itulah jalan yang benar, itulah jalan yang bernilai. Tetapi sedikit orang yang mau menempuh jalan itu. Jalan itu penuh banyak pengorbanan. Yaitu jalan yang penuh pengabdian sosial. Jalan yang penuh makna kepedulian sosial bagi sesama yang susah dan penuh penderitaan. Yaitu jalan berkorban untuk membebaskan budak, memberi makan orang kelaparan, menyantuni anak yatim, dan membiayai fakir dan miskin.

Dan dalam Surat Al-Ma'un dijelaskan siapakah orang yang pendusta agama itu?
Yaitu orang yang tidak peduli pada fakir miskin, dan menelantarkan anak yatim.

Dua surat yang tersebut diatas sangat kental maknanya kepada kepedulian sosial bagi sesama muslim. Bagi yang fakir, miskin, anak yatim dan anak terlantar.

Semoga kita dapat mengambil Ibroh dan Hikmahnya. Amiin, ya Rabbal 'Alamiin.
Demikianlah sedikit yang saya sampaikan, semoga bermanfaat. Lebih dan Kurang saya mohon ma'af. Wa billahi Taufiq Wal Hidayah, Wassalaamua 'alaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh..

Minggu, 23 Agustus 2009

Memakmurkan Masjid


Masjid sebagai pusat kegiatan Islam adalah tolok ukur majunya ummat islam. Sehingga ada terdengar kabar, orang Yahudi, Israel akan takut pada ummat Islam apabila jama'ah sholat shubuhnya sama banyak dengan jama'ah sholat jum'atnya. Bulan Ramadhan yang penuh berkah ini timbul suatu fenomena masjid penuh dibulan ramadhan, terutama diawal-awal. Karena itu yang semula menggentarkan ummat non muslim melihatnya, tetapi kemudian yakin bahwa diakhirnya akan mulai surut. Kita harus buktikan bahwa ramainya masjid ini akan berlangsung lama sampai diakhir ramadhan. Jika memang tidak terbukti kita masing-masing mari kita intropeksi diri kita, mengapa akhir-akhir ramadhan menurun. Kalau orang-orang yang meramaikan masjid menurun berarti pertanda iman-iman orang-orang jama'ah masjid pun ikut menurun.
Hal ini menurut firman dalam surat attaubah ayat 18:

إِنَّمَا يَعْمُرُ مَسَاجِدَ اللّهِ مَنْ آمَنَ بِاللّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَأَقَامَ الصَّلاَةَ وَآتَى الزَّكَاةَ وَلَمْ يَخْشَ إِلاَّ اللّهَ فَعَسَى أُوْلَـئِكَ أَن يَكُونُواْ مِنَ الْمُهْتَدِينَ

Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Hari kemudian, serta tetap mendirikan shalat, emnunaikan zakat dan tidak takut (kepada siapapun) selain kepada Allah, maka merekalah orang-orang yang diharapkan termasuk golongan orang-orang yang mendapat petunjuk.

Diharapkan dengan adanya ramadhan ini masjid penuh, tidak hanya diawal tetapi sampai keakhir bulan ramadhan dan bahkan diluar bulan ramadhan pun masjid penuh sama seperti bulan ramadhan.


Itulah yang diharapkan dengan adanya bulan ramadhan ini. Karena bulan ramadhan ini bulan latihan. Jika di bulan Ramadhan masjid bisa penuh kenapa di luar ramadhan masjid sepi. Hanya tinggal Mu'azin yang tadinya azan kemudian jadi Imam, sekaligus makmum. Hal ini tentunya tidak diharapkan oleh bulan ramadhan. Kalau ini yang terjadi berarti harapan ramadhan menjadikan kita insan bertaqwa gagal. Artinya puasanya sebulan penuh juga gagal. Bukan berarti batal dan tidak ada pahala. Tetapi gagal disini gagal tujuannya.

Artinya diadakannya ramadhon untuk meningkatkan iman kita. Jika Iman kita tidak meningkat berarti misi tidak tercapai. Marilah kita pertahankan ramainya masjid ini sampai diluar ramadhan juga seperti ini. Karena salah satu tanda kemajuan Islam dengan ramainya masjid-masjid yang ia bangun. Sholatlah berjamaah di masjid dimanapun berada. Karena dari Anas bin Malik di ceritakan bahwa rasulullah biasa sholat dimana saja bila sudah masuk waktunya tiba walaupun di kandang kambing [Riwayat Bukhari dari Anas].

Kalau terdengar azan di masjid segeralah ke masjid untuk melakukan sholat jama'ah. Karena sholat jama'ah pahalanya lebih tinggi dua puluh tujuh derajat dibanding sholat sendiri. Orang sholat sendiri tidak mungkin mengejar pahala orang yang mengerjakan sholat jamaah di Masjid. Ibarat orang berjalan kaki dengan orang memakai kendaraan seperti kuda. Orang berjalan kaki tidak mungkin mengejar orang berkuda. Karena pahala orang sholat berjamaah lebih banyak dua puluh tujuh kali. Sama dengan melakukan sholat shubuh dua puluh tujuh kali, sholat zhuhur dua puluh tujuh kali, sholat ashar dua puluh tujuh kali, sholat maghrib dua puluh tujuh kali, sholat Isya dua puluh tujuh kali. Bisa kah kita melakukan sholat subuh sebanyak dua puluh tujuh kali dalam waktu yang sama sendiri. Jawabnya tidak boleh. Yang dibolehkan sholat berjama'ah ke Masjid, jika tidak tentunya rugi, rugi, rugi, sangat rugi.

Setiap langkah kaki kita untuk sholat adalah sedekah. Berapa langkah yang kita lakukan jika berjalan ke Masjid? Berarti sama banyaknya berapa kali sedekah yang kita lakukan.

Semoga kita dapat mempertahankan ramainya masjid ini sampai akhir ramdhan dan di luar ramdhan tetap ramai amin.

Bapak-bapak ibu-ibu sekalian...
Banyak kegiatan jika mesjid ini ramai. Permasalahan ummat dapat ditanggulangi bersama-sama jama'ah masjid. Bagi yang kekurangan penghidupan atau mata pencaharian, bisa dicarikan pekerjaan, atau diberikan modal. Kita bisa buat koperasi Masjid. Sehingga kita bisa mendapatkan bantuan modal bagi yang kurang mampu. Saya dapat melihat masjid yang seperti itu di rumbai. Masjidnya telah berhasil menjadikan seorang jama'ahnya yang miskin tidak ada pekerjaan menjadi peternak kambing yang sukses. Dan masjid tersebut telah menjadikan seorang pemuda yang menganggur menjadi pemotong rumput yang mendapat penghasilan yang lumayan menghidupkan keluarganya. dan Telah berhasil pula menjadikan jama'ahnya yang terlantar karena ditipu agen TKI gadungan, tanpa modal apa-apa mendirikan kedai kecil-kecilan yang dapat memberikan penghidupan baginya dan keluarganya. Dan belanja yang murah di koperasi. Jika ada yang sakit dikunjungi dan dibantu bersama. Kita dapat membuat klinik di Masjid dengan biaya yang murah. Masjid tempat menginap bagi musyafir, bisa dibuat ruang khusus untuk penginapan. Masjid sebagai sarana menimba ilmu perlu dibuat perpustakaan, diadakan sarana pendidikan sampai ke taraf perguruan tinggi dan sebagainya.

Sabtu, 22 Agustus 2009

Ramadhan bulan Ibadah


Ibadah dibulan Ramadhan adalah kesempatan meraih keridhoan Allah subhanahu wata’ala, selain juga mengharap pengampunannya. Karena dalam suatu hadits diterangkan bahwa :

من قام رمضان إيمانا واختشابا غفر له ما تقدم من ذنبك

Barang siapa yang mendirikan malam-malam bulan Ramadhan karena penuh rasa keimanan dan pengharapan akan keridhoan Allah subhanahu wata’ala maka diampunkan dosa-dosa yang telah ia perbuat dimasa lalu. (Hadits)

Oleh karena itu kita melaksanakan ibadah Ramadhan harus Ikhlas dan penuh pengharapan akan Ridho Allah subhanahu wata’ala.

Seandainya kita melakukan hanya menunaikan kewajiban saja tentunya kita tidak mendapat berkahnya. Orang-orang ini tidak akan mendapat berkanya selain itu juga termasuk orang-orang yang tidak disapa oleh Ramadhan.


Orang-orang yang tidak Ikhlas melakukan ramadhan tentunya mempunyai nasib yang malang karena tidak disapa Ramadhan.

Dalam satu Hadits diterangkan:

كم من صائمين ليس له من صيامه إلا جوع والعطش

Berapa banyak dari orang-orang berpuasa tetapi tiada yang dapat ia peroleh dari puasanya tersebut kecuali lapar dan dahaga saja.

Tentunya sangat tidak kita harapkan hal tersebut terjadi pada diri kita.

Bulan Ramadhan adalah bulan bonus yang diberikan oleh Allah subhanahu wata'ala kepada kita yang bersungguh-sungguh beribadah padanya hanya semata-mata mengharap ridhonya dengan pahala yang besar dan berlipat ganda, jika dibandingkan kalau ibadah tersebut dilakukan dibulan Ramadhan.

Selain pahala yang besar jika beribadah dibulan Ramadhan maka dibulan ini dibuka pintu Tobat, sebagaimana hadits diatas, yang menjadi nama pula dibulan Ramadhan ini sebagai bulan pengampunan, Syahrul Maghfiroh

Bapak-bapak ibu-ibu serta anak-anak sekalian yang dimuliakan Allah subhanahu wata'ala.

Orang yang berpuasa karena Allah ta'ala, maka Allah akan banggakan orang-orang yang berpuasa ini pada seluruh alam, Dilangit, dan dihadapan seluruh para malaikatnya, Lihatlah hamba-hambaku tunduk dan patuh pada ku dengan sepenuh hati. Mengapa Allah subhanahu wata'ala membanggakan kita yang berpuasa ini? Karena Allah mengetahui yang mana yang benar-benar berpuasa dan mana yang tidak benar-benar berpuasa.

Puasa adalah ibadah syiriyah, tersembunyi, hanya pribadi orang yang berpuasa tersebut dan Allah yang tahu tentang ibadah yang ia perbuat. Karena manusia dapat ditipu, makan dan minum dapat bersembunyi dari manusia, tetapi dari hadapan Allah tidak dapat bersembunyi. Oleh sebab itu orang berpuasa juga melatih kejujurannya, kepada manusia, juga kepada Allah subhanahu wata'ala.

Ibadah yang dapat kita lakukan dibulan Ramadhan adalah misalnya membaca Al-Qur'an yang pahalanya satu huruf satu kebaikan. Sama ketika kita melakukan kebaikan apa saja diluar misalnya membantu orang, membuang duri dijalan, sama pahalanya dengan membaca satu huruf al-Qur'an. Bukan Alif lam mim satu huruf kata rasul, tetapi alif satu huruf, lam setu huruf, mim satu huruf. jadi jika membaca alif lam mim maka kita akan mendapat pahala sama dengan melakukan tiga kebaikan. Dapat dibayangkan bagaimana jika dapat membaca quran satu qur'an penuh tiga puluh juz, tentunya akan mendapat pahala beribu-ribu jumlah kebaikan. Karena Al-Qur'an lebih dari enam ribu ayat, kira-kira 6.235 ayat, dan satu ayat terdiri dari beberapa huruf, rata-rata lebih dari dua puluh huruf. Membaca al-Qur'an dengan berwuduk pahalanya, yang beribu-ribu tadi, dikalikan tiga dan dibulan Ramadhan dikalikan lagi sepuluh. tentunya akan kita dapat beratus-ratus ribuh pahala kebaikan dengan hanya membaca Al-Qur'an saja.

Itu baru contoh membaca Al-Qur'an belum lagi misalkan sholat. Sholat sunat pahalanya disamakan dengan sholat wajib. Dan pahala sholat wajib lebih berlipat ganda lagi. Sholat jama'ah pahalanya 27 kali lipat dibanding dengan sholat sendiri. Kalau sholat jama'ah dilakukan dibulan Ramadhan pahalanya lebih berlipat ganda lagi. Dibanding orang yang sholat berjama'ah dengan orang sholat sendiri, seperti seseorang yang melakukan perjalanan dengan berjalan kaki yang dengan kecepatan 1 km perjam, dibanding dengan orang yang naik sepeda dengan 27 km perjam. Mungkinkah orang yang berjalan kaki dapat mengejar orang yang naik sepeda? tentunya tidak karena orang berjalan kaki berkali lipat kecepatannya dibanding dengan orang yang naik sepeda. Begitu pula, orang yang sholat sendiri tidak dapat mengejar pahala orang yang sholat berjama'ah.

Begitu pula sedekah: sedekah berlipat ganda pahalanya seperti sebutir padi, yang kemudian tumbuh menjadi tujuh tangkai, kemudian tiap-tiap tangkainya tumbuh seratus biji. Begitulah pahala sedekah yang telah kita buat.

Dalam satu hadits:

تعدل بين اثنين صدقه وتعين ارجل دابته فتحمله عليها أوترفع له عليها متاعه صدقه, والكلام طيبة صدقه٫ وكل خطوة تمسيها إلى صلاة صدقه, وطميط الأذى عن طريق صدقه٠

Berbuat Adil diantara dua orang adalah sedekah, menolong orang mengangkatkan barangnya keatas kendaraannya atau engkau membawakan barang-barangnya, adalah sedekah, setiap perkataan yang baik adalah sedekah, dan setiap langkah kaki yang dilangkahkan pergi sholat adalah sedekah, dan membuang duri dijalan adalah sedekah.

Dapat dibayangkan berapa sedekah yang dapat kita lakukan dibulan ramadhan dan berapa pahalanya?
Allahu a'lam

Demikianlah yang dapat saya sampaikan pada kesempatan ini semoga bermanfaat hendaknya wabilahi taufiq wal hidayah asalaamu alikum warahmatullahi wabarakaatuh.

Kamis, 20 Agustus 2009

Marhaban Ya Ramadhan


Salah satu kewajiban ummat Muslim adalah melakukan puasa di bulan Ramadan. Puasa dibulan Ramadan adalah salah satu rukun dari lima rukun Islam, yang salah satu rukunnya adalah puasa. Srbagai mana firman Allah Ta'ala dalam Surat Al Baqoroh ayat183 yang berbunyi:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.

Maka setiap diri muslim diwajibkan atasnya berpuasa yang menjadi rukun Islam tersebut yang jatuh pada bulan Ramadhan, yang Insya Allah jatuh pada hari Sabtu tanggal 22 Agustus 2009, esok hari.


Bulan Ramadhan adalah bulan yang mulia bagi ummat Islam karena diturunkannya Al-Quran, Kitab suci ummat Islam yang menjadi petunjuk bagi orang-oang yang diberi predikat oleh Allah sebagai orang yang bertaqwa, sama seperti puasa yang tujuan akhirnya adalah agar orang-orang yang melakukan puasa tersebut menjadi insan yang bertaqwa di sisi Allah Subhana wata'ala.

Sebagaimana Firman Allah Subhana wata'ala:


شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِيَ أُنزِلَ فِيهِ الْقُرْآنُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِّنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ


(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Qur'an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).

Oleh sebab itulah Ramadhan sebagai bulan diturunkannya Al-Qur'an, yang dalam bahasa Arab disebut sebagai Syahrul Qur'an. Selain itu Ramadhan disebut juga Syahrul Syiam, bulan diwajibkan puasa atau bulan puasa. Puasa yang menjadi kewajiban ummat Islam yang sekaligus merupakn rukum Islam yang keempat, ada juga yang bilang ketiga, keduanya betul tidak perlu menjadi permasalahan.

Puasa pada hakekatnya adalah melatih diri untuk berlaku sabar, melatih kita untuk selalu mendekatkan diri pada Allah Subhanahu wata'ala, melatih diri untuk selalu menigkatkan ibadah kepada Allah Subhanahu wata'ala, melatih diri untuk berlaku jujur, melatih diri untuk selalu ta'at pada perintah Allah subhanahu wata'ala, sehingga tujuan puasa tercapai yang menjadikan kita sebagai insan yang bertaqwa, mudah-mudahan diri kita semua dalam mencapainya setelah puasa sebulan penuh, Amin ya rabbal 'alamiin.

Karena Ramadhan sebagai pelatih kesabaran maka disebut pulalah Ramadhan sebagai bulan kesabaran, Syahrus Shobri, Dan sebagai bulan yang penuh latihan disebut pula Ramadhan sebagai Syahrut Tarbiyah, bulan pendidikan.

Kita dididik, dilatih sebulan penuh selama Ramadhan, untuk mencapai predikat taqwa. Oleh sebab itu sangatlah rugi jika kita mensia-siakan kesempatan ini. Karena bulan ini selain bulan untuk melatih kita menjadi Insan bertaqwa, juga sebagai bulan penuh limpahan Rahmat, Syahrur Rahmah, dimana setiap amalan sunah dilipat gandakan oleh Allah subhanawata'ala pahalanya seperti amalan wajib. Satu bulan ini setiap amalan dilipat gandakan sehingga seperti bulan penuh bonus dan pahala yang extra murah, obral pahala. Barang siapa mengerjakan amalan wajib akan dilipat gandakan pahalanya berkali-kali lipat. Oleh sebab itu yang perlu dilakukan dibulan puasa ini adalah mendatangi masjid, iktikaf didalamnya, dan melakukan amalan-amalan yang sunah dan wajib yang mendapat pahala berlipat-lipat di sisi Allah subhanahu wata'ala. Oleh karena itu bulan Ramadhan disebut juga sebagai bulan limpahan berkah dari Allah subhanahu wa ta'ala, Syahrul Barokah.

Jika sedang tidak berada di Masjid, juga perlu meluangkan kesempatan untuk beribadah sunat, membaca Qur'an, memberi nasehat, berzikir dan sebagainya.

Itulah yang dimaksud oleh Rasulullah salallahu alaihi wasalam dengan mendirikan bulan Ramadhan.

Sebagaimana sabda beliau:

Barang siapa yang mendirikan bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan intropeksi diri maka, niscaya diampunkan Allah subhanahu wata'ala dosa-dosanya di masa lalu.

Pengampunan juga yang dijanjikan oleh Allah subhanahu wata'ala pada bulan Ramadhan menjadikan Ramadhan juga dinamakan sebagai Syahrul maghfirah, bulan pengampunan. Karena nanti jika kita telah melewati sepuluh malam terakhir bulan ramadhan disubut sebagai malam-malam pengampunan, layalil maghfiroh.

Untuk menegakkan bulan ramadhan tersebut agar kita mendapat pengampunan Allah ta'ala salah satunya dengan memperbanyak membaca Al-Qur'an. Karena bulan puasa selain namanya bulan Al-Qur'an membaca Quran termasuk cara mudah mendapatkan banyak pahala. Karean menurut Rasulullah salallohu alaihi wasalam mengabarkan pada kita semua bahwa membaca Qur'an mendapat pahala disetiap hurufnya, bukan alif lam mim satu huruf, tetapi alif satu huruf, lam satu huruf, dan mim satu huruf. Coba bayangkan bagaimana jika membaca satu Quran penuh dibulan Ramadhan, tentunya beribu-ribu pahala akan kita dapatkan dari membaca al-Qur'an.

Jika kita membaca dalam keadaan berwuduk maka pahalanya dikalikan tiga. Dan jika membaca al-Qur'an di bulan Ramadhan maka pahala yang sudah dikalikan tadi akan dikalikan lagi dengan sepuluh. tentunya akan dapat ratusan ribu pahala jika kita membaca al-Qur'an dibulan Ramadhan.

Ini baru contoh beribadah dengan membaca Al-Quran. Bagaimana dengan ibadah-ibadah yang lain seperti sholat sunat, berzikir, bersedekah. Bahkan dalam salah satu hadits disebutkan bahwa, berbuat adil terhadap sesama manusia dihitung pahalanya sebagai suatu sedekah, membantu orang lain mengangkatkan barangnya, dihitung satu sedekah, dan setiap langkah, yang dilangkahkan kaki kita pergi ke masjid dihitung sebagai satu sedekah. Caba bayangkan berapa banyak sedekah yang dapat kita buat. Apa lagi bulan Ramadhan setiap pahala sedekah yang kita lakukan pahalanya akan dikali lipatkan.

Demikianlah sedikit yang saya sampaikan semoga bermanfaat, dan semoga kita dapat menjadi Insan yang bertaqwa dalam menegakkan amalan-amalan bulan ramadhan dan segala pahala kita diridhoi olah Allah subhanahu wata'ala. Amiin Ya Rabbal 'Aalamiin.

Minggu, 08 Maret 2009

Tausyiah

Ada beberapa hal yang perlu kita bekali ketika mengarungi kehidupan dunia diantaranya:
Pertama: Hadapi masalah dengan hati yang lapang dan jiwa yang tenang! Memang susah sih apalagi jika masalah berat, tapi kita harus bisa berpikir realistis, kali ini kita harus belajar apa-adanya.
Orang yang dapat terima apa-adanya adalah orang yang qona'ah. Qona'ah yaitu hasbuk bi qoliil, merasa cukup dengan yang sedikit. Orangnya tidak konsumtif, suka menabung, tidak banyak hutang, salah satu jalan kebahagiaan juga adalah adanya tabungan dan tidak ada hutang. Orang qonaah adalah yang bisa mengatakan: hasbunallah, laa ilaaha illallah, alaihi tawakaltu, wa huwa rabbul arsil 'azhiim. Hasbunallah wani'mal wakil, ni'mal maula wa ni'mannasiir.
Kedua: jujurlah. Jujur adalah pilar aqidah. Jujur membawa pada kebaikan, dan kebaikan membawa kita pada surga Allah swt. Sebaliknya dusta membawa pada dosa, dan dosa mengarahkan kita pada neraka, nauzubillah.
jujur artinya berkata apa-adanya, tapi jangan mengumbar aib malu, karena itu aurat, yang harus ditutupi. Allah menutupi aib, kesalahan dan dosa kita, maka kitapun harus menutupinya. Allah memerintahkan kita untuk selalu berkata jujur, jujur yang sebenarnya. Dan selalu berserta orang yang jujur.
Jujur menjadikan kita pribadi yang menarik, terbuka, selalu lepas dan ceria tanpa beban, dalam istilah psikologi pribadi yang extrovert; terbuka. orang sulit berkata jujur karena kebiasaan bohong, dan terikat dengan kebohongannya. Sekali orang tersebut berkata bohong maka untuk menutupi kebohongannya harus ada kebohongan berikutnya, begitu rentetannya sehingga ia tidak bisa lepas dari kebohongannya.
Memang susah jadi orang baik. Karea setiap erbuatan baik pasti ada tantangan, ada halangan dan rintangan. Apalagi kalau berhapan dengan orang jahat. Disini juga ada ujian. Ujian setulus mana kita dapat melakukan kebaikan dengan ketulusan. Nah kebaikan hanya dapat berlaku bagi orang baik. Untuk orang jahat berlaku kejahatan setimpal, tapi kita tidak berbuat jahat pula seperti mereka. Wa idza khoothoba humul jaahiluuna qoolu salaama. Kita berusaha melawan dengan yang lebih elegan yaitu dengan kebaikan, atau hindari.
Kalau kita telah berbuat baik maka kita telah berada pada jalur yang benar. Tidak ada salah kita berbuat baik, yang salah ya orang yang berbuat jahat. Karena orang jahat mereka iri, mereka dengki, mereka tidak suka pada kebaikan kita. Makanya orang jahat harus dihindari. Kalau masalah membalas biarlah Allah saja yang membalas.
menurut Syaikh DR. Al-Qorni dalam buku kumpulan nasehatnya yang berjudul "sinar zaman" mengatakan
hindarilah orang yang pendengki, karena orang pendengki, tidak suka kamu mendapat ni'mat, ia senang kamu celaka, ia senang kamu mendapat musibah. Orang-orang seperti ini harus dihindari, harus dijauhi, jangan dilayani.
Menurut saya penghindaran ini untuk setiap orang jahat.

Kabar dari Palestina tentang Upaya Gencatan Senjata.

Osama Hamdan: Gerakan Hamas berupaya dengan segala kekuatan dan efektivitas untuk mengakhiri perang di Gaza dan mengintensifkan upaya untuk ...